Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Độc lập - Tự do - Hạnh phúc

Keajaiban universitas bergengsi dan masa kecil tragis karena dikendalikan oleh orang tua

Kisah Thich Kha dibagikan oleh banyak netizen di forum daring sebagai contoh tragis "kekerasan prestasi".

VTC NewsVTC News03/09/2025

Lahir pada tahun 1976 di provinsi Hunan (Tiongkok), Thich Kha pernah dikagumi sebagai anak ajaib dan kebanggaan keluarga dan desanya.

Sejak kecil, ia menonjol karena kecerdasannya yang luar biasa, dan selalu unggul dalam ujian. Kecerdasan itulah yang membantunya lulus ujian masuk Universitas Tsinghua dengan nilai 636—sebuah prestasi yang tak banyak orang bisa capai.

Namun, masa kecil Thich Kha tidaklah damai. Lahir dari keluarga kelas pekerja biasa di Kota Xiangtan, Provinsi Hunan (Tiongkok), Thich Kha tidak memiliki latar belakang yang istimewa, tetapi orang tuanya menaruh harapan besar padanya.

Sejak SD, semua kegiatan Thich Kha diprogram: belajar hampir seharian, dilarang bermain, dilarang menonton kartun, dan dilarang berteman. Semua kegiatan yang "tidak mendukung pencapaian prestasi" dihapuskan. Para guru mengkhawatirkan kepribadian Thich Kha yang tertutup dan terisolasi, tetapi orang tua Thich Kha tidak terlalu peduli. Bagi mereka, nilai adalah ukuran kesuksesan.

Meskipun lulus dari Universitas Tsinghua dengan hasil yang sangat baik, Shi Ke kurang memiliki keterampilan dasar untuk beradaptasi dengan kehidupan nyata, yang mengakibatkan serangkaian tragedi. (Foto: Baidu)

Meskipun lulus dari Universitas Tsinghua dengan hasil yang sangat baik, Shi Ke kurang memiliki keterampilan dasar untuk beradaptasi dengan kehidupan nyata, yang mengakibatkan serangkaian tragedi. (Foto: Baidu)

Di permukaan, metode pendidikan ini tampak efektif. Thich Kha cerdas, rajin belajar, dan memiliki prestasi gemilang. Namun, ketika ia memasuki lingkungan yang lebih luas, semua keterbatasannya menjadi jelas.

Di Tsinghua, ia dikelilingi oleh teman-teman sekelas yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga mampu berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan beradaptasi dengan tekanan. Karena kurangnya keterampilan sosial dasar, Thich Kha perlahan-lahan merasa lemah dan kehilangan arah. Sikap menarik diri dan isolasi pun mulai terbentuk.

Setelah lulus, Shi Ke bergabung dengan Institut Fisika Energi Tinggi di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok. Ini merupakan titik awal yang ideal bagi siapa pun yang ingin mengembangkan karier.

Kenyataannya tidak seindah yang dibayangkan: Lingkungan kantor menuntut keterampilan komunikasi, koordinasi, dan kemampuan menyampaikan pendapat—hal-hal yang belum pernah dipelajari Thich Kha. Karena tidak mampu beradaptasi, ia segera dinilai "tidak cocok", secara bertahap ditinggalkan, dan dipecat.

Kegagalan awal tersebut memicu banyak kejadian lain. Thich Kha mencoba berbagai pekerjaan manual, mulai dari membagikan selebaran, bekerja sebagai buruh pabrik, hingga mengangkut beban berat di lokasi konstruksi, tetapi tak satu pun bertahan lebih dari beberapa minggu. Bagi seseorang yang telah dilindungi sejak kecil, beradaptasi dengan tekanan hidup nyata terasa terlalu sulit.

Pada akhirnya, Thich Kha harus kembali ke kampung halamannya untuk bergantung pada orang tuanya, menderita depresi selama lebih dari satu dekade. Kini, di usianya yang hampir 50 tahun, ia masih belum mampu menstabilkan kariernya, dan telah mencoba berbagai pekerjaan tetapi gagal.

Kisah Shi Ke masih banyak dibagikan oleh netizen Tiongkok. Seorang anak ajaib yang masuk ke sekolah paling bergengsi di Tiongkok, tetapi pada akhirnya tidak mampu berdiri sendiri di tengah masyarakat modern. Ia berpengetahuan luas, tetapi kurang memiliki keterampilan hidup dasar.

Penyebabnya bukan sepenuhnya kesalahan Thich Kha, tetapi berawal dari cara orang tuanya yang ekstrem dalam mendidiknya. Mereka mengorbankan seluruh hidup anak mereka untuk prestasi akademik, mengabaikan kebutuhan anak untuk hidup secara alami dan belajar keterampilan sosial. Ketika Thich Kha jatuh, ia tidak punya barang bawaan untuk bangkit.

Para pakar pendidikan Tiongkok memperingatkan bahwa terlalu berfokus pada prestasi akademik dan mengabaikan pendidikan keterampilan hidup dapat berdampak jangka panjang. Anak-anak tidak hanya membutuhkan pengetahuan, tetapi juga kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, mengelola emosi, mengambil keputusan, dan beradaptasi dengan lingkungan sosial. Tanpa keterampilan ini, betapa pun hebatnya seorang anak, akan sulit untuk berhasil dalam kehidupan nyata.

(Sumber: Vietnamnet)

Sumber: https://vtcnews.vn/than-dong-dai-hoc-danh-gia-va-bi-kich-tuoi-tho-bi-phu-huynh-kiem-soat-ar963320.html


Komentar (0)

No data
No data

Dalam kategori yang sama

Seberapa modern kapal selam Kilo 636?
PANORAMA: Parade, pawai A80 dari sudut pandang langsung khusus pada pagi hari tanggal 2 September
Hanoi menyala dengan kembang api untuk merayakan Hari Nasional 2 September
Seberapa modern helikopter antikapal selam Ka-28 yang berpartisipasi dalam parade laut?

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

No videos available

Berita

Sistem Politik

Lokal

Produk