Ketua legislatif Krimea Vladimir Konstantinov pada tanggal 2 November menuduh Barat secara diam-diam memasok senjata jarak jauh ke Ukraina menggunakan berbagai metode.
Pada 29 Oktober, untuk pertama kalinya, pesawat nirawak Ukraina menyerang Akademi Pasukan Khusus Putin di Republik Chechnya, Rusia. (Sumber: Menteri Kebijakan Nasional, Hubungan Luar Negeri, Pers, dan Informasi Chechnya) |
Bapak Konstantinov menunjukkan bahwa Barat dapat membongkar rudal jarak jauh tersebut dan menyerahkannya kepada Ukraina, setelah itu Kiev dapat mengklaim bahwa rudal-rudal tersebut diproduksi dan diuji sendiri. Rudal-rudal ini akan diberi label buatan Ukraina dan digunakan untuk menyerang wilayah Rusia.
Sebelumnya, pada 29 Oktober, untuk pertama kalinya, sebuah kendaraan udara nirawak (UAV) Ukraina menyerang Akademi Pasukan Khusus Putin di Republik Chechnya Rusia, sebuah lokasi yang berjarak 850 km dari Ukraina. Menurut perhitungan berdasarkan gambar di media sosial, UAV ini dapat terbang hingga 1.300 km, dan diluncurkan dari Provinsi Odessa melintasi Laut Hitam dengan kecepatan 140 km/jam.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 1 November bahwa negaranya membutuhkan izin dari sekutunya untuk meluncurkan rudal jarak jauh ke Rusia sebagai tanggapan atas peningkatan kekuatan militer Korea Utara di sana. "Kami melihat semua tempat di mana Rusia mengumpulkan tentara Korea Utara... semua kamp mereka. Kami dapat menyerang secara preemptif...", kata Zelensky.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/nga-len-tieng-ve-viec-ukraine-thu-nghiem-thanh-cong-ten-lua-moi-292360.html
Komentar (0)