Sejak pagi hari tanggal 3 Januari, Pham Thu Phuong, seorang spesialis komunikasi di sebuah perusahaan multinasional, mengatakan rapat daringnya terus-menerus terganggu karena koneksi yang lemah. Ia telah mencoba berbagai cara, mulai dari mematikan modem Wi-Fi, menyalakan ulang komputer, hingga menghubungi operator jaringan untuk mengajukan keluhan, tetapi masalahnya belum teratasi.
"Operator jaringan mengonfirmasi bahwa mereka tidak mengurangi kecepatan transmisi, tetapi tidak menjelaskan secara jelas penyebab lemahnya jaringan. Pihak operator jaringan mengatakan bahwa ini adalah situasi umum dan sedang mencari solusi," ujar Phuong.
Pengguna Vietnam mengalami masalah berkala saat terhubung ke internet internasional
Phuong bukan satu-satunya yang mengalami masalah koneksi internet internasional. Pada 3 Januari, banyak pengguna melaporkan bahwa mereka terus-menerus mengalami "internet terputus", pemuatan halaman lambat, dan lag berkepanjangan. Beberapa orang tiba-tiba kehilangan koneksi tanpa alasan yang jelas.
Seorang perwakilan penyedia layanan internet (ISP) di Vietnam mengonfirmasi bahwa setelah kabel bawah laut AAE-1 diperbaiki, Vietnam memiliki dua kabel serat optik lainnya yang mengalami kesalahan pada saat yang sama, APG dan IA.
Sementara itu, AAE-1 yang menghubungkan internet Vietnam ke Hong Kong (Tiongkok) dan Singapura telah pulih. Kabel bawah laut APG mengalami masalah pada dua cabang S1.9 yang menghubungkan internet Vietnam ke Malaysia dan cabang S8 yang menghubungkan ke Thailand. Masalah pada cabang S8 diperkirakan akan diperbaiki mulai 6 hingga 10 Januari. Masalah pada cabang S1.9 belum diperbaiki.
Jalur IA telah mengalami masalah sejak 26 Desember 2024 di cabang S1, dengan segmen dari Vietnam ke Singapura masih kehilangan seluruh kapasitas koneksi internet antara Vietnam dan Hong Kong serta Singapura. Seminggu setelah insiden tersebut, mitra internasional belum memberikan jadwal spesifik untuk mengatasi masalah tersebut.
Dua kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan internet Vietnam ke tujuan internasional keduanya rusak.
Vietnam IPS mengoperasikan 5 jalur kabel bawah laut internasional, termasuk AAG, AAE-1, APG, IA, dan SMW3, dengan total kapasitas terpakai lebih dari 20 Tbps, dan total kapasitas tersedia 34 Tbps. Kegagalan simultan 2/5 jalur kabel bawah laut telah mengurangi kapasitas dan kecepatan transmisi internet internasional Vietnam, yang secara langsung memengaruhi aktivitas masyarakat.
Menurut statistik, rata-rata setiap tahun kabel serat optik bawah laut yang digunakan di Vietnam mengalami masalah sekitar 15 kali.
Sebelumnya, pada Februari 2023, kelima kabel optik bawah laut sempat bermasalah, menyebabkan koneksi internet internasional Vietnam kehilangan 75% kapasitasnya. Saat itu, operator jaringan terpaksa membeli kapasitas tambahan di wilayah daratan untuk memenuhi kebutuhan dasar pengguna.
Bila terjadi insiden terkait kabel putus, selain bekerja sama dengan mitra internasional untuk mencari cara memperbaiki dan memperbaikinya, operator jaringan juga harus melakukan intervensi dengan berbagai langkah teknis seperti membagi beban ke arah sambungan lain atau melalui kabel tanah.
Demi memastikan kelancaran koneksi internet, pada Oktober 2024, Pemerintah menyetujui Strategi Infrastruktur Digital Vietnam, dengan target bahwa pada tahun 2025, Vietnam akan memanfaatkan setidaknya 2 jalur kabel serat optik bawah laut baru. Pada tahun 2030, setidaknya 8 jalur kabel serat optik bawah laut dapat ditambahkan.
Diharapkan jalur kabel bawah laut ADC yang baru diinvestasikan dapat mulai beroperasi pada awal tahun 2025. Ini merupakan jalur kabel bawah laut terbaru di kawasan intra-Asia, dengan panjang hampir 10.000 km dan total kapasitas awal lebih dari 160 Tbps. Setelah resmi beroperasi, ADC akan menjadi jalur kabel bawah laut dengan kapasitas terbesar di Vietnam, dua kali lipat dari jalur kabel terbesar saat ini, AAE-1.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/hai-tuyen-cap-quang-bien-cung-loi-internet-di-quoc-te-chap-chon-185250103230731423.htm
Komentar (0)