1. Piramida Giza
Gambar pertama tidak bisa lain selain piramida Giza (Sumber gambar: Dikumpulkan)
Ketika berbicara tentang arsitektur di Afrika, gambaran pertama yang terlintas dalam pikiran adalah piramida Giza yang berdiri tegak di gurun Mesir. Dibangun lebih dari 4.500 tahun yang lalu, gugusan tiga piramida besar ini merupakan keajaiban dunia kuno yang tersisa.
Setiap balok batu di piramida ini dapat berbobot hingga beberapa ton, disusun dengan presisi yang luar biasa. Piramida Agung Khufu – yang terbesar dari ketiganya, merupakan simbol kekuasaan kerajaan dan penghormatan kepada para Firaun. Ketika sinar matahari gurun menyinari setiap sudut, piramida itu tampak bersinar, menceritakan kisah salah satu kerajaan paling cemerlang dalam sejarah manusia.
2. Gereja Batu Lalibela
Gereja Batu Lalibela adalah bukti luar biasa dari teknik arsitektur dan iman yang mendalam (Sumber foto: Dikumpulkan)
Terletak di bebatuan merah dataran tinggi Etiopia, Gereja Batu Lalibela merupakan bukti luar biasa akan teknik arsitektur dan iman yang mendalam. Gereja-gereja ini tidak dibangun dari nol, melainkan dipahat langsung ke dalam tanah dari satu balok batu – sebuah prestasi langka dalam sejarah arsitektur dunia.
Bangunan Afrika ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga situs ziarah suci. Yang paling menonjol dari 11 gereja tersebut adalah Gereja St. George yang berbentuk salib raksasa. Saat senja tiba, cahaya yang masuk melalui jendela-jendela kecil mengubah ruangan menjadi mimpi mistis.
3. Masjid Djenné
Masjid Djenné memiliki keindahan unik dari tanah liat dan kayu (Sumber foto: Dikumpulkan)
Terletak di Mali, di tengah Sahel yang gersang, Masjid Djenné adalah mahakarya arsitektur Afrika yang terbuat dari tanah liat dan kayu yang unik. Dibangun seluruhnya dari campuran lumpur, jerami, dan kayu palem, Masjid ini merupakan bangunan tanah terbesar di dunia.
Arsitektur Djenné tak hanya menjadi bukti tingginya tingkat keahlian, tetapi juga simbol budaya masyarakat yang hidup selaras dengan alam. Keistimewaannya adalah setiap tahun, masyarakat berkumpul untuk merestorasi gereja dalam sebuah festival meriah – di mana tradisi dan keterampilan dilestarikan dari generasi ke generasi.
4. Istana Kerajaan Fès
Istana Kerajaan adalah perwujudan arsitektur Moor yang luar biasa (Sumber foto: Dikumpulkan)
Di jantung Fès, Maroko – sebuah kota kuno yang dijiwai semangat Islam abad pertengahan, Istana Kerajaan (Dar el Makhzen) merupakan perwujudan arsitektur Moor yang megah. Dengan gerbang emasnya yang besar dan dinding bata berukir yang rumit, istana ini bagaikan permata berharga di jantung Madinah kuno.
Sebagai karya arsitektur di Afrika yang memiliki ciri budaya Islam Barat, Dar el Makhzen tidak hanya mengingatkan pada kekuatan dinasti Alaouite tetapi juga merupakan bukti hidup akan kombinasi harmonis antara estetika dan spiritualitas.
5. Benteng Elmina
Benteng Elmina berdiri tegak bagaikan bekas luka sejarah di langit biru (Sumber foto: Dikumpulkan)
Di pesisir Ghana, Benteng Elmina berdiri kokoh bak luka bersejarah di langit biru. Benteng ini merupakan salah satu benteng tertua di Afrika yang dibangun oleh orang Eropa – dimulai pada abad ke-15 oleh Portugis dan kemudian diambil alih oleh Belanda.
Bangunan Afrika ini menyimpan jejak menyakitkan perdagangan budak, ketika ribuan orang dibawa melalui "Pintu Tanpa Kembali" ke neraka. Namun kini, Elmina bukan lagi simbol kesedihan, melainkan tempat untuk mengingatkan dan menghormati kekuatan bertahan hidup orang-orang Afrika.
6. Universitas Al Quaraouiyine
Al Quaraouiyine adalah universitas tertua yang masih beroperasi di dunia (Sumber foto: Dikumpulkan)
Kota Fès tak hanya terkenal dengan Istana Kerajaannya, tetapi juga karena menjadi rumah bagi Al Quaraouiyine – universitas tertua di dunia, yang didirikan pada tahun 859. Dengan kubah zamrud, koridor-koridor berubin biru, perpustakaan kuno, dan ruang-ruang salat yang tenteram, inilah sebuah karya arsitektur di Afrika yang memancarkan keindahan elegan kebijaksanaan dan iman. Al Quaraouiyine tak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran selama berabad-abad di dunia Arab.
Setiap karya arsitektur di Afrika bukan sekadar bangunan, melainkan jiwa – yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, agama dengan seni, alam dengan manusia. Dari katedral yang dipahat di batu, piramida yang menjulang tinggi di gurun, hingga perpustakaan-perpustakaan yang berdebu, semuanya menjalin jalinan mistis benua ini. Jika Anda tidak hanya mencari keindahan, tetapi juga kedalaman historis dan emosional, perjalanan menjelajahi karya arsitektur Afrika adalah gerbang menuju kenangan tak terlupakan.
Sumber : https://www.vietravel.com/vn/am-thuc-kham-pha/cong-trinh-kien-truc-o-chau-phi-v17345.aspx
Komentar (0)