Pada 17 Agustus, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menepis optimisme Presiden AS Joe Biden setelah pemimpin Gedung Putih tersebut mengatakan gencatan senjata di Gaza hampir tercapai menyusul perundingan di Doha.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Doha untuk menghadiri putaran perundingan gencatan senjata di Gaza. (Sumber: Reuters) |
Dalam pernyataan kepada AFP , Bapak Zuhri mengatakan: "Mengatakan bahwa kita hampir mencapai kesepakatan adalah ilusi... Kita tidak menghadapi kesepakatan atau negosiasi yang nyata, melainkan penerapan arahan Amerika."
Perundingan gencatan senjata Gaza di ibu kota Qatar, Doha, telah ditangguhkan hingga pekan depan, Al Jazeera melaporkan. Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan pada 16 Agustus, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat mengatakan para pejabat senior dari ketiga negara akan bertemu kembali di Kairo dengan harapan mencapai kesepakatan akhir mengenai gencatan senjata Gaza dengan persyaratan yang diajukan kepada Hamas dan Israel di Doha.
Putaran perundingan baru yang bertujuan mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza dilanjutkan di Doha pada 15 Agustus, dengan mediator dari Mesir, Qatar, Amerika Serikat, dan Israel. Gerakan Islam Hamas tidak terlibat langsung dalam diskusi tersebut, tetapi diberitahu tentang perkembangan perundingan.
AS, yang bertindak sebagai mediator bersama Qatar dan Mesir, berupaya menengahi gencatan senjata di Gaza, yang merupakan kunci untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan perundingan tersebut telah mencapai "awal yang menjanjikan", tetapi mengakui "masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan".
Pembicaraan di Doha merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menyelesaikan meningkatnya kekerasan yang telah menewaskan lebih dari 40.000 orang di Gaza selama 10 bulan terakhir.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/trai-voi-tong-thong-joe-biden-hamas-khong-optimistic-ve-dam-phan-ngung-ban-o-dai-gaza-282979.html
Komentar (0)