Pada masa sidang ke-7 Majelis Permusyawaratan Rakyat Angkatan ke-15, rancangan Undang-Undang tentang Perubahan dan Penambahan Beberapa Pasal dalam Undang-Undang tentang Kefarmasian akan disampaikan Pemerintah kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk mendapat pertimbangan dan persetujuan.
Menurut Kementerian Kesehatan , setelah lebih dari 7 tahun penerapan, sebagai respons terhadap kebutuhan dan tuntutan praktik yang mendesak, sistem hukum kefarmasian telah mengungkapkan berbagai keterbatasan dan kekurangan, seperti terkadang beberapa obat belum memiliki waktu untuk memperbarui sertifikat registrasi edarnya; beberapa obat dalam kelompok obat yang sangat langka (misalnya: antidot, penawar racun, serum antibisa ular, dll.) mengalami kelangkaan di tingkat lokal. Kementerian juga menyebutkan berbagai alasan objektif dan subjektif yang menyebabkan situasi tersebut.
Untuk mengatasi kelangkaan obat, Kementerian Kesehatan telah melaksanakan penerbitan sertifikat registrasi edar obat. Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan telah menyerahkan dokumen kepada otoritas yang berwenang untuk memastikan bahwa obat dan alat kesehatan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk pemeriksaan dan pengobatan medis: Resolusi Majelis Nasional No. 80 tanggal 9 Januari 2023 mengizinkan obat yang memenuhi syarat untuk diperpanjang masa berlakunya hingga akhir tahun 2024;
Resolusi Pemerintah No. 30 tentang kelanjutan pelaksanaan solusi untuk menjamin ketersediaan obat-obatan dan peralatan medis; Penerbitan dan pelaksanaan dokumen hukum sebagai dasar untuk menjamin logistik dan pasokan di sektor farmasi.
Memperkuat pasokan obat-obatan berkualitas dan mengurangi kekurangan obat.
Saat ini, terdapat lebih dari 23.000 obat dengan sertifikat registrasi edar yang sah dengan sekitar 800 bahan aktif dari berbagai jenis, menjamin pasokan obat yang cukup untuk keperluan pemeriksaan medis dan pengobatan.
Selain memberikan sertifikat registrasi obat, Kementerian Kesehatan juga telah memberikan lisensi impor untuk obat-obatan yang belum diberikan sertifikat registrasi dalam sejumlah kasus: pemberian lisensi impor untuk obat langka, obat dengan persediaan terbatas, obat darurat, dan penawar untuk melayani kebutuhan perawatan khusus rumah sakit; pemberian lisensi impor tahunan untuk vaksin demam kuning untuk digunakan oleh pasukan penjaga perdamaian di Sudan Selatan.
Saat pandemi Covid-19 merebak, Kementerian Kesehatan berupaya memberikan izin impor vaksin Covid-19 dan obat pengobatan Covid-19 untuk menjamin ketersediaan obat yang cukup bagi kebutuhan pencegahan dan pengobatan penyakit masyarakat.
Selain itu, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan dokumen yang menginstruksikan perusahaan farmasi dan fasilitas pemeriksaan dan perawatan medis untuk melakukan pengadaan dan perencanaan guna memastikan kecukupan obat untuk kebutuhan perawatan. Terutama selama liburan, Tahun Baru, dan pergantian musim (dingin - semi, semi - panas, dll.), terdapat risiko peningkatan kasus penyakit.
Kementerian Kesehatan menilai langkah-langkah di atas dapat mengatasi kelangkaan obat lokal untuk sementara. Namun, untuk menyelesaikan masalah terkait jaminan pasokan obat secara menyeluruh dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian kebijakan sesuai dengan kenyataan, di mana amandemen Undang-Undang Farmasi menjadi solusi prioritas utama.
Beberapa materi muatan dalam UU Farmasi hasil revisi mengarah ke arah tersebut, antara lain: Penataan ulang tata usaha kefarmasian, penambahan jenis usaha dan tata cara usaha;
Menyederhanakan prosedur administratif dalam pemberian Surat Tanda Registrasi Peredaran Obat dan izin impor obat.
Dengan demikian, meningkatkan akses masyarakat terhadap obat-obatan yang bermutu, aman dan efektif, sekaligus menurunkan harga obat dan, sebagai hasilnya, mengurangi biaya pengobatan bagi masyarakat.
Diharapkan pada periode mendatang, setelah Undang-Undang Farmasi hasil revisi diundangkan, Kementerian Kesehatan akan menyampaikan kepada Pemerintah Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Undang-Undang Farmasi beserta Surat Edaran terkait untuk menetapkan kebijakan dalam Undang-Undang Farmasi hasil revisi guna meningkatkan ketersediaan obat bermutu dan mencegah kelangkaan obat seperti yang terjadi pada periode sebelumnya .
[iklan_2]
Sumber: https://www.nguoiduatin.vn/tang-kha-nang-tiep-can-thuoc-chat-luong-giam-gia-thanh-thuoc-a668586.html
Komentar (0)