Kayu manis dan madu keduanya mengandung antioksidan yang memiliki sifat antiperadangan, yang membantu meredakan nyeri bagi penderita radang sendi.
Madu dan kayu manis sering digunakan sebagai pengganti gula dalam masakan, meningkatkan cita rasa, dan memberikan banyak manfaat nutrisi. Dalam pengobatan tradisional, kayu manis membantu meredakan sakit gigi dan radang sendi. Madu mengandung beberapa asam amino dan antioksidan yang bermanfaat bagi penderita radang sendi.
Kayu manis
Kayu manis menyediakan banyak nutrisi seperti serat, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, dan seng yang penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Menurut Arthritis Foundation of America, sinamaldehid dan asam sinematik dalam kayu manis memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang menghambat kerusakan sel dalam tubuh, sehingga bermanfaat bagi penderita artritis.
Menurut sebuah studi tahun 2017 oleh Fakultas Farmasi Universitas Illinois, AS, kayu manis memiliki aktivitas antioksidan tertinggi di antara rempah-rempah lainnya. Procyanidin dalam kayu manis, beri, jeruk, anggur, nanas, kacang mete, almon, dan kenari membantu melawan peradangan.
Sebuah studi tahun 2002 oleh American Dietetic Association menemukan bahwa katekin dari kayu manis memiliki kemampuan untuk mencegah kerusakan sel dan menghambat kerusakan tulang rawan dalam tubuh. Banyak senyawa flavonoid dalam kayu manis juga memiliki kemampuan untuk mengurangi peradangan.
Menurut para peneliti, suplemen kayu manis membantu meringankan gejala pada penderita artritis reumatoid. Namun, pasien sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya untuk menentukan dosis yang tepat guna menghindari efek samping.
Penderita diabetes dapat menambahkan kayu manis ke dalam teh, smoothie, oatmeal, hidangan, dan minuman untuk mendapatkan manfaatnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa jika dikonsumsi dalam jumlah besar, kumarin dalam kayu manis dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal.
Madu mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan. Foto: Mai Cat
Sayang
Sebuah studi tahun 2013 dari Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz, Iran, menemukan bahwa madu alami mengandung sekitar 200 zat, termasuk asam amino, vitamin, mineral, enzim, gula, dan air. Zat-zat ini memiliki sifat anti-inflamasi, antibakteri, dan penyembuhan luka.
Keasaman madu mendukung aktivitas antibakteri, mengurangi peradangan pada pasien artritis. Asam amino, vitamin, dan elemen mikro memiliki efek langsung pada regenerasi jaringan, membantu luka sembuh lebih cepat. Madu juga mendukung pengobatan eksim, psoriasis, dan ketombe, membantu penderita artritis psoriatik.
Senyawa antioksidan utama, flavonoid dan polifenol, juga memiliki efek anti-inflamasi. Sebuah studi tahun 2012 oleh Universiti Sains Malaysia menunjukkan bahwa sifat anti-inflamasi madu membantu mengobati peradangan kronis dan akut.
Madu mengandung kalori dan gula yang tinggi yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan penambahan berat badan jika dikonsumsi berlebihan.
Kucing Mai (Menurut Very Well Health )
Pembaca mengirimkan pertanyaan tentang penyakit muskuloskeletal di sini agar dokter dapat menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)