Pendaftaran Beasiswa STEM Wanita ASEAN-UK SAGE kini telah dibuka
Pemerintah Inggris, bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN, meluncurkan Beasiswa STEM untuk Perempuan ASEAN-UK SAGE Girls pada 28 Februari. Inisiatif ini bertujuan untuk menyediakan akses yang lebih luas terhadap pendidikan STEM bagi perempuan dan anak perempuan guna mengatasi kesenjangan gender di sektor ini di negara-negara ASEAN dan Timor-Leste.
Beasiswa ini akan mendukung individu-individu inspiratif di bidang STEM dan mempromosikan panutan perempuan dengan prestasi luar biasa di bidang STEM. Sebelas kandidat dari Timor-Leste dan ASEAN, termasuk Vietnam, akan menerima beasiswa satu tahun untuk menyelesaikan program magister di University of Warwick atau Imperial College London yang bergengsi di Inggris.
Beasiswa ini sepenuhnya didanai, termasuk biaya kuliah, tunjangan hidup, tiket pesawat pulang pergi, biaya perjalanan, biaya tes kemampuan bahasa Inggris internasional, biaya visa, dan asuransi kesehatan . Untuk mendaftar, kandidat harus memenuhi berbagai kriteria seperti: telah diterima di universitas yang ditunjuk, telah menyelesaikan gelar sarjana, menunjukkan kemampuan untuk berkontribusi bagi negara di masa mendatang, kembali ke negara tersebut setidaknya selama 2 tahun setelah program beasiswa berakhir, dan berkomitmen untuk aktif berkarya di bidang STEM.
Selain itu, ini juga merupakan tahun keempat British Council menerapkan program beasiswa STEM untuk perempuan di seluruh dunia, bekerja sama dengan universitas-universitas di Inggris. Bagi kandidat Vietnam, beasiswa ini didanai penuh selama satu tahun untuk menyelesaikan program magister di University of Bristol. Banyak kriteria beasiswa ini serupa dengan beasiswa SAGE STEM ASEAN-UK untuk perempuan.
Kedua program beasiswa tersebut sekarang menerima lamaran dan batas waktunya adalah pertengahan April 2024.
Kriteria Beasiswa STEM Wanita ASEAN-UK SAGE
Bapak Iain Frew, Duta Besar Inggris untuk Vietnam, mengatakan bahwa peluncuran Beasiswa STEM ASEAN-UK SAGE untuk Perempuan bertujuan untuk menyoroti potensi besar perempuan dan anak perempuan di bidang pendidikan. "Melalui inisiatif ini, kami berharap tidak hanya mendukung akses pendidikan tetapi juga membina generasi pelopor yang akan menginspirasi orang-orang di sekitar mereka," ujar Bapak Frew.
Sementara itu, Ibu Donna McGowan, Direktur British Council di Vietnam, mengatakan bahwa beasiswa ini dirancang untuk mengatasi minimnya perempuan dalam peran kepemimpinan STEM akibat sikap dan persepsi sosial. Oleh karena itu, kedua beasiswa ini bertujuan untuk menantang norma-norma tersebut, memberdayakan perempuan, menciptakan panutan, dan memperkuat sikap positif terhadap pendidikan STEM bagi perempuan, menurut Ibu McGowan.
Di negara-negara ASEAN, anak perempuan seringkali mengungguli anak laki-laki dalam matematika dan sains di sekolah dasar dan menengah. Kesenjangan gender mulai terlihat dalam pendidikan STEM di tingkat universitas, dengan hanya 19,3% perempuan yang memiliki gelar STEM dibandingkan dengan 39,8% laki-laki. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa 2022, perempuan hanya berpartisipasi dalam 20% pekerjaan STEM secara global. Banyak penelitian lain juga menyoroti disparitas dalam publikasi ilmiah, pendapatan, dan kemajuan karier bagi perempuan di bidang STEM.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)