
Bensin E10 akan dijual sebagai uji coba di Kota Ho Chi Minh, Hanoi , dan Hai Phong mulai 1 Agustus (Ilustrasi: Shutterstock).
Sejak 1 Agustus, dua perusahaan minyak terbesar di negara itu, Vietnam National Petroleum Group ( Petrolimex ) dan Vietnam Oil Corporation (PV Oil), mulai menguji coba penjualan bensin E10 di Kota Ho Chi Minh, Hanoi, dan Hai Phong.
Penggunaan bensin E10 merupakan titik balik menuju energi terbarukan
Bensin E10 adalah campuran bensin tanpa timbal dan etanol (bio-alkohol), dengan etanol menyumbang 10% dari volumenya. Etanol adalah etil alkohol yang diproduksi dari bahan-bahan terbarukan seperti jagung, tebu, singkong, gandum, dll.
Di Vietnam, biofuel E5 RON92, yang mengandung 5% etanol, telah digunakan sejak 2017, tetapi tingkat penggunaannya masih terbatas. Sementara itu, bensin RON95—jenis bensin dengan indeks anti-ketukan tinggi berkat oktannya yang tinggi—dipercaya banyak orang, sehingga tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca tidak tercapai seperti yang diharapkan.
Menurut para ahli, penerapan bensin E10, yang mengandung 10% etanol, merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan berkontribusi dalam mencapai tujuan emisi nol bersih pada tahun 2050.
Etanol merupakan biofuel yang paling banyak digunakan di dunia dan berperan penting dalam mengurangi dampak iklim dari transportasi.
Bila dibakar sempurna, jenis alkohol ini hanya menghasilkan karbon dioksida dan uap air.
Saat ini, lebih dari 50 negara menggunakan biofuel. Di AS, bensin yang mengandung etanol hingga 10% merupakan standar wajib, rasio etanol dalam bensin di Brasil bisa mencapai 85%, dan Thailand serta Filipina juga umumnya menggunakan E10.
Bensin E10 membantu mengurangi 20-30% emisi beracun
Profesor Madya Dr. Pham Huu Tuyen, Direktur Pusat Penelitian Sumber Daya dan Kendaraan Bermotor Sendiri - Universitas Sains dan Teknologi Hanoi, mengatakan: Orang dapat menggunakan bensin E10 RON 95-III secara langsung tanpa penyesuaian teknis, bahkan ketika masih ada bensin lama di dalam tangki.

Nama lengkap bensin E10 yang banyak digunakan adalah E10 RON 95-III, di mana "E" mewakili rasio bioetanol dalam bensin, "RON" adalah nilai anti-ketukan bahan bakar, dan "III" (simbol Romawi) menunjukkan kualitas bensin yang cocok untuk kendaraan yang memenuhi standar emisi hingga level 3.
Tidak seperti bensin RON 95 dan RON 92 biasa (100% bahan berbasis mineral), bensin E10 RON 95-III terdiri dari 10% etanol dan 90% bensin mineral (berdasarkan volume).
Biofuel E10 dengan indeks RON yang berbeda bukanlah hal baru. Faktanya, banyak negara di dunia telah lama menggunakannya, bahkan dengan biofuel dengan rasio etanol yang lebih tinggi seperti E15, E20….
Misalnya, Amerika Serikat telah menggunakannya sejak tahun 1970-an, Brasil masih menggunakan etanol 100%, dan tingkat terendah saat ini adalah E27. Lebih dekat dengan kita, pangsa pasar biofuel E10 di Thailand mencapai lebih dari 70% dari pasar konsumsi bensin," ujar Associate Professor Tuyen.
Hal ini menunjukkan bahwa etanol dengan kandungan etanol 10% atau kurang dapat digunakan untuk sebagian besar kendaraan dan tidak menimbulkan efek yang berbeda dibandingkan dengan bensin mineral biasa.
Bioetanol berasal dari tumbuhan dan biomassa, sehingga bersifat terbarukan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Penggunaan sumber energi terbarukan akan ramah lingkungan.
Melalui penelitian di Universitas Sains dan Teknologi Hanoi, hasilnya menunjukkan bahwa bensin dengan 10% etanol memperlihatkan fitur teknis: kapasitas mesin, konsumsi bahan bakar setara dengan bensin mineral biasa.
Beberapa parameter teknis bahkan cenderung sedikit membaik. Di sisi lain, komponen beracun yang terbuang ke knalpot bensin seperti HC (Hidrokarbon) dan CO (Karbon Monoksida) saat menggunakan bensin E10 RON 95-III berkurang secara signifikan (20-30%) dibandingkan saat menggunakan bensin mineral RON 95-III.
Mobil tua sebaiknya diservis sebelum menggunakan bensin E10.
"Untuk beberapa kendaraan tua, terutama mesin yang berusia 25 tahun atau lebih, pengguna sebaiknya berkonsultasi dengan dealer atau bengkel resmi. Jika perlu, beberapa komponen yang bersentuhan langsung dengan bahan bakar sebaiknya diganti," saran Associate Professor Tuyen.
Kendaraan juga perlu menggunakan bahan bakar dengan indeks RON yang benar seperti yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Untuk mobil klasik yang berharga, pemilik mobil sebaiknya secara proaktif memeriksa informasi teknis dan membawa mobil ke pusat servis resmi untuk penyesuaian yang diperlukan (jika ada). Hal ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian penggunaan biofuel E10.
“Agar biofuel dapat digunakan secara luas, perlu adanya promosi komunikasi dan kebijakan yang mendorong masyarakat untuk beralih.
"Selain itu, perlu ada kebijakan insentif dan dukungan untuk mengurangi biaya di semua tahap produksi, pencampuran, dan distribusi, sehingga mengurangi biaya biofuel bagi konsumen. Ketika ada kebijakan yang wajar, pasar akan menjadi lebih menarik, sehingga menarik investor untuk berpartisipasi secara proaktif," ujar Associate Professor Tuyen.
Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc/tai-sao-viet-nam-can-xang-e10-de-huong-den-phat-thai-rong-bang-0-20250718111024930.htm
Komentar (0)