Pada tanggal 16 Juli, seorang pemimpin Taman Kanak-kanak Thang Loi (Komune Ea Knuec, Dak Lak - sebelumnya Distrik Krong Pak, Dak Lak) mengatakan bahwa sekolah telah mengirimkan petisi kepada polisi untuk memverifikasi informasi tentang kesehatan anak tersebut yang dipengaruhi oleh seorang teman yang dicurigai di kelas.
"Saat ini, kami telah mengirimkan permintaan kepada kepolisian dan badan keamanan siber untuk memverifikasi informasi yang diunggah di media sosial. Menurut saya, informasi yang diunggah oleh orang tua tersebut tidak akurat. Kami masih menunggu keputusan dari pihak berwenang," ujar pemimpin tersebut.
Para orang tua marah ketika anak mereka yang berusia 20 bulan dikatakan telah dipengaruhi oleh teman-teman sekelasnya padahal tidak ada guru yang hadir di kelas.
FOTO: TANGKAPAN LAYAR
Sebelumnya, seorang orangtua mengunggah postingan di media sosial tentang anaknya yang dipengaruhi teman sekelasnya, sehingga memengaruhi kesehatannya.
Menurut konten yang diposting, pada tanggal 5 Juli, kedua wali kelas tersebut turun ke bawah dan membawa anak tersebut ke dokter, namun dokter memerintahkannya untuk tinggal di rumah guna pemeriksaan lebih lanjut karena ini adalah cedera kepala yang dapat menyebabkan pembekuan darah di kemudian hari.
"Sesampainya di rumah, orang tua meminta agar pada pagi hari tanggal 7 Juli, mereka bertemu dengan dewan sekolah untuk menyelesaikan masalah ini. Namun, karena anak itu ketakutan ketika sampai di rumah dan menangis kepada semua orang, saya harus tinggal di rumah untuk mengawasinya dan melaporkan kepada wali kelas bahwa dia tidak boleh pergi ke sekolah," tulis orang tua tersebut dalam postingan tersebut.
Pada pagi hari tanggal 15 Juli, para orang tua pergi ke sekolah untuk menemui kepala sekolah, tetapi beliau tidak ada di sana. Setelah pulang, para orang tua meminta nomor telepon kepala sekolah dan diberi tahu bahwa mereka harus bersimpati karena di akhir tahun ajaran, para orang tua menandatangani surat pernyataan sukarela untuk menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah musim panas, sementara hanya ada satu guru di setiap kelas.
"Saya perlu pihak sekolah memberikan penjelasan yang jelas kepada keluarga saya dan cara memperbaiki situasi ini agar tidak ada anak lain yang mengalami masalah yang sama dengan anak saya...", komentar orang tua tersebut.
Menurut video yang diunggah, anak tersebut didorong dan disikut oleh banyak teman sekelasnya di kelas; saat itu, tidak ada guru yang bertugas di kelas. Insiden ini menjadi sorotan publik di media sosial.
Sumber: https://thanhnien.vn/nha-truong-bao-cong-an-vu-chau-be-nghi-bi-ban-tac-dong-tren-lop-185250716164306492.htm
Komentar (0)