Berbicara di forum tersebut, Deputi Gubernur Bank Negara Vietnam, Pham Tien Dung, mengatakan bahwa saat ini, lebih dari 90% transaksi nasabah di bank dilakukan melalui kanal digital, layanan perbankan dilakukan secara otomatis, dan tidak ada lagi teller yang membaca dokumen bank. Hal ini mendorong industri perbankan untuk merestrukturisasi proses dan membangun proses bisnis yang cerdas.

Realitas ini juga menuntut bank untuk memiliki tim yang berpengetahuan luas tentang operasional dan teknologi informasi. Bank yang tidak mampu melakukan hal tersebut tidak akan mampu mengimbangi "permainan" yang ada.
Menurut Deputi Gubernur Bank Negara Vietnam, Pham Tien Dung, statistik menunjukkan bahwa negara tersebut saat ini memiliki sekitar 200 juta rekening deposito dengan 87% penduduk dewasa memiliki rekening bank, jumlah yang sangat besar. Realitas ini mengharuskan industri untuk melatih staf yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.
Hal lain yang sangat berbeda adalah jumlah dan nilai transaksi. Sebelumnya, kita berharap 1 juta transaksi per hari, tetapi sekarang ada 50 hingga 100 juta transaksi keuangan per hari. Hal ini menantang pertanyaan tentang bagaimana mengendalikannya,” ujar Deputi Gubernur Bank Negara Vietnam.

Karena peningkatan volume transaksi dan jumlah rekening, pimpinan SBV menegaskan bahwa banyak bank kini mempertimbangkan risiko teknologi informasi yang serupa dengan risiko kredit. Industri perbankan akan membentuk sistem manajemen risiko yang berbeda, yang mencakup keamanan teknologi informasi.
Sementara itu, Wakil Menteri Sains dan Teknologi Bui The Duy mengatakan bahwa AI mengubah dan membentuk kembali permainan global dan memengaruhi semua bidang, termasuk perbankan.
Wakil Menteri Bui The Duy mengatakan bahwa staf TI di bank perlu diperlengkapi kembali dengan pengetahuan baru sesuai dengan platform baru seperti blockchain dan kecerdasan buatan.

"Setiap 6 bulan hingga 1 tahun, generasi teknologi baru lahir. Sistem AI berikutnya akan menjadi sistem proaktif, layaknya organisme hidup, yang secara otomatis akan memberi saran kepada kita dan secara otomatis melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan. Selain itu, tren komputer kuantum akan menimbulkan masalah besar terkait jenis pengkodean, yang membutuhkan perubahan total. Oleh karena itu, pembaruan sumber daya manusia dalam teknologi pelatihan akan menjadi tugas yang berkelanjutan," ujar Wakil Menteri Bui The Duy.
Dalam forum tersebut, para ahli sepakat bahwa industri perbankan menghadapi paradoks sumber daya manusia, yaitu "kelebihan sekaligus kekurangan". Sumber daya manusia yang surplus adalah mereka yang mengoperasikan sistem dengan cara lama, sementara sumber daya manusia yang kekurangan justru merupakan sumber daya manusia teknologi informasi yang berkualitas tinggi. Jika pada tahun 2018 industri perbankan membutuhkan 320.000 sumber daya manusia teknologi, maka pada tahun 2026 diperkirakan akan membutuhkan 750.000 orang.
Saat ini, ketersediaan sumber daya manusia di bidang teknologi informasi belum memadai untuk memenuhi kebutuhan industri perbankan, padahal sumber daya manusia inilah yang menentukan daya saing bank. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi sumber daya manusia di industri perbankan.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/nhan-luc-cong-nghe-dang-tro-thanh-yeu-to-song-con-cua-cac-ngan-hang-post803970.html
Komentar (0)