Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 18%, Timur Tengah berada di posisi 2 pasar teratas untuk mengimpor makanan laut Vietnam dengan pertumbuhan terkuat.
Asosiasi Pengolahan dan Ekspor makanan laut Vietnam (VASEP) mengatakan bahwa pada tahun 2024, kawasan Timur Tengah telah muncul sebagai pasar potensial bagi industri ekspor makanan laut Vietnam, dengan tingkat pertumbuhan 18%, mencapai pendapatan sebesar 334 juta USD dalam 11 bulan pertama tahun ini, terhitung hampir 4% dari total nilai ekspor makanan laut negara tersebut.
Diperkirakan pada akhir tahun 2024, ekspor makanan laut Vietnam ke kawasan ini akan mencapai lebih dari 360 juta USD, menempati peringkat 2 pasar impor makanan laut dengan pertumbuhan terkuat, setelah China.
Diantara produk makanan laut yang diekspor ke Di Timur Tengah, tuna dan patin merupakan dua produk dengan proporsi terbesar, masing-masing menyumbang 31% dan 40% dari omzet ekspor ke wilayah ini. Tuna mencatat pertumbuhan sebesar 44%, mencapai hampir 105 juta dolar AS dalam 11 bulan, dengan ekspor tuna kaleng dan kemasan ke wilayah ini meningkat lebih dari 1,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Produk tuna kaleng, terutama dalam minyak atau air garam, populer di kalangan konsumen Timur Tengah karena praktis dan tahan lama. Akibatnya, produk kaleng dan kemasan kantong menyumbang hampir 70% ekspor tuna Vietnam ke Timur Tengah.
Selain tuna, patin juga merupakan produk ekspor penting Vietnam ke Timur Tengah, dengan tingkat pertumbuhan 13%, mencapai lebih dari 134 juta dolar AS. Fillet, potongan, dan ikan beku utuh patin terus mendominasi berkat kemudahan dan kenyamanan pengolahannya, sehingga memenuhi kebutuhan konsumsi konsumen di kawasan ini.
Timur Tengah, dengan ekonomi yang kuat seperti Israel, Arab Saudi, UEA, dan Qatar, muncul sebagai salah satu pasar ekspor makanan laut yang paling potensial. Negara-negara ini tidak hanya memiliki permintaan makanan laut yang tinggi tetapi juga memiliki standar yang ketat seperti mewajibkan produk untuk Sertifikasi halal, ini menciptakan peluang bagi eksportir makanan laut Vietnam.
Israel adalah importir makanan laut terbesar di kawasan ini, menyumbang hampir 30% dari ekspor makanan laut Vietnam ke Timur Tengah, terutama tuna kaleng. Tingkat pertumbuhan pasar mencapai 35% dalam 11 bulan pertama tahun 2024. Negara-negara lain seperti UEA, Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait juga mencatat pertumbuhan positif dalam impor makanan laut dari Vietnam. UEA, misalnya, mencatat tingkat pertumbuhan sebesar 28%, sementara Mesir dan Irak juga terus meningkatkan permintaan untuk produk ikan patin.
Faktor penting yang perlu dipertimbangkan saat mengekspor makanan laut ke Timur Tengah adalah standar halal. Karena mayoritas negara Timur Tengah beragama Islam, produk makanan laut harus bersertifikat halal untuk memastikan legalitas agama. Hal ini mengharuskan perusahaan eksportir Vietnam untuk mematuhi prosedur pemrosesan, penyembelihan, dan pengawetan makanan laut secara ketat.
Selain itu, tantangan politik dan konflik regional juga dapat memengaruhi rantai pasokan dan permintaan konsumsi makanan laut di Timur Tengah. Namun, dalam konteks transformasi ekonomi Timur Tengah yang kuat, terutama pengurangan ketergantungan pada minyak, negara-negara seperti Israel, UEA, Arab Saudi, dan Qatar masih mempertahankan permintaan makanan laut yang tinggi, sehingga menciptakan peluang besar bagi industri makanan laut Vietnam.
Sumber
Komentar (0)