Sebarkan patriotisme
Di tengah suasana seluruh negeri menantikan peringatan 80 tahun Revolusi Agustus dan Hari Nasional 2 September, guru Nguyen Tri Hanh, seorang guru seni di Sekolah Menengah Hermann Gmeiner Vinh, provinsi Nghe An , memiliki "proyek khusus" sebagai hadiah rasa syukur dan mengenang momen bersejarah di musim gugur tahun 1945.

Pak Hanh mulai mengerjakan proyek ini pada bulan Mei. Saat itu, para siswa sedang liburan musim panas, dan ruang kelas menjadi "studionya". Dengan kapur warna-warni dan papan tulis hijau, beliau menyelesaikan 5 karya bertema Hari Nasional, antara lain: Paman Ho mengunjungi kampung halamannya, Paman membacakan Deklarasi Kemerdekaan, Paman Ho bersama anak-anak, Pria yang mencari bentuk negara, dan 80 tahun, Aku cinta Vietnam-ku.
Di antara semuanya, lukisan berjudul "80 tahun, aku cinta Vietnamku" diselesaikan oleh sang guru setelah 3 hari berturut-turut, mulai dari membuat sketsa, mewarnai, hingga menyempurnakan pencahayaan dan kedalaman. Gambar Paman Ho yang sedang menulis Deklarasi Kemerdekaan menjadi sorotan utama, di sebelahnya terdapat bendera merah berkibar bintang kuning dan Deklarasi yang sakral.

Warna-warna yang dipilihnya harmonis, tetapi tetap menonjolkan dua nuansa merah dan kuning untuk menegaskan semangat kebangsaan. "Setiap detail memiliki maknanya sendiri. Saya ingin para siswa menghidupkan kembali suasana heroik musim gugur tahun 1945," ujar Bapak Hanh.
Bapak Hanh mengatakan bahwa Hari Nasional tahun ini, 2 September, yang memperingati 80 tahun, merupakan momen yang sangat istimewa bagi bangsa. Karya-karya kali ini tidak hanya memiliki perspektif artistik, tetapi juga merupakan hadiah spiritual bagi hari raya penting negara ini.
'Fortune' lebih dari 500 karya pastel
Guru Nguyen Tri Hanh pernah meninggalkan kesan mendalam di media sosial dengan lukisan-lukisan pastelnya di papan tulis biru. Ia memiliki lebih dari 500 lukisan pastel, mulai dari momen-momen bersejarah yang heroik, potret tokoh-tokoh terkenal, hingga lanskap sederhana tanah airnya. Lukisan-lukisan seperti "Mata Air Abadi", "Utara - Selatan Satu Rumah"... semuanya mengesankan dengan kecanggihan dalam setiap goresan dan makna historisnya. Baginya, setiap lukisan adalah "pelajaran sejarah hidup" bagi murid-muridnya.

Bapak Hanh mengatakan bahwa "proyek khusus" untuk merayakan peringatan 80 tahun Revolusi Agustus dan Hari Nasional pada tanggal 2 September ini telah menjadi sesuatu yang ia hargai sejak lama. Ia memilih kapur warna karena kesederhanaan dan keakrabannya: papan tulis biru dan kapur putih telah menjadi ciri khas siswa dari berbagai generasi, sebagaimana citra Paman Ho yang selalu melekat di hati masyarakat.
Berbeda dengan cat minyak atau cat air, pastel tidak menyebarkan warna, sehingga seniman harus berlatih dengan sabar, mulai dari goresan sederhana hingga detail yang rumit. Namun, kesulitan inilah yang mendorong guru untuk bereksplorasi dan berkreasi, sehingga setiap gambar mengandung cerita, sebuah pesan. "Setiap goresan kapur adalah ungkapan terima kasih kepada Paman Ho dan generasi ayah serta saudara yang telah berkorban agar negara ini dapat merdeka dan damai seperti saat ini," ujar Bapak Hanh.

Setiap kali ia mengunggah lukisannya di media sosial, lukisan-lukisan itu menerima ribuan suka, dibagikan, dan pujian yang tak terhitung jumlahnya. "Meskipun saya menyesal harus menghapus karya-karya saya, saya bahagia karena karya-karya itu akan selamanya ada di hati para pengunjung, bukan milik siapa pun," ungkap guru asal Nghe An ini.
Foto-fotonya akan terhapus, tetapi emosi dan kesannya akan abadi. Itulah nilai abadi yang menanamkan kebanggaan nasional dan rasa hormat terhadap masa lalu dalam jiwa generasi muda. Dari hal-hal sederhana itulah, semangat patriotisme tetap terpelihara dan menyebar.
Sumber: https://baolaocai.vn/thay-giao-tai-hien-khoanh-khac-lich-su-29-bang-phan-mau-post879733.html
Komentar (0)