Minum alkohol, kurang tidur, stres, hipotiroidisme, gangguan hati, tumor otak, kehamilan, dan depresi semuanya dapat menyebabkan demensia.
Kelupaan lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia, namun, orang muda juga dapat mengalami kehilangan ingatan karena banyak penyebab seperti faktor gaya hidup, kondisi medis, dan pengobatan.
Penuaan
Otak mengalami perubahan seiring bertambahnya usia yang dapat memengaruhi daya ingat. Secara spesifik, terdapat penurunan fungsi hipokampus (area otak yang berperan dalam pembentukan dan penyimpanan ingatan); penurunan hormon dan protein yang melindungi, memperbaiki, dan merangsang pertumbuhan sel-sel otak; berkurangnya aliran darah ke otak, yang mengurangi kemampuan kognisi dan daya ingat; serta hilangnya materi abu-abu (jaringan otak).
Kelupaan akibat perubahan otak terkait usia sering kali meliputi lupa di mana meletakkan barang-barang seperti ponsel, kunci, kacamata, dll.; lupa nama seseorang atau bingung dengan nama orang lain; mudah teralihkan; butuh waktu lebih lama untuk mempelajari hal-hal baru.
Faktor gaya hidup
Menurut Institut Nasional Penuaan, beberapa aspek kehidupan dapat memengaruhi kesehatan kognitif dan demensia.
Kurang tidur : Baik kurang tidur maupun terlalu banyak tidur memengaruhi daya ingat. Tidur rata-rata 7 jam sehari membantu menjaga daya ingat yang lebih baik.
Minum terlalu banyak alkohol : Alkohol dapat mengecilkan hipokampus, area otak yang penting untuk memori dan memengaruhi memori jangka pendek dan jangka panjang.
Stres : Stres psikologis dapat mengganggu pembentukan ingatan baru dan mengingat ingatan lama.
Kesedihan : Fungsi otak dapat berubah saat memproses peristiwa traumatis, mengganggu daya ingat, pengambilan keputusan, perhatian, dan pemrosesan informasi.
Pola makan yang buruk : Mengonsumsi terlalu banyak kolesterol dan lemak dapat menyebabkan kerusakan otak yang serupa dengan Alzheimer. Pola makan Mediterania, yang kaya akan biji-bijian utuh, buah-buahan dan sayur-sayuran, kacang-kacangan, buncis, dan minyak zaitun extra virgin, telah dikaitkan dengan tingkat demensia yang lebih rendah.
Mengonsumsi banyak biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan baik untuk daya ingat Anda. Foto: Mai Cat
Patologi
Penyakit Alzheimer : Penyebab paling umum demensia dan kelupaan adalah penyakit Alzheimer. Penyakit ini terjadi di area otak yang mengendalikan kemampuan berpikir, memori, dan bahasa.
Penyakit Parkinson : Parkinson adalah kelainan pergerakan neurologis yang dapat berkembang menjadi demensia.
Sklerosis lateral amiotrofik : Penyakit ini memengaruhi sel-sel saraf. Awalnya menyebabkan gejala otot dan gerakan, kemudian berkembang menjadi pelupa, masalah kognitif lainnya, dan terkadang demensia.
Tumor otak : Tumor di otak yang menekan saraf dapat menyebabkan masalah pada ingatan, berpikir, penalaran, konsentrasi, dan keterampilan berbahasa.
Gumpalan darah di otak : Gumpalan darah menghalangi aliran darah ke jaringan otak, yang berpotensi menyebabkan gangguan kognitif yang disebut demensia vaskular.
Infeksi otak : Infeksi seperti penyakit Lyme (infeksi yang ditularkan melalui kutu), HIV, dan sifilis dapat merusak otak, menyebabkan kelupaan dan hilangnya ingatan jangka pendek.
Fibromyalgia : Ini adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri di seluruh tubuh disertai gangguan tidur, kognitif, dan suasana hati.
Ensefalomielitis mialgik dan sindrom kelelahan kronis: Kedua kondisi ini menyebabkan disfungsi kognitif, ditandai dengan mudah lupa, yang mungkin memburuk setelah beraktivitas berat.
Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas : Otak seseorang yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan dan mengingat kembali memori, sehingga mereka sering lupa akan berbagai hal.
Cedera kepala : Cedera kepala menyebabkan kerusakan otak yang mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kemampuan untuk mengingat peristiwa yang terjadi sebelum cedera.
Stroke : Kelupaan, terutama kehilangan ingatan jangka pendek, juga dapat disebabkan oleh stroke atau serangan iskemik transien (mini-stroke).
Penyakit autoimun : Lupus dan penyakit autoimun lainnya terkadang menyebabkan orang mengalami kehilangan ingatan dan masalah kognitif lainnya.
Hipotiroidisme : Penurunan produksi hormon tiroid mengubah metabolisme energi di otak, yang menyebabkan disfungsi kognitif.
Penyakit ginjal : Penyakit ginjal dan demensia keduanya melibatkan kelainan pada sel darah kecil, sehingga orang dengan penyakit ginjal terkadang menjadi pelupa.
Gangguan hati : Penyakit hati dapat menyebabkan kondisi yang disebut ensefalopati hepatik, yang menyebabkan hilangnya memori dan masalah kognitif lainnya.
Kehamilan : Masalah kognitif, termasuk kehilangan ingatan, umum terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon seks selama kehamilan, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
Kondisi kesehatan mental : Kecemasan, depresi, gangguan bipolar, dan skizofrenia juga merupakan faktor-faktornya. Perubahan fisik di otak mengganggu konsentrasi dan daya ingat jangka pendek.
Gunakan obat
Beberapa obat resep dapat menyebabkan kelupaan, terutama yang memengaruhi fungsi atau kimia otak. Contohnya termasuk antidepresan, obat kemoterapi, dll.
Kucing Mai (Menurut Very Well Health )
Pembaca mengajukan pertanyaan tentang penyakit neurologis di sini agar dokter menjawabnya |
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)