Itulah peringatan yang disampaikan oleh para ahli, manajer, dan pemimpin redaksi pada sesi diskusi "Kecerdasan buatan dan strategi transformasi digital kantor pers Vietnam" dalam rangka Forum Pers Nasional, pada pagi hari tanggal 20 Juni di Hanoi .
Para pembicara berbagi pada sesi diskusi - Foto: VGP/Van Hien
Sesi diskusi menarik partisipasi jurnalis, pakar teknologi, dan sejumlah besar pembaca yang tertarik pada transformasi digital di bidang jurnalisme dan media.
Bapak Nguyen Quang Dong, Direktur Institute for Policy Studies and Media Development (IPS), mengatakan bahwa lebih dari 60% agensi pers yang disurvei telah menggunakan perangkat AI seperti ChatGPT, Gemini, Copilot... dalam tahap produksi konten, mulai dari saran, penyuntingan, hingga sintesis informasi. Namun, penerapannya saat ini masih terfragmentasi, kurang memiliki visi strategis, dan sebagian besar beroperasi secara spontan dan personal. Menurut Bapak Dong, tiga masalah utama yang menghambat efektivitas penerapan AI di agensi pers adalah: Fokus yang salah pada penerapan AI (terlalu menekankan perangkat, kurang memperhatikan proses); kurangnya strategi dan pendekatan menyeluruh di tingkat organisasi; kurangnya sumber daya keuangan dan personel khusus.
Bapak Dong juga memperingatkan risiko kehilangan pembaca seiring dengan pergeseran perilaku akses informasi dari mesin pencari ke platform AI sintetis. Selain itu, pendapatan iklan terus menurun, sehingga menciptakan kebutuhan mendesak untuk berinovasi dalam model bisnis surat kabar di era digital.
Berbagi pengalaman praktis, Bapak Dao Quang Binh, Direktur Jenderal dan Sekretaris Jenderal Majalah Ekonomi Vietnam, mengatakan bahwa kantor redaksi telah berhasil mengembangkan perangkat AI miliknya sendiri bernama Askonomy. Perangkat ini dilatih sepenuhnya berdasarkan data internal, membantu menerjemahkan artikel dengan cepat dan akurat, mengurangi beban kerja editor, dan mengontrol konten dengan ketat. Askonomy kini telah terintegrasi ke dalam sistem CMS, dapat memproses konten dengan kecepatan tinggi, membaca dan memahami teks dengan akurasi 95% hanya dalam 7 detik. Selain itu, Majalah Ekonomi Vietnam juga telah mengembangkan Platform Asko, yang membuka arah tersendiri bagi model kantor redaksi yang independen dari teknologi.
Suasana sesi diskusi - Foto: VGP/Van Hien
Dari perspektif perlindungan hak cipta, pakar teknologi Dinh Toan Thang menekankan tren menggabungkan AI dengan teknologi enkripsi tanda air, penandatanganan data berlapis-lapis, dan teknologi DRM (manajemen hak digital) untuk melindungi konten pers dari risiko disalin dan salah kutip.
Diskusi di forum tersebut menunjukkan bahwa AI membuka peluang besar bagi pers, tetapi juga menimbulkan banyak tantangan dalam hal tata kelola, etika profesional, dan model bisnis. Transformasi digital yang sukses bukan hanya tentang penerapan teknologi, tetapi harus berupa strategi komprehensif yang berfokus pada manusia dan nilai-nilai jurnalistik.
Seiring dengan perubahan perilaku pembaca dalam mengakses informasi, model bisnis jurnalisme perlu dibentuk ulang. AI mungkin merupakan perluasan, tetapi nilai-nilai inti jurnalisme harus tetap menjadi inti: keandalan, keaslian, dan kemauan politik yang kuat.
Van Hien
Sumber: https://baochinhphu.vn/intelijen-revolusi-manusia-dan-politik-di-bidang-digital-di-surat-kabar-vietnam-102250620120311238.htm
Komentar (0)