Dokter dari Departemen Urologi di Rumah Sakit Umum Duc Giang ( Hanoi ) telah berhasil merawat seorang pasien pria yang seluruh "area pribadinya" hancur dan uretranya putus karena jatuh dari ketinggian akibat kecelakaan rumah tangga.
Pasien adalah Tn. VHG (54 tahun, tinggal di Distrik Long Bien, Hanoi), dirawat di rumah sakit pada tanggal 13 Juni dengan pembengkakan pada skrotum di kedua sisi, disertai luka di skrotum kanan sepanjang sekitar 1 cm, pendarahan hebat, dan buang air kecil melalui luka di sisi kanan.
Dokter mengoperasi seorang pasien pria yang seluruh "area pribadinya" hancur dan uretranya putus setelah jatuh dari ketinggian 2 meter.
Hasil USG menunjukkan adanya banyak darah dan gumpalan darah di area skrotum. Sistouretrografi retrograd menunjukkan gambaran obat yang bocor keluar dari uretra. Pasien didiagnosis mengalami ruptur uretra dan cedera skrotum bilateral, sehingga memerlukan operasi darurat.
Dokter Bui Truong Giang, Wakil Kepala Departemen Urologi, dan ahli anestesi melakukan operasi pada pasien.
Selama operasi, dokter menemukan skrotum dan testis pasien memar dan terdapat banyak gumpalan darah. Pemeriksaan uretra menunjukkan bahwa kedua ujung uretra anterior terputus.
Dokter melakukan prosedur pengangkatan gumpalan darah di kedua sisi skrotum, dan menjahit testis untuk mengawetkannya. Pada saat yang sama, mereka mengangkat jaringan yang hancur di uretra anterior dan menjahit uretra tersebut. Setelah operasi, pasien dipasangi kateter dan aliran urine diperiksa untuk memastikan sirkulasi yang baik. Pasien diharapkan dalam kondisi sehat dan dapat pulang minggu depan.
Berbicara kepada dokter tentang kecelakaan tersebut, pasien mengatakan bahwa saat ia sedang memperbaiki atap di ketinggian sekitar 2 meter, atap tersebut tiba-tiba runtuh, pasien terjatuh dan "alat vitalnya" terbentur benda keras, menyebabkan pendarahan dan rasa sakit yang terus-menerus. Segera setelah itu, pasien dibawa ke Rumah Sakit Umum Duc Giang untuk perawatan darurat.
Dokter Giang menilai pasien di atas merupakan kasus langka dengan kerusakan internal yang dalam. Jika subjektif, pasien akan mengabaikan kondisi tersebut, sehingga sulit diobati di kemudian hari. Jika tidak dirawat di rumah sakit tepat waktu, pasien akan mengalami nekrosis genital akibat infeksi saluran kemih.
"Cedera ruptur uretra yang segera ditangani dengan jahitan lebih baik karena meminimalkan komplikasi striktur uretra. Teknik ini sulit, membutuhkan keahlian tinggi, dan dilakukan di rumah sakit yang memiliki departemen urologi," ujar Dr. Giang.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)