Dao Triet Hien (1975) adalah seorang matematikawan Tiongkok yang terkenal. Lahir dari keluarga intelektual, ayahnya seorang dokter anak, dan ibunya memiliki gelar ganda di bidang Matematika dan Fisika, sehingga ia mewarisi pendidikan yang baik. Kesuksesan Triet Hien tak lepas dari pendidikan keluarganya.
Sejak kecil, ia menunjukkan bakat Matematika yang cemerlang, dan pada usia 2 tahun ia sudah bisa mengajari anak berusia 5 tahun penjumlahan dan pengurangan. Ketika ia cukup umur untuk bersekolah, orang tuanya menyekolahkan Triet Hien di sekolah swasta, tetapi karena kecerdasannya yang luar biasa, ia tidak dapat bersosialisasi dengan teman-temannya. Setelah itu, keluarga memutuskan untuk membiarkan Triet Hien belajar di rumah.
8 tahun, mendapat skor 760/800 pada SAT
Di bawah bimbingan ibunya, bakat matematika Triet Hien semakin terlihat. Alih-alih mendidik Triet Hien dengan metode konvensional, keluarga tersebut memutuskan untuk menerapkan metode tersebut bagi para jenius. Pada saat itu, orang tua Triet Hien kembali menyekolahkannya di sekolah negeri. Di sana, kemampuannya belajar mandiri dimanfaatkan sepenuhnya.
Namun, setelah beberapa waktu, ia merasa bosan dan sering pergi ke kelas besar untuk belajar. Mengetahui bakat Triet Hien, pihak sekolah menciptakan kondisi baginya untuk bebas menghadiri kelas dan mendengarkan ceramah. Selama proses belajar, ia mendengarkan dengan saksama dan langsung memahami materi.
Pada usia 8 tahun, Triet Hien mengikuti ujian SAT dan memperoleh skor 760/800. Dengan skor ini, siswi putra ini menarik perhatian komunitas matematika Amerika. Perjalanan legenda matematikawan muda ini dimulai dari sini. Berpartisipasi dalam Kompetisi Matematika Internasional (IMO) pada usia 13 tahun, siswi putra ini memenangkan medali emas. Nama Triet Hien kembali mendapat perhatian komunitas akademis.
Untuk membuktikan kemampuannya, Triet Hien terus mengikuti tes IQ yang diselenggarakan oleh Universitas Wales (AS). Hasil tes IQ mahasiswa putra tersebut adalah 230, melampaui ilmuwan Einstein, Isaac Newton, dan Stephen Hawking.
24 tahun adalah seorang profesor, 31 tahun menerima Fields Medal
Pada usia 14 tahun, Triet Hien diterima di banyak sekolah di AS, tetapi karena usianya yang masih muda, orang tuanya memutuskan untuk mengizinkannya belajar di Universitas Flinders (Australia). Lulus dari universitas pada usia 16 tahun, jenius matematika ini melanjutkan studi magister dan meraih gelarnya setahun kemudian. Setelah itu, ia melanjutkan studi doktoral di Universitas Princeton (AS) dan lulus pada usia 21 tahun. Berkat sederet prestasi gemilang, pada usia 24 tahun, Triet Hien menjadi profesor termuda di Universitas California (AS).
Triet Hien terutama meneliti masalah-masalah seperti integrasi, persamaan diferensial, kombinatorika, dan teori bilangan... Pada usia 31 tahun, ia menerima Medali Fields. Ini adalah penghargaan paling bergengsi di bidang Matematika yang diberikan kepada orang-orang di bawah usia 40 tahun.
Tak hanya piawai di bidang Matematika, pada tahun 2005, beliau juga menerima Penghargaan Robert Sorgenfrey atas jasanya mengajar di Universitas California (AS). Pada tahun 2007, profesor muda ini berhasil meneliti teori teknik kompresi citra digital dan terpilih sebagai teknologi terobosan tahun ini oleh majalah US Technology Review.
Pada tahun 2015, ia berhasil membuktikan perbedaan Erdős, sebuah masalah yang diajukan oleh matematikawan Paul Erdős pada tahun 1932 dan telah menjadi kontroversi di dunia akademis selama 83 tahun. Pada tahun yang sama, ia menerima Penghargaan Terobosan dalam Matematika dan menjadi anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Dunia.
Sejak 2015, ia belum banyak meraih prestasi yang menggemparkan dunia . Triet Hien berbagi alasannya, ia ingin hidup sederhana bersama istri dan anak-anaknya seperti orang normal, namun tetap fokus meneliti berbagai isu di bidang pendidikan Matematika. Ia ingin generasi mendatang lebih memahami dan mempelajari Matematika.
Saat ini, di usia 49 tahun, beliau masih berkontribusi bagi dunia Matematika setiap hari, di sela-sela karier mengajarnya di University of California (AS). Selain itu, beliau juga berpartisipasi dalam kelompok riset kecerdasan buatan (AI) di US Council of Advisors on Science and Technology.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)