Doan Tu Anh, saat ini mahasiswa tahun pertama di Universitas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Nasional Vietnam, Hanoi. Berbagi kisahnya dengan VietNamNet , Tu Anh berharap para siswa yang baru saja lulus ujian masuk SMA negeri tetapi tidak seberuntung dirinya 4 tahun lalu dapat bangkit dan terus berjuang menciptakan keajaiban.
"Gagal masuk sekolah negeri terasa seperti akhir perjalanan di benak saya saat berusia 15 tahun. Namun pada akhirnya, saya memilih untuk bangkit agar tidak terus terjatuh," ujar siswi tersebut.

Sebagai siswa berprestasi, pada ujian masuk kelas 10 tahun 2021, Tu Anh mendaftar di SMA Tran Hung Dao, sekolah dengan nilai penerimaan tertinggi kedua di Provinsi Nam Dinh (lama). Namun, pada hari pengumuman hasil ujian, Tu Anh "terkejut" karena ia kurang 0,9 poin.
"Rasanya langit runtuh. Kebanyakan teman saya masuk sekolah khusus, bahkan sekolah unggulan. Saat itu, saya merasa minder dan kecewa, berpikir saya tidak mampu mengatasinya," kenang Tu Anh.
Di hari-hari berikutnya, Tu Anh tenggelam dalam kekecewaan terhadap dirinya sendiri, tidak berani menghadapi orang tua dan orang-orang di sekitarnya. Namun, ketika direnungkan kembali, ia merasa beruntung karena saat itu, orang tuanya tidak memarahi atau menekannya, melainkan hanya menghibur dan menyemangatinya. Beberapa hari kemudian, ibunya mendaftarkan Tu Anh di sekolah swasta.
Selama hari-hari pertama di sekolah "pilihan kedua", Tu Anh menyendiri dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan kelas. Siswi itu waspada terhadap tatapan orang-orang di sekitarnya.
"Banyak orang bilang saya malas, susah belajar, atau nakal sampai harus sekolah swasta. Itu membuat saya makin kecewa, hidup dalam ketakutan gagal ujian kelas 10," kata Tu Anh.
Namun, di masa "tergelap" itulah Tu Anh merasa beruntung memiliki keluarga dan guru di sisinya yang memberinya motivasi untuk mengatasi krisis kehidupan awal. Guru Sejarahnyalah yang menyadari kecintaan istimewa siswi tersebut terhadap mata pelajaran ini dan membimbingnya di jalan menuju hasil terbaik.
Itu juga karena dukungan orang tua saya. "Ibu saya bilang lingkungan hanyalah sebagian kecil, yang terpenting adalah berusaha keras. Saya memutuskan untuk memulai lagi daripada terus terpuruk," ujar Tu Anh.

Sejak saat itu, Tu Anh tidak lagi terbebani oleh kegagalan masa lalu dan berusaha belajar sebaik mungkin. Berkat itu, selama 3 tahun, Tu Anh terus menjadi juara kelas. Dalam ujian kelulusan SMA tahun 2024, Tu Anh memperoleh 29,5 poin, menjadikannya juara kedua blok C00 nasional tahun 2024.
Berdasarkan pengalamannya sendiri, siswi tersebut percaya bahwa tidak bisa masuk sekolah negeri bukanlah akhir. "Lingkungan juga penting, tetapi kamulah yang menentukan hidupmu. SMA hanyalah tahap yang sangat singkat dalam perjalanan yang sangat panjang. Mengapa kamu merasa tidak ada jalan keluar hanya karena tahap singkat yang tidak sesuai harapan?", ujar Tu Anh.
Siswi tersebut juga bersyukur atas "kejatuhan" 4 tahun lalu yang membantunya belajar bagaimana bangkit setelah sebuah kejadian, ketekunan, dan mengetahui harga dirinya sendiri.
“Kesuksesan tidak hanya datang dari jalan yang mulus, tetapi terkadang dimulai dari tikungan yang tidak terduga,” kata siswi tersebut.
Berbagi dengan VietNamNet, Dr. Nguyen Tung Lam, Ketua Asosiasi Psikologi Pendidikan Hanoi, mengatakan bahwa setelah setiap ujian, ketika hasilnya tidak seperti yang diharapkan, anak itu sendiri sangat sedih.
Pada masa ini, orang tua perlu "menekan" ekspektasi mereka untuk berbagi dan mendampingi anak-anak. Kritik atau omelan apa pun pada masa ini hanya akan membuat anak semakin terluka, kesal, dan bahkan mendorong mereka untuk melakukan tindakan bodoh.
Memilih sekolah lain yang sesuai juga menjadi masalah terpenting saat ini. Orang tua perlu mendorong dan memberikan anak-anak mereka tekad serta tekad untuk terus belajar dan berusaha di masa depan. Menurutnya, dalam banyak kasus, ketika belajar di sekolah-sekolah yang peringkatnya lebih rendah, berkat prestasi akademik yang baik dan dorongan dari para guru, siswa dapat unggul dalam ujian sekolah dan dengan mudah diterima di universitas-universitas ternama di negeri ini.
Oleh karena itu, daripada menyesali apa yang tidak dapat mereka lakukan, siswa perlu memiliki tekad untuk terus memperbaiki diri.

Sumber: https://vietnamnet.vn/tam-su-cua-nu-sinh-tung-thi-truot-lop-10-sau-thanh-a-khoa-toan-quoc-2420766.html
Komentar (0)