Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (Foto: Getty).
Pravda melaporkan pada tanggal 4 November bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membantah informasi bahwa sekutu dan mitra Ukraina menekan pemerintahnya untuk bernegosiasi dengan Rusia.
"Semua orang tahu posisi saya, begitu pula posisi rakyat Ukraina. Tidak ada yang menekan saya sekarang. Itu terjadi sebelum dan di awal konflik. Tapi sekarang, tidak ada pemimpin Amerika atau Uni Eropa yang menekan saya," kata Zelensky.
"Tidak akan pernah ada situasi di mana kami duduk untuk bernegosiasi dan memberikan konsesi kepada Rusia," tambah pemimpin Ukraina itu.
Pernyataan tersebut muncul setelah NBC News mengutip seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa para pemimpin AS dan Eropa "diam-diam berbicara dengan Ukraina mengenai potensi negosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri konflik." Menurut NBC, beberapa diskusi telah berlangsung bulan lalu.
“Percakapan ini mencakup garis besar yang sangat luas tentang apa yang mungkin perlu dikorbankan Ukraina untuk mencapai kesepakatan,” kata sumber tersebut.
NBC mengomentari bahwa ini menunjukkan kekhawatiran sekutu dan mitra Barat bahwa konflik Rusia-Ukraina sedang menemui jalan buntu, serta kekhawatiran tentang kemampuan mereka untuk terus membantu Ukraina.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan Economist, Kepala Staf Umum Ukraina, Valery Zaluzhny, mengatakan bahwa konflik antara Ukraina dan Rusia telah terhenti di garis depan yang luas dan kemungkinan tidak akan ada terobosan besar. Ia memperkirakan konflik ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Akan tetapi, Tuan Zelensky membantah komentar ini.
"Ini bukan jalan buntu. Rusia memiliki superioritas udara dan kami melindungi pasukan kami. Kami perlu berkoordinasi dengan sekutu kami untuk mendapatkan lebih banyak peralatan pertahanan udara, mengakhiri kendali Rusia atas langit, dan memberi tentara kami kesempatan untuk melakukan operasi serangan balik," kata Presiden Zelensky.
Ia mengutip contoh tahun lalu, ketika semua orang mengira perang telah menemui jalan buntu, Ukraina membuat langkah besar dalam serangan balasannya di Kharkiv, merebut kembali wilayah tersebut dari Rusia.
Wakil Kepala Staf Presiden Ukraina, Igor Zhovkva, juga mengatakan bahwa Tn. Zaluzhny seharusnya tidak mengatakan hal ini karena dapat menimbulkan kekhawatiran di kalangan donor bantuan Barat.
Serangan balasan Ukraina telah berlangsung lebih dari lima bulan. Para pejabat mengakui laju serangan lebih lambat dari yang diperkirakan, tetapi Kiev telah membuat kemajuan yang stabil. Ukraina telah meminta Barat untuk meningkatkan bantuan guna mendukung serangan tersebut.
Sementara itu, Rusia mengatakan negara-negara Barat sudah lelah memberikan bantuan kepada Ukraina karena perang terus berlanjut.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)