Pada Hari Kemanusiaan Sedunia (19 Agustus), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menghormati para pekerja bantuan kemanusiaan dan menyerukan diakhirinya serangan terhadap mereka dan warga sipil.
Dalam pesannya, Sekretaris Jenderal PBB Guterres memuji keberanian dan semangat pelayanan para pekerja kemanusiaan untuk meringankan kesulitan dan penderitaan manusia.
Pada tahun 2023, operasi kemanusiaan yang dikoordinasi PBB menjangkau lebih dari 140 juta orang di tengah kekurangan dana yang parah. Namun, tahun itu juga merupakan tahun paling mematikan bagi para pekerja bantuan yang pernah tercatat. Di Gaza, Sudan, dan di berbagai belahan dunia, para pekerja kemanusiaan diserang, dibunuh, terluka, dan diculik, bersama dengan orang-orang yang mereka bantu.
Statistik dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menunjukkan bahwa 280 pekerja bantuan tewas di 33 negara pada tahun 2023, lebih dari dua kali lipat jumlah pada tahun 2022. Menurut OCHA, jumlah pekerja bantuan yang tewas pada tahun 2024 bisa lebih tinggi lagi, dengan 172 pekerja bantuan tewas (per 7 Agustus).
Di Somalia khususnya, statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terdapat 124 insiden yang memengaruhi akses kemanusiaan di Somalia, termasuk 13 insiden penyerangan, pelecehan, dan intimidasi yang melukai 12 pekerja bantuan.
Menurut PBB, Somalia saat ini tengah menyaksikan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan jutaan orang menderita akibat dampak perubahan iklim yang semakin parah, konflik berkepanjangan, wabah penyakit, dan ketidakstabilan ekonomi .
KHANH HUNG
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/tong-thu-ky-lien-hop-quoc-yeu-cau-ngung-cac-cuoc-tan-cong-nham-vao-nhan-vien-cuu-tro-va-dan-thuong-post754873.html
Komentar (0)