ANTD.VN - Bank menginginkan Pengadilan Rakyat memberikan panduan tentang pengajuan tuntutan hukum terhadap piutang tak tertagih yang timbul dari aktivitas kredit daring.
Asosiasi Perbankan Vietnam baru saja mengirimkan surat resmi kepada Bank Negara mengenai kesulitan yang terkait dengan penerapan peraturan perundang-undangan tentang penanganan utang macet dan aset yang dijaminkan, perdagangan utang, dan pemberian rekomendasi.
Secara khusus, Asosiasi mengusulkan agar dalam hal piutang tak tertagih yang timbul dari kegiatan pemberian kredit daring, karena sifat pemberian kredit, pencairan, penagihan utang, dsb., semuanya dilakukan melalui internet, Mahkamah Agung Rakyat harus memberikan panduan khusus tentang bentuk/metode pengajuan gugatan hukum dan bukti pendukung guna mendukung lembaga kredit (CI) dalam menuntut nasabah dengan piutang tak tertagih tersebut.
Pinjaman daring telah meledak dalam beberapa tahun terakhir. |
Ikatan Ahli Waris juga mengusulkan penambahan hak sita jaminan lembaga perkreditan apabila hak sita jaminan aset agunan lembaga perkreditan telah disepakati dalam Perjanjian Penjaminan dan/atau dalam Risalah Kesepakatan dan/atau dalam Berita Acara Kerja.
Menurut Asosiasi, pengesahan ketentuan ini sepenuhnya sesuai dengan asas-asas dasar hukum perdata, yang menyatakan bahwa segala perjanjian dan komitmen yang tidak melanggar larangan hukum dan tidak bertentangan dengan etika sosial, sah bagi para pihak dan wajib dihormati oleh pihak lainnya. Bersamaan dengan itu, perlu dilengkapi dengan peraturan tentang tanggung jawab pelaksanaan tugas dan wewenang pemerintah daerah di semua tingkatan dan kepolisian dalam mengoordinasikan dan menciptakan kondisi bagi lembaga perkreditan untuk menyita aset yang dijaminkan.
Menurut Asosiasi, setelah Resolusi 42 berakhir masa berlakunya terhitung sejak 1 Januari 2024 dan ketentuan mengenai penyitaan agunan untuk penanganan piutang tak tertagih lembaga perkreditan belum disahkan menjadi Undang-Undang Lembaga Perkreditan 2024, maka lembaga perkreditan hanya dapat menempuh mekanisme gugatan ke pengadilan, sehingga menimbulkan kesulitan, keterlambatan, dan bertambahnya biaya bagi lembaga perkreditan dalam penanganan aset agunan.
Di samping itu, pada kenyataannya banyak nasabah yang mengetahui bahwa lembaga perkreditan tidak memiliki hak untuk menyita aset agunan lembaga perkreditan yang telah jatuh tempo, sengaja menunda dan tidak bekerja sama dengan pihak bank dalam penanganan aset agunan, sehingga penanganan aset agunan lembaga perkreditan menjadi semakin sulit.
Di samping itu, Perkumpulan ini juga mengusulkan penerapan beberapa regulasi lain, seperti: Memberikan kewenangan kepada Pengadilan untuk menerapkan prosedur penyelesaian sengketa jaminan kebendaan di Pengadilan dengan penyederhanaan prosedur penyelesaian sengketa berdasarkan Pasal 8 Keputusan No. 42 dengan berpedoman pada Keputusan No. 03/2018/NQ-HDTP tanpa harus memenuhi ketentuan Pasal 317 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata Tahun 2015; melakukan perubahan terhadap Undang-Undang tentang Pelaksanaan Putusan Perdata.
Terkait perdagangan utang, Asosiasi mengusulkan untuk mempertimbangkan perluasan cakupan penetapan aktivitas pembangkitan utang macet untuk utang yang dibeli lembaga kredit dari organisasi/individu (bukan lembaga kredit); menetapkan regulasi untuk meningkatkan likuiditas pasar melalui pengembangan perangkat dan layanan pendukung, seperti menyusun seperangkat kriteria dan formula untuk penilaian utang macet; mengatur pembentukan dan operasional organisasi yang memiliki fungsi menilai penilaian utang macet; mengembangkan kebijakan preferensial tentang pembebasan/pengurangan pajak untuk aktivitas perdagangan utang macet lembaga kredit...
[iklan_2]
Source: https://www.anninhthudo.vn/ngan-hang-muon-duoc-huong-dan-thu-tuc-khoi-kien-khach-vay-online-bung-no-post604864.antd
Komentar (0)