Ikan teri dijual di pasar Tan Thanh, kawasan Hoa Binh.
Penduduk danau menyebut ikan perak "kod" – bukan kebetulan. Tubuh mereka ramping, transparan, berkilau keperakan di bawah sinar matahari, mata hitam mereka yang seperti biji wijen tampak menonjol di tubuh mereka yang murni. Mereka hanya memiliki sederet sisik kecil di depan sirip dubur, kepala runcing dengan banyak gigi, dan tulang mereka sebagian besar terdiri dari tulang rawan, membuat setiap potongan dagingnya lembut namun tetap mempertahankan kekenyalan khasnya.
Menurut para nelayan kawakan di Hoa Binh (tua), ikan mas perak adalah spesies ikan yang sepenuhnya alami, dan tidak dapat dibudidayakan secara artifisial. Mereka berkumpul berkelompok di perairan hulu, memakan alga, plankton, dan tunas rumput muda—sumber makanan yang bersih dan berlimpah. Itulah sebabnya daging ikan ini memiliki warna putih bersih yang langka, rasa manis, dan sama sekali tidak amis. Orang-orang masih saling berkilah: Ikan Sungai Da aman, tetapi ikan mas perak adalah yang paling aman.
Ikan mas perak dianggap sebagai "mutiara salju" di Sungai Da.
Menangkap ikan teri tidaklah mudah. Mereka berenang cepat, dan ketika mendengar suara, mereka membalikkan air dan menghilang, lalu berkumpul dalam kawanan saat air tenang. Setiap kali Anda menebar jaring, Anda beruntung bisa menangkap beberapa kilogram. Musimnya pendek, banyak muncul di bulan Mei dan Juni, dan secara bertahap berkurang di bulan Agustus, sehingga produksinya langka. Inilah yang membuat ikan teri selalu masuk dalam daftar "barang langka" yang diburu para pencinta kuliner, meskipun harga jualnya yang mencapai 100.000 - 120.000 VND/kg tidak pernah mengurangi daya tariknya.
Penghuni danau dan koki berpengalaman punya banyak cara untuk mengapresiasi cita rasa ikan teri. Cukup rendam secukupnya, bungkus dengan daun sirih, daun ara, daun nhoi, atau daun jahe, lalu goreng atau bakar. Daging ikan akan terasa kenyal, manis, dan harum. Setelah digoreng dengan lemak atau minyak, ikan teri akan menjadi renyah, berpadu dengan aroma daun jeruk bali dan daun sirih—camilan favorit yang tak tertahankan.
Sup ikan asam merupakan hidangan pelepas panas musim panas yang digemari banyak orang.
Ibu Nguyen Thi Minh, dari Distrik Hoa Binh, berbagi: Di hari-hari musim panas yang terik, semangkuk sup asam dengan ikan teri dan daun sirih, atau dimasak dengan tomat, nanas, belimbing, dan rempah-rempah seperti bawang bombai, dill, dan ketumbar Vietnam adalah pilihan yang sempurna. Rasa asam yang dipadukan dengan rasa manis yang menyegarkan tidak hanya menyejukkan badan, tetapi juga membuat pengunjung merasa nyaman dan rileks. Para ibu rumah tangga saling berbagi bahwa hidangan berbahan ikan teri juga baik untuk kesehatan: mengurangi lemak darah, baik untuk jantung, mengatur tekanan darah, dan membantu menyegarkan jiwa.
Di pasar-pasar di Tong, Tan Thanh, Nghia Phuong, Hoa Binh, atau Hanoi , ikan teri segar yang dipajang di nampan bambu selalu menarik perhatian pembeli. Namun, membeli dalam jumlah banyak tidaklah mudah; kebanyakan orang harus memesan terlebih dahulu dan menunggu keberuntungan untuk mendapatkan beberapa kilogram. Bagi mereka yang pernah menikmatinya, rasa ikan teri meninggalkan kesan yang mendalam, membuat mereka selalu menantikan kabar ikan baru setiap musim panas.
Tak sekadar hidangan, ikan teri Sungai Da juga merupakan simbol kemurnian, kelangkaan, dan erat kaitannya dengan kehidupan di wilayah danau. Musim ikan datang dan pergi dengan cepat, tetapi kenangan akan rasa manis dan kejernihan "mutiara salju" Sungai Da tetap ada, menjadi kisah kuliner yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Huong Lan
Sumber: https://baophutho.vn/ca-ngan-ngoc-tuyet-song-da-237691.htm
Komentar (0)