SGGPO
Pada tanggal 29 September, Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan berkoordinasi dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk menyelenggarakan Konferensi tentang Pengembangan Buah Naga Berkelanjutan di Vietnam untuk mempromosikan produksi produk rendah karbon dan menanggapi perubahan iklim.
Menurut Bapak Tran Thanh Nam, Wakil Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, buah naga dengan luas sekitar 55.000 hektar dan hasil sekitar 1,3 juta ton/tahun, serta omzet ekspor tahunan lebih dari 1 miliar dolar AS, merupakan salah satu produk unggulan Vietnam. Saat ini, banyak negara memiliki persyaratan tinggi untuk produk yang harus diproduksi guna mengurangi emisi dan berkembang secara berkelanjutan. Oleh karena itu, buah naga membutuhkan koridor hukum, yaitu proses produksi yang mengurangi emisi namun tetap menjamin kualitas dan meningkatkan nilai merek.
Banyak petani buah naga mengurangi emisi |
Menurut perwakilan UNDP di Vietnam, melalui survei, konsumen Eropa sebagian besar memilih makanan berlabel pengurangan emisi. Oleh karena itu, buah naga perlu diproduksi dengan cara yang memenuhi permintaan pasar, ramah lingkungan, dan tahan terhadap perubahan iklim.
Sejak 2020, UNDP telah mendukung program transformasi hijau untuk mengubah buah naga menjadi rantai nilai hijau bagi banyak petani dan koperasi, dan hasilnya menunjukkan kualitas yang lebih tinggi. Buah naga telah diproduksi sesuai proses irigasi ekonomis dalam menghadapi perubahan iklim, dan pencahayaan pembungaan menggunakan lampu LED untuk menghemat energi. Khususnya, banyak petani telah menerapkan program ketertelusuran elektronik untuk meningkatkan nilai buah naga saat memasarkannya dan berpartisipasi dalam rantai nilai global.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)