Reuters mengutip Penasihat Keamanan Nasional Filipina Eduardo Ano pada tanggal 20 September yang mengatakan bahwa tidak ada jadwal khusus untuk penarikan sistem rudal jarak menengah Typhon AS dari negara tersebut.
Pemandangan sistem rudal Typhon di Bandara Internasional Laoag di Laoag (Filipina) pada 13 September 2024
"Akan ada konsultasi, tetapi saat ini kami membutuhkan peluncur rudal Typhon untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas angkatan bersenjata kami," ujar Bapak Ano kepada wartawan.
"Tidak ada negara yang bisa mendikte kami. Kami tahu apa yang terbaik untuk negara kami, jadi mereka tidak bisa mendikte apa pun, terutama terkait penempatan peluncur rudal ini," tegas Bapak Ano.
Menurut Reuters, mengutip juru bicara militer Filipina Louie Dema-ala pada 18 September, kegiatan pelatihan masih berlangsung dan Angkatan Darat AS di Pasifik (USARPAC) akan memutuskan berapa lama sistem rudal ini akan berada di Filipina.
Presiden Filipina mengutuk tindakan 'ilegal dan koersif' di Laut Timur
Sebelumnya, Reuters melaporkan pada 19 September bahwa AS tidak memiliki rencana segera untuk menarik sistem rudal jarak menengah yang ditempatkan di Filipina. Menurut Reuters, AS membawa sistem Typhon ke Filipina untuk menguji kelayakan penempatannya di wilayah tersebut jika diperlukan. Citra satelit dari Planet Labs menunjukkan bahwa sistem Typhon masih berada di Filipina utara.
Menanggapi informasi di atas, Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyatakan pada 19 September bahwa mereka sangat prihatin dengan rencana untuk mempertahankan sistem ini di Filipina. "Hal ini secara serius mengancam keamanan negara-negara di kawasan dan meningkatkan konfrontasi geopolitik ," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/philippines-van-muon-giu-he-thong-ten-lua-tam-trung-typhon-cua-my-185240920192955043.htm
Komentar (0)