Setelah ujian kelulusan SMA berakhir, banyak siswa dan guru berkomentar bahwa tes Bahasa Inggris tahun ini terlalu panjang dan sulit, "setara" dengan tes IELTS. Beberapa bahkan mengatakan bahwa kandidat yang mendapat skor 9.0 di bagian Reading IELTS mungkin tidak sepenuhnya memahami tes tersebut karena kosakatanya terlalu sulit.
Terkait hal ini, Bapak Vo Anh Triet, seorang guru bahasa Inggris di Kota Ho Chi Minh, mengatakan bahwa tahun ini, Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran opsional dalam ujian kelulusan SMA. Oleh karena itu, hanya siswa yang telah belajar dengan tekun, terbiasa dengan format ujian, dan percaya diri yang akan memilih mata pelajaran ini. Oleh karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa ujian ini terlalu sulit bagi siswa di daerah terpencil.
Dibandingkan dengan contoh ujian yang diumumkan sebelumnya, struktur ujian tahun ini serupa. Oleh karena itu, pernyataan "ujiannya berbeda dari tahun lalu, siswa terkejut" tidaklah tepat, menurut Bapak Triet.
"Kebanyakan guru SMA yang mengajar kurikulum 2018 memberikan tes seperti ini kepada siswanya. Jika tidak, berarti guru tidak menjalankan tugasnya dengan baik," kata Bapak Triet.
Mengenai fakta bahwa struktur ujiannya mirip dengan ujian contoh, tetapi para siswa masih terkejut, Bapak Triet mengatakan bahwa hal itu disebabkan oleh anggapan bahwa selama bertahun-tahun, "ujian kelulusan hanya membutuhkan waktu 15 menit". Akibatnya, para siswa tidak terbiasa dengan ujian yang sangat berbeda, kurang memiliki keterampilan pemahaman membaca, analisis ujian, dan strategi mengerjakan ujian.
Secara keseluruhan, Pak Triet mengatakan bahwa ini adalah ujian masuk yang sesungguhnya, dengan tingkat diferensiasi yang tinggi. Jumlah soal rata-rata sekitar 20, soal yang lebih sulit sekitar 12, dan soal yang sangat sulit sekitar 8.
Dengan demikian, siswa rata-rata dapat meraih 5-6 poin. Siswa yang baik akan meraih 6-7 poin. Siswa yang baik akan meraih 7-8 poin, siswa yang baik akan meraih 8-9 poin. Siswa yang sangat baik akan meraih 9-10 poin.
Mengenai fakta bahwa banyak orang berpikir bahwa meskipun mendapatkan IELTS 7.0, tes ini sulit untuk dilakukan, menurut Bapak Triet, kita perlu mempertimbangkannya kembali, karena IELTS adalah sertifikat bahasa Inggris akademis yang berlaku selama 2 tahun. Membandingkan ujian kelulusan SMA dengan IELTS tidaklah adil, karena setiap tes memiliki tujuan yang berbeda.
Sebuah ujian yang mengejutkan banyak orang yang terlibat
Guru Vo Anh Triet mengatakan bahwa ujian tahun ini telah "membuat khawatir" banyak pemangku kepentingan, termasuk para guru, ketika ia menunjukkan bahwa siswa yang hanya belajar dengan hafalan dan tidak memahami soal secara menyeluruh akan mengalami kesulitan dalam situasi praktis yang memerlukan penerapan yang tinggi.
Oleh karena itu, guru perlu mengajarkan keterampilan pemahaman bacaan untuk teks yang relatif panjang, dengan beragam materi bahasa, dan menganalisis tata bahasa penting dalam bacaan, alih-alih hanya membaca sekilas dan memilih. Selain itu, guru juga perlu mengajarkan siswa untuk mengenali dan mempraktikkan cara menulis yang koheren, menghubungkan gagasan, dan mengarahkan gagasan. Tidak ada yang lebih baik daripada belajar menulis melalui membaca dan belajar berbicara melalui mendengarkan.
Ujian ini juga "memperingatkan" siswa yang lahir tahun 2008 dan setelahnya bahwa pengetahuan harus dipahami secara menyeluruh dan harus dipraktikkan. Bahasa yang repetitif dan kurangnya keseriusan dalam belajar akan membuat kepala kosong meskipun nilai sekolahnya sangat tinggi.
"Siswa perlu memahami bahwa bahasa asing adalah alat, dan menggunakan alat tersebut secara proaktif dan teratur akan menghasilkan kemahiran yang dibutuhkan. Jangan berpikir bahwa belajar hanya untuk ujian dan itu saja. Bukan itu masalahnya, bahasa Inggris akan mendampingi Anda, membantu Anda membuka banyak pintu menuju masa depan yang cerah," ujar Bapak Triet.
Ujian ini juga "membuat khawatir" orang tua. Jangan terlalu khawatir tentang nilai, karena ketika orang tua menganggap nilai sebagai segalanya, sekolah dan guru akan cenderung membiarkan siswa mendapatkan nilai tinggi demi prestasi akademik yang baik. Orang tua akan dengan senang hati memamerkan anak-anak mereka kepada teman dan kerabat.
Orang tua harus menerima bahwa anak-anak mereka memiliki kelemahan dan tidak pandai dalam mata pelajaran tertentu sehingga mereka dapat mendukung dan membantu mereka berkembang tepat waktu. Kelas yang hampir 100% siswanya berprestasi atau sangat baik, meskipun bukan sekolah khusus atau kelas selektif, merupakan masalah. Selain itu, dorong mereka, jangan memarahi mereka, belajarlah, jangan mengkritik, dan anak-anak akan merasa lebih tenang.
Menurut Bapak Triet, pendidikan hendaknya melahirkan anak-anak yang tangguh, teguh pendirian, bijaksana dan berani, bukan malah memberikan setumpuk ijazah lalu langsung mencari-cari kesalahan ketika menghadapi sedikit tantangan atau kesulitan.
Ujian tahun ini bebas dari kesalahan. Filosofi ujian tahun ini benar, yaitu mengembalikan segala sesuatu ke hakikatnya untuk meninjau, mengakui, mengubah, dan mengembangkan.
"Nilai acuan tahun ini akan menurun drastis, tetapi tidak perlu khawatir karena siswa masih akan memiliki sekolah untuk belajar, dengan pola pikir untuk mengetahui siapa mereka, untuk berusaha lebih keras, bekerja lebih keras, menjadi lebih kuat, dan menjadi lebih dewasa," ungkap Bapak Triet.
Sumber: https://vietnamnet.vn/so-sanh-de-thi-tot-nghiep-mon-tieng-anh-voi-bai-thi-ielts-la-khap-khieng-2416274.html
Komentar (0)