Dengan demikian, indikator seimbang dari banyak faktor seperti pesanan baru, penggunaan tenaga kerja, dan volume produksi semuanya diperkirakan tumbuh pada kuartal keempat.
Misalnya, indeks keseimbangan volume produksi diperkirakan mencapai 25,4% dibandingkan dengan 14,8% pada kuartal ketiga, yang menunjukkan pemulihan industri yang kuat.
Selain itu, pelaku bisnis juga optimistis terhadap kemungkinan bertambahnya pesanan baru, dengan indeks keseimbangan diperkirakan mencapai 24,3% pada kuartal keempat (dibandingkan 10,7% pada kuartal ketiga).
Mengenai pesanan, 40,5% bisnis memperkirakan pesanan akan meningkat; 43,3% bisnis memperkirakan pesanan akan tetap stabil, dan 16,2% bisnis memperkirakan pesanan akan menurun.
Mengenai pesanan ekspor, 36% perusahaan mengharapkan peningkatan pesanan ekspor baru pada kuartal keempat; 47,6% mengharapkan stabilitas dan 16,4% mengharapkan penurunan.
Dengan demikian, sektor penanaman modal asing (PMA) diperkirakan akan memperoleh hasil paling positif, dengan peningkatan volume produksi dan pesanan baru yang diperkirakan akan menjadi yang tertinggi di antara kawasan-kawasan tersebut.
Namun, dalam menghadapi tantangan saat ini, untuk mendorong pertumbuhan, perusahaan dalam industri pengolahan dan manufaktur telah membuat sejumlah rekomendasi kepada Pemerintah dan lembaga manajemen untuk mendukung perusahaan dalam mengatasi kesulitan.
Sehubungan dengan itu, untuk faktor input produksi dan usaha, guna mengurangi tekanan tingginya biaya input bagi usaha, sebanyak 43,4% pelaku usaha menyarankan agar Negara terus menurunkan suku bunga kredit agar pelaku usaha memiliki modal untuk produksi dan usaha.
Terkait bahan baku dan energi untuk produksi, sebanyak 33,9% perusahaan menyarankan agar Negara memiliki kebijakan untuk menstabilkan harga bahan baku dan energi, dan 25,4% perusahaan menyarankan agar Pemerintah, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah melakukan stabilisasi pasokan bahan baku untuk produksi.
Terkait ketenagakerjaan, 15,1% perusahaan merekomendasikan agar Negara mendukung perusahaan dalam pelatihan dan peningkatan keterampilan pekerja untuk memenuhi persyaratan baru dalam produksi.
Selain itu, 20,5% perusahaan menyarankan untuk terus meningkatkan kualitas layanan logistik; 19,6% perusahaan menyarankan untuk mengurangi sewa lahan untuk produksi dan bisnis; 17,0% perusahaan menyarankan untuk memastikan sumber daya listrik yang stabil untuk produksi.
Untuk pasar output, guna memberikan kontribusi terhadap peningkatan volume pesanan, 21,4% perusahaan menyarankan agar Negara terus melakukan langkah-langkah untuk mendorong permintaan dalam negeri guna mendukung perusahaan dalam mencari mitra efektif untuk mengonsumsi produk.
Selain itu, sebanyak 20,9% pelaku usaha menyarankan agar Pemerintah, kementerian, lembaga, dan instansi terkait, serta Pemerintah Daerah, memperkuat promosi perdagangan, mencari pasar dan mitra baru, guna mendukung pelaku usaha dalam meningkatkan konsumsi barang di pasar dalam dan luar negeri.
Terkait prosedur administratif, 25,9% perusahaan merekomendasikan agar instansi negara terus melakukan pembenahan prosedur administratif sehingga waktu tunggu dan waktu penyelesaian prosedur administratif bagi pelaku usaha dapat dipersingkat semaksimal mungkin.
Terkait mekanisme dan kebijakan untuk mendukung dunia usaha dalam menstabilkan dan mengembangkan produksi: 24,9% pelaku usaha menyarankan agar perbankan terus menyederhanakan dan mengurangi prosedur serta persyaratan pinjaman, serta mendukung proses penyelesaian pengajuan pinjaman dengan lebih cepat sehingga dunia usaha memiliki sumber modal yang lebih tepat waktu dan efektif untuk produksi dan usaha...
Meskipun sebanyak 42,2% perusahaan menilai tren produksi dan kegiatan usaha pada triwulan IV-2024 akan membaik, Badan Pusat Statistik tetap mengemukakan faktor utama penyebab kesulitan produksi dan kegiatan usaha perusahaan di sektor industri pengolahan dan manufaktur pada triwulan III-2024, yaitu rendahnya permintaan pasar domestik, meningkatnya persaingan barang dalam negeri, dan belum pulihnya permintaan barang di pasar internasional.
Secara spesifik, 53% bisnis menghadapi kesulitan akibat menurunnya permintaan domestik, 50,6% menghadapi persaingan domestik, dan 31,6% menghadapi kesulitan akibat menurunnya ekspor karena pasar internasional belum pulih.
Dalam menilai faktor masukan untuk produksi dan bisnis, modal masih menjadi hambatan terbesar bagi bisnis dengan 27,5% bisnis menghadapi kesulitan keuangan; 21,7% bisnis menghadapi kesulitan karena tingginya suku bunga pinjaman dan 3,2% bisnis menghadapi kesulitan karena ketidakmampuan mengakses sumber pinjaman.
Terkait ketenagakerjaan, 21,2% perusahaan menghadapi kesulitan karena tidak mampu merekrut tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan pesanan produksi mereka. Terkait bahan baku, bahan bakar, dan material, 18,8% perusahaan masih menghadapi kesulitan karena kekurangan bahan baku, bahan bakar, dan material input untuk produksi dan operasional.
Menilai kapasitas internal perusahaan, 15% perusahaan menghadapi kesulitan karena peralatan produksi dan teknologi mereka sudah ketinggalan zaman tetapi mereka tidak memiliki modal untuk berinvestasi pada lini produksi yang lebih maju; 21,1% perusahaan menghadapi kesulitan karena produk mereka harus bersaing dengan barang impor sejenis...
[iklan_2]
Source: https://doanhnghiepvn.vn/doanh-nhan/hon-42-doanh-nghiep-danh-gia-xu-huong-san-xuat-kinh-doanh-se-tot-len-trong-quy-iv/20241020091942248
Komentar (0)