Kebangkitan sutra
Pada tahun 2025, Penghargaan Seni Rupa tahunan dari Asosiasi Seni Rupa Kota Ho Chi Minh memilih lukisan sutra sebagai fokus, untuk mendorong kreativitas para penulis, sekaligus menghormati materi tradisional yang mengalami masa kemunduran.
Melalui babak penyisihan, 114 karya dari 89 penulis terpilih untuk dipamerkan. Angka-angka ini tidak hanya signifikan secara statistik, tetapi juga mencerminkan hasrat dan keterikatan berbagai generasi seniman terhadap sutra—material yang membutuhkan kecanggihan, kesabaran, dan teknik yang solid. Pameran tahun ini mempertemukan para penulis dari Kota Ho Chi Minh, Quang Ninh, Gia Lai, Can Tho , Dong Nai, Vinh Long... Konvergensi ini telah menciptakan ruang yang beragam dan kaya, menegaskan vitalitas lukisan sutra yang kuat dalam kehidupan seni rupa nasional.

Jika di masa lalu, lukisan sutra sering dikaitkan dengan tema-tema tradisional, cenderung pada keindahan yang liris dan lembut, kini para penulis muda telah membawa perspektif baru. Perubahan ini bukanlah suatu kebetulan, melainkan sebuah inovasi zaman.
Banyak kritikus mengakui fakta bahwa dalam beberapa tahun terakhir, para pelukis sutra telah dengan berani berinovasi dalam teknik, mengolah palet warna, dan memperkenalkan blok serta corak yang lebih modern ke dalam lukisan mereka, sambil tetap mempertahankan puisi dan kehalusan yang melekat pada sutra. Harmoni antara tradisi dan modernitas inilah yang telah menciptakan daya tarik tersendiri, yang membantu lukisan sutra masa kini menyentuh hati para penikmatnya.
Pelukis Nguyen Trung Tin, Ketua Dewan Seni Penghargaan Seni Rupa 2025, Asosiasi Seni Rupa Kota Ho Chi Minh, menyampaikan: "Upaya menghidupkan kembali lukisan sutra oleh komunitas seni Kota Ho Chi Minh telah membuahkan hasil positif, menciptakan keunikan dan ciri khas tersendiri dibandingkan karya seniman di daerah lain."
Bebaskan kreativitas baru
Dalam konteks integrasi, ketika banyak tren seni baru diperkenalkan, bahan sutra masih dipilih oleh generasi seniman muda. Hal ini merupakan sinyal positif, membuktikan vitalitas intrinsik bahan-bahan tradisional Vietnam. Namun, agar seni lukis sutra dapat kembali lebih berkelanjutan, diperlukan lebih banyak arena bermain, penghargaan, kamp kreatif, kesempatan pameran, dan pertukaran internasional. Pada saat yang sama, pelatihan di sekolah seni juga perlu lebih memperhatikan bahan ini, yang akan menginspirasi minat kreatif para siswa—para pemilik seni rupa masa depan.
Memenangkan hadiah pertama Penghargaan Seni Rupa 2025, seniman muda Le Thi Que Huong (lahir tahun 1996) berbagi bahwa setelah lulus dari jurusan Seni Lukis Sutra di Universitas Seni Rupa Kota Ho Chi Minh, ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkreasi sendiri, sehingga melukis sutra menjadi seperti kehidupan sehari-harinya. Que Huong sering menggunakan sutra tenunan seorang perajin di Ha Nam , dengan dua jenis: benang kasar dan halus, masing-masing dengan keindahannya sendiri. Ia sangat menyukai sutra mentah karena ketika dilukis, warnanya menjadi lebih cerah dan kaya.
Dalam menciptakan lukisan sutra, membuat sketsa tata letak adalah langkah terpenting. Karena melukis di atas sutra membutuhkan presisi yang mutlak: setelah garis atau warna diterapkan pada sutra, garis atau warna tersebut tidak dapat dihapus atau diedit. Oleh karena itu, mulai dari sketsa hingga proses pewarnaan, semuanya harus diperhitungkan dengan cermat. Seniman harus teliti, sabar, dan berani untuk menguasai materi. Sebagai anak muda yang hidup di era baru, saya sering berkarya dari hal-hal yang dekat dengan kehidupan saya, dari sana, lukisan-lukisan tersebut bagaikan rekaman, menyimpan sebagian dari napas zaman tersebut,” ungkap Que Huong.
Dapat ditegaskan bahwa lukisan sutra kini telah melangkah keluar dari "zona aman"-nya, mengambil napas kontemporer. Kembalinya ini bukan sekadar kebangkitan material, tetapi juga bukti adaptasi dan kebangkitan seni tradisional Vietnam yang kuat. Ketika seni mendapatkan simpati publik, tradisi diwariskan dan diperkuat, di saat itulah identitas budaya nasional ditegaskan dan disebarkan lebih kuat.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/suc-hut-moi-cua-tranh-lua-post812053.html
Komentar (0)