Pekan Pariwisata Quang Ngai 2024 akan berlangsung mulai 22 April 2024. Salah satu kegiatan yang terkait dengan acara ini adalah Upacara Peringatan Prajurit Hoang Sa di Distrik Ly Son. Meskipun festival ini telah ditingkatkan statusnya menjadi "Festival Nasional", baik upacara maupun festivalnya diselenggarakan oleh masyarakat Ly Son. Para peneliti budaya di Quang Ngai menyebutnya sebagai "festival rakyat".
Sejak Lord Nguyen menguasai wilayah Selatan, para raja Dinasti Nguyen menganggap Hoang Sa sebagai pagar negara. Untuk menjaga pagar tersebut, tak ada kekuatan yang lebih baik daripada para nelayan di Laut Quang Ngai , terutama para nelayan Pulau Ly Son. Dengan perahu-perahu yang rapuh, para nelayan pulau ini menaklukkan Kepulauan Hoang Sa dengan keberanian dan kepahlawanan mereka sendiri dalam menghadapi kerasnya alam. Tim Pahlawan Hoang Sa lahir dalam konteks tersebut. Tim Pahlawan Hoang Sa harus menghadapi kerasnya laut, banyak orang gugur, jasad mereka menyatu dengan lautan Tanah Air. Mereka tak pernah kembali dan dihormati oleh rakyat Ly Son dengan upacara yang disebut Upacara Peringatan Prajurit Hoang Sa.

Melepaskan perahu yang membawa manekin ke laut dalam upacara peringatan prajurit Hoang Sa. Foto: T. L
Selama ratusan tahun, setiap tanggal 16 bulan ketiga kalender lunar, saat para prajurit di Ly Son berpamitan kepada kerabat mereka untuk berlayar ke Hoang Sa ratusan tahun yang lalu, 13 klan di pulau itu mengadakan upacara Khao Le. Upacara Khao Le bagaikan kebutuhan alami penduduk pulau. Pada hari ini, tidak hanya 20.000 penduduk pulau, tetapi juga ratusan penduduk asli Ly Son yang bekerja dan tinggal dari seluruh penjuru negeri, kembali ke pulau untuk menghadiri upacara Khao Le. Dalam reuni tersebut, generasi demi generasi dapat mendengar kisah leluhur mereka tentang bagaimana leluhur mereka menaklukkan Hoang Sa dengan perahu-perahu rapuh yang diterjang badai. Mungkin itulah pelajaran "visual" yang paling nyata dan meyakinkan tentang patriotisme bagi generasi muda saat ini.
Mereka tidak hanya mendengar leluhur mereka menceritakan keberanian mereka saat menaklukkan Hoang Sa untuk menegakkan kedaulatan atas lautan dan kepulauan Tanah Air, tetapi generasi muda juga belajar mengapa pohon murbei masih ada di pulau itu meskipun penduduk Ly Son tidak beternak ulat sutra untuk menenun kain. Pohon murbei telah menemani penduduk pulau itu selama ratusan tahun hanya untuk digunakan untuk satu tujuan: menggunakan batangnya sebagai tulang bagi para prajurit di masa lalu dan para nelayan masa kini yang sayangnya meninggal di Hoang Sa di kuburan berangin. Generasi muda di pulau itu juga memahami mengapa ibu dan nenek mereka masih mewariskan sejenis kue yang disebut "banh it yang dibungkus daun pisang kering" meskipun kini terdapat ratusan jenis kue yang tergolong "makanan berkualitas tinggi". Yaitu makanan yang tidak berjamur tertiup angin laut, menjadi kebutuhan pokok para prajurit Hoang Sa di masa lalu. Oleh karena itu, festival ini abadi sepanjang masa.
TRAN DANG
Sumber
Komentar (0)