Mark Wiens adalah seorang blogger makanan ternama dari AS. Ia saat ini memiliki halaman Facebook dengan 6 juta pengikut dan kanal YouTube pribadi dengan lebih dari 10 juta pengikut.
Dengan hasratnya yang besar untuk bepergian dan menjelajahi kuliner, Mark Wiens telah menjelajahi puluhan negara di berbagai benua, menikmati hidangan unik dan menarik di berbagai daerah dan wilayah. Di Asia Tenggara, Vietnam dan Thailand adalah dua negara yang paling sering dikunjungi Mark. Ia sangat terkesan dengan kekayaan kuliner Vietnam karena banyaknya hidangan lezat dengan harga terjangkau.
Dalam kunjungannya baru-baru ini ke Vietnam, Mark menghabiskan waktu menjelajahi Hanoi dan menikmati jajanan kaki lima di ibu kota. Selain hidangan favoritnya seperti kue ikan La Vong, bihun babi panggang, dll., ia sangat terkesan dengan hidangan kue kepiting yang pertama kali ia kenal dan nikmati.
Sesuai namanya, kue rươi adalah hidangan yang terbuat dari rươi. Rươi adalah moluska dari keluarga cacing yang memiliki banyak benang sutra di tubuhnya. Spesies ini lebih suka hidup di air payau, dataran rendah, atau di sungai dan anak sungai yang pasang surut seperti di provinsi-provinsi: Hai Duong, Hai Phong, Thai Binh, Nam Dinh...
Rươi dapat diolah menjadi banyak hidangan lezat, tetapi yang paling terkenal tetaplah kue rươi. Banyak wisatawan asing yang merasa waspada dan sedikit takut ketika melihat rươi. Mereka bahkan tidak berani mencicipi kue rươi meskipun ini merupakan hidangan khas Hanoi di akhir musim gugur.
Untuk menikmati hidangan terkenal ini, Mark pergi ke sebuah restoran di Jalan Hang Chieu, tepat di sebelah peninggalan O Quan Chuong. Restoran ini hanya seluas sekitar 20 meter persegi, tetapi telah menjadi tempat makan yang familiar bagi penduduk lokal dan wisatawan selama bertahun-tahun. Restoran ini khusus menyajikan bakso udang, baik jenis biasa maupun spesial, dengan harga berkisar antara 20.000 hingga 220.000 VND/potong.
Di restoran tersebut, YouTuber Amerika tersebut juga menyaksikan proses pembuatan terasi goreng, mulai dari pencampuran bahan hingga penggorengan. Ia juga menunjukkan keahliannya dengan membagikan beberapa informasi yang telah ia pelajari sebelumnya tentang hidangan unik ini.
"Saya tahu rươi hidup jauh di bawah tanah, sering muncul di sawah, dan hanya memiliki satu musim setiap tahun, dari September hingga awal Desember kalender lunar. Oleh karena itu, rươi sering dibekukan agar awet dan dapat digunakan lebih lama. Kali ini saya datang, belum musim rươi, jadi saya hanya bisa menikmati rươi beku," kata Mark.
Ia juga terkejut mengetahui bahwa kue kepiting terbuat dari bahan-bahan lain seperti daging babi giling, telur, daun bawang, adas, merica, dll., dan terutama kulit jeruk keprok cincang. Kemudian, kue kepiting digoreng dengan lemak ayam, bukan lemak babi atau minyak goreng, sehingga setelah matang, kuenya berwarna keemasan dan beraroma harum.
Saat terasi panas disajikan, Mark tak ragu untuk mencicipinya. "Terasinya sangat lembut dan berlemak, hampir lumer di mulut tanpa rasa aneh. Semua bahannya menyatu, sungguh lezat," komentar Mark.
Ia juga memamerkan keahlian kulinernya layaknya penduduk lokal dengan terus menikmati kepiting gulung dengan sayuran mentah, bihun, dan saus ikan asam manis. Rasa hidangan tersebut membuat YouTuber dengan jutaan tayangan itu mengangguk-angguk tanda setuju, tak henti-hentinya berseru betapa lezatnya hidangan itu.
"Perkedel cacing gorengnya saja sudah enak, tapi kalau disantap dengan bihun dan rempah-rempah, dicelup kecap ikan asam manis, rasanya jadi lebih nikmat lagi. Saking lezatnya, rasanya luar biasa dan bikin ketagihan," ujarnya.
Turis Barat itu juga mengakui bahwa cha ruoi adalah hidangan paling lezat dalam daftar hidangan Vietnam yang dinikmatinya saat bepergian ke Hanoi seperti La Vong cha ca, bun cha, bun rieu, bubur tulang rusuk, dan lain-lain.
Phan Dau
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)