Apa yang dimaksud dengan membesarkan anak secara jasmani - rohani - bijaksana?
Pada pagi hari tanggal 26 Juli, forum pendidikan "Membina Tubuh - Pikiran - Kebijaksanaan untuk membantu anak-anak berdiri teguh di abad ke-21" berlangsung, dengan fokus membahas solusi untuk pengasuhan anak yang komprehensif dalam konteks dunia yang berubah dengan cepat.
Prof. Dr. Dinh Xuan Anh Tuan, Kepala Departemen Penyakit Dalam dan Penyakit Pernapasan, Rumah Sakit Cochin (Paris, Prancis), menekankan bahwa agar seseorang dapat berkembang secara komprehensif, terutama pada masa remaja, ketiga faktor "tubuh - pikiran - kebijaksanaan" perlu dipupuk secara paralel, tak terpisahkan satu sama lain.

Saat ini, pendidikan prasekolah masih banyak berfokus pada pengetahuan dasar, tanpa berinvestasi secara memadai dalam pengembangan kapasitas dan kualitas (Foto: BTC).
Ia mengibaratkan masa remaja sebagai "ladang hijau", penuh potensi tetapi juga sangat rentan jika tidak dirawat dengan baik. Anak-anak pada usia ini tidak hanya membutuhkan perawatan fisik (tubuh) tetapi juga perlu dibimbing untuk mengembangkan pemikiran, persepsi (pikiran), dan emosi batin (hati).
Menurut Profesor Tuan, mengembangkan "kecerdasan" bukan sekadar belajar dengan baik atau menguasai banyak ilmu pengetahuan, melainkan kemampuan untuk bertanya dan menemukan jawaban yang paling tepat dalam segala situasi kehidupan, mulai dari belajar, penelitian ilmiah , hingga komunikasi dan perilaku sehari-hari.
Ketika kecerdasan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan “kebijaksanaan” – bukan hanya sekedar pemahaman, namun juga altruisme, empati, dan kemampuan untuk hidup harmonis dengan orang lain.
Tidak hanya berlaku bagi anak-anak, Profesor Tuan percaya bahwa prinsip "tubuh - pikiran - kebijaksanaan" juga sangat diperlukan bagi orang dewasa dalam perjalanan menjaga kesehatan fisik, kejernihan mental, dan ketenangan pikiran.
Kesalahan dalam pengasuhan anak
Dalam forum tersebut, Dr. Nguyen Tri Doan mengatakan bahwa saat ini, dunia telah menemukan lebih dari 200 jenis virus penyebab penyakit pernapasan, terutama pada anak-anak. Rata-rata, anak-anak mengalami pilek, pilek, dan demam yang disebabkan oleh virus 8-10 kali setahun, bahkan bisa mencapai 12-15 kali. Oleh karena itu, anak-anak perlu membangun sistem kekebalan tubuh yang baik agar dapat berkembang dengan sehat.
Cara terbaik untuk membangun kekebalan bagi anak-anak adalah dengan makan dengan baik, cukup tidur dan mendapatkan vaksinasi lengkap.
Dr. Doan juga menekankan bahwa saat ini, sebagian besar informasi yang disebarkan tentang vaksinasi adalah palsu atau tidak berdasar. Vaksinasi rutin dan terjadwal, termasuk suntikan penguat (booster), sangat penting, terutama di tahun-tahun pertama kehidupan.
Selain itu, orang tua harus menghindari penggunaan antibiotik sembarangan untuk mengobati anak-anak.
“Saat ini, tingkat penggunaan antibiotik pada anak-anak di Vietnam untuk penyakit pernapasan sangat tinggi (97%) dibandingkan dengan negara lain.
"Ketika anak-anak sakit, orang tua perlu bertanya kepada dokter apakah penyebab penyakitnya bakteri atau virus untuk menghindari penggunaan antibiotik yang salah, karena antibiotik tidak dapat mengobati virus," kata Dr. Doan.

Dokter Tri Doan berbagi di forum (Foto: Panitia Penyelenggara).
Selain itu, orang tua juga perlu memahami bahwa tujuan pemberian obat penurun demam pada anak adalah untuk membantu mereka merasa lebih nyaman, bukan seperti yang selama ini diyakini, yaitu mengembalikan suhu tubuh mereka ke normal.
"Demam merupakan respons sistem imun yang bermanfaat untuk menghasilkan antibodi dan menghancurkan patogen. Orang tua tidak boleh panik ketika anak-anak mereka demam, berikan mereka obat penurun demam hanya ketika mereka rewel atau tidak nyaman," tegas Dr. Doan.
Menurut dr. Doan, gizi juga merupakan salah satu dari tiga pilar kesehatan anak, yang berperan penting dalam menyediakan energi dan nutrisi bagi anak untuk tumbuh kembang secara menyeluruh.
Berbagi perspektifnya di Vietnam hari ini, dokter tersebut mengatakan bahwa kekurangan gizi dan terhambatnya pertumbuhan anak (stunting) sangat jarang terjadi, sebaliknya masalah kelebihan berat badan dan obesitas semakin umum terjadi.
Oleh karena itu, anak-anak hanya boleh mengonsumsi beragam dari 4 kelompok zat, termasuk gula (pati), protein, lemak, sayur, dan buah. Selain itu, anak-anak hanya boleh menambahkan susu dalam jumlah sedang, yaitu sekitar 200-400 ml susu segar/hari.
Selain itu, orang tua sebaiknya menghindari membujuk atau memaksa anak untuk makan. Hal ini dapat menyebabkan anak makan lebih banyak dari yang dibutuhkan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas.
Selain itu, Dr. Tri Doan juga mengemukakan bahwa perlombaan untuk memberikan suplemen zat gizi mikro kepada anak di kalangan banyak orang tua saat ini tidaklah diperlukan.
“Anak normal hanya membutuhkan suplemen vitamin D, mikronutrien dan vitamin lainnya biasanya tidak diperlukan,” kata dokter tersebut.
Dorong anak untuk beraktivitas di luar ruangan
Pada forum tersebut, para ahli juga sepakat bahwa anak-anak perlu menjaga pola hidup sehat sebagai landasan untuk membantu mereka berkembang secara komprehensif baik dari segi fisik, mental, maupun intelektual.

Para pakar pendidikan berdiskusi di forum tersebut (Foto: Panitia Penyelenggara).
Oleh karena itu, aktivitas fisik harus dijaga setiap hari, dipadukan dengan jadwal tidur yang cukup dan meminimalkan paparan terhadap perangkat elektronik. Alih-alih menghabiskan banyak waktu di depan ponsel atau TV, anak-anak sebaiknya didorong untuk bermain di luar ruangan dan menjelajahi alam. Ini merupakan metode pembelajaran dan pelatihan alami yang efektif.
Selain itu, kesehatan mental anak juga perlu dijaga dengan saksama. Kasih sayang dan pujian yang tepat waktu akan membantu anak-anak menjadi percaya diri dan terus berusaha.
Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka keterampilan sosial dasar seperti menyapa, berbagi, dan mendengarkan, untuk membantu mereka berintegrasi dengan masyarakat. Menghormati emosi anak-anak dan menciptakan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan perasaan mereka yang sebenarnya sangat penting bagi perkembangan psikologis yang sehat.
Khususnya, merangsang kreativitas dan berpikir kritis merupakan bagian integral dari proses pendidikan. Anak-anak belajar paling baik ketika dibimbing oleh rasa ingin tahu.
Alih-alih hanya mengajarkan pengetahuan, orang tua sebaiknya mengajukan pertanyaan terbuka untuk membantu anak berpikir, berdebat, dan belajar menemukan solusi sendiri. Ini juga merupakan keterampilan penting di dunia yang terus berubah.
Selain itu, pendidikan seharusnya tidak berpusat pada nilai. Alih-alih membandingkan anak dengan teman atau menekan prestasi mereka, orang tua perlu berfokus pada kemajuan anak mereka sendiri.
Tujuan utama pendidikan adalah untuk mendidik warga negara dengan karakter yang baik, keterampilan memecahkan masalah, kreativitas dan kekuatan batin untuk beradaptasi terhadap perubahan.
Singkatnya, agar anak-anak dapat berkembang secara komprehensif, diperlukan lingkungan pendidikan yang kooperatif antara keluarga dan sekolah. Hal ini akan membekali anak-anak dengan kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi, dan fondasi yang kokoh untuk masa depan.
Source: https://dantri.com.vn/suc-khoe/chuyen-gia-chi-cach-cham-con-de-be-phat-trien-vung-vang-trong-the-ky-21-20250726164503910.htm
Komentar (0)