Remaja berusia 18 tahun putus sekolah karena tidak memenuhi persyaratan kelulusan
Todd Rose (1974) lahir di pedesaan Utah (AS). Masa kecilnya tidak dibatasi, tetapi karena hiperaktif, para guru menganggapnya sebagai siswa yang suka membuat masalah dan nakal.
Todd didiagnosis menderita gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD), sehingga studinya sulit. Ia mendapat nilai F di sebagian besar mata pelajarannya. Hal ini memengaruhi prestasinya di kelas, sehingga Todd tidak dihargai oleh guru-gurunya dan dikucilkan oleh teman-temannya. Namun, Todd selalu percaya bahwa hidup lebih penting daripada nilai.
Ada kalanya ia dirundung teman-teman sekelasnya, tetapi tak seorang pun membelanya. Sekolah adalah tempat terburuk dalam ingatan Todd, karena ia membawa perasaan depresi, ketakutan, dan bahkan keputusasaan. Ia beruntung orang tuanya selalu ada untuknya dan mengerti apa yang ia lakukan. Setiap kali gurunya menelepon, ibunya akan mendengar tentang nilai buruk Todd atau membuat masalah di sekolah.
Saat itu, dia hanya berkata: "Kurasa nilaimu yang rendah tidak mencerminkan apa pun. Tapi aku harap kamu belajar lebih mencintai diri sendiri." Karena dia berpikir bahwa dalam proses tumbuh dewasa, kita perlu memiliki pengalaman, jadi kita pasti akan membuat kesalahan. Jadi, marah atau memarahi anakmu tidak ada gunanya.
Didorong oleh ibunya, Todd pernah begadang tiga malam menulis puisi untuk menyelesaikan PR menulis kreatifnya. Namun, karena ia dicap sebagai siswa yang buruk, gurunya memberinya nilai F dan berkata, "Todd tidak bisa menulis puisi sebagus itu, ini cuma tiruan."
Ketika ibunya mengetahui berita itu, ia membawa draf puisi itu ke sekolah untuk membuktikan kepada para guru bahwa Todd-lah yang menulis puisi tersebut. Kejadian ini menyadarkannya bahwa usahanya diragukan. Meskipun telah berusaha keras, Todd tidak dipercaya oleh para gurunya.
Pada usia 18 tahun, Todd diberi tahu bahwa ia tidak memenuhi syarat untuk lulus karena IPK-nya yang rendah, yaitu 0,9/4,0. Di saat yang sama, karena tidak mampu menanggung tekanan di sekolah, Todd memutuskan untuk putus sekolah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia bekerja di toko kelontong dengan upah $4,25/jam.
Meskipun tidak menghalangi putranya untuk putus sekolah, ibunya tetap percaya bahwa potensinya tak terbatas. Ia berharap putranya akan menemukan jalannya sendiri. Ayahnya yakin bahwa putranya bisa membuat terobosan di suatu bidang.
Menjadi profesor di universitas terbaik di dunia
Berkat dorongan keluarganya dan keyakinannya akan kekuatan pendidikan untuk mengubah hidup dan keadaan, Todd meraih GED (General Education Development - sertifikat yang setara dengan ijazah sekolah menengah atas di AS). Ia kemudian mendaftar di sebuah perguruan tinggi komunitas dengan biaya kuliah rendah. Ia bersekolah di malam hari dan bekerja sebagai penjual di siang hari untuk menutupi biaya hidupnya.
Berkat usahanya yang tak kenal lelah, setelah lulus kuliah, ia menerima surat penerimaan di Weber State University (Ogden, Utah - AS). Di akhir tahun pertamanya, Todd mendapatkan nilai A di semua mata kuliah dan beasiswa.
Meskipun latar belakangnya kurang baik, Todd sangat bersemangat dalam penelitian pendidikan. Kemudian, ia menerima beasiswa doktoral dari Universitas Harvard. Masa kecilnya mungkin kurang beruntung di sekolah, tetapi proses tumbuh kembangnya didorong dan diakui oleh keluarganya. Hal ini berkontribusi pada upaya Todd yang terus-menerus.
Berbicara tentang kesulitan Todd, ibunya berkata: "Saya selalu percaya padanya, jadi saya tidak pernah memarahinya. Karena ketika dia tertinggal, dia sangat lelah. Saat itu, dia perlu tahu bahwa dia dicintai oleh orang tuanya dan akan aman di rumahnya."
Todd kini menjadi profesor di Universitas Harvard. Mengenang masa kecilnya, ia berkata dengan emosional: "Kalau bukan karena toleransi orang tuaku, mungkin aku akan terus membuat masalah dalam hidup. Aku tak akan pernah berada di posisiku sekarang."
Berdasarkan kisahnya sendiri, Todd juga mendirikan organisasi nirlaba pendidikan Populace untuk membantu kaum muda mengubah cara mereka belajar, bekerja, dan menjalani hidup yang utuh. Ia selalu percaya bahwa siswa miskin pun bisa menjadi orang baik. Konsep ini berawal dari empatinya terhadap siswa miskin. Hal ini, di masa lalu, membuat Todd merasa rendah diri karena ia lebih buruk daripada teman-temannya.
Baginya, anak-anak berhak belajar di sistem pendidikan publik. "Alih-alih membatasi atau membelenggu anak-anak dalam suatu kerangka, kita seharusnya belajar dan mengembangkan potensi mereka." Banyak orang membandingkan anak-anak dengan bunga, tetapi lupa bahwa bunga memiliki periode berbunga yang berbeda-beda.
Anak-anak yang lambat perkembangannya perlu lebih diakui dan dipahami. Keluarga dan sekolah harus bersabar, penuh kasih sayang, dan berhenti mendesak untuk menunggu 'bunga mekar'. "Ini adalah hadiah yang paling berarti bagi anak-anak," Todd berbagi makna pendirian organisasi nirlaba di bidang pendidikan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)