* Kisah Ibu Ly (78 tahun, Tiongkok) dibagikan oleh banyak orang di situs berita Sohu
Ibu Li dan suaminya berasal dari Guangdong, Tiongkok. Mereka berdua lahir dari keluarga miskin, dan telah bertani selama beberapa generasi untuk mencari nafkah. Berkat kerja keras mereka, mereka mampu membangun rumah kecil di usia 50 tahun. Suami Ibu Li juga mengelola kebun sayur seluas 300 m². Berkat itu, kehidupan keluarga mereka menjadi semakin stabil dan mereka memiliki cukup tabungan untuk masa depan.
Nyonya Ly dan suaminya memiliki seorang putri bernama Tieu Han. Meskipun mereka adalah ibu dan anak, Nyonya Ly dan putrinya tidak akur, dan setelah beberapa patah kata, mereka akan bertengkar dan berkelahi. Seiring bertambahnya usia, Tieu Han dan dirinya menjadi semakin jauh, jarang menunjukkan kasih sayang seperti kebanyakan orang.
Sepuluh tahun yang lalu, suami Ibu Ly meninggal dunia karena sakit parah. Setelah itu, usaha pertaniannya melambat dan panennya gagal, membuat keluarga Ibu Ly terlilit utang yang sangat besar. Karena kesulitan keuangan, Ibu Ly memutuskan untuk menjual lahan pertaniannya untuk melunasi utang tersebut.
Ketika Xiao Han berusia 28 tahun, ia memutuskan untuk pindah ke Hebei untuk menetap dan mengembangkan kariernya. Di sana, Xiao Han diadopsi oleh pasangan lansia. Beberapa tahun kemudian, Xiao Han menikah dengan seorang pria bernama Kai Ping, yang memiliki rumah di pusat kota Hebei.
Berbeda dengan Tieu Han yang acuh tak acuh terhadap ibu kandungnya, Khai Binh justru lebih dekat dan akrab dengan ibunya. Ia dianggap oleh para tetangga sebagai menantu yang baik dan berbakti. Khai Binh sering menelepon Tieu Han untuk menanyakan kabarnya, dan terkadang bahkan memberinya hadiah.
Mengetahui bahwa istri dan ibunya tidak akur, Khai Binh sering menciptakan kesempatan bagi keduanya untuk bertemu, sehingga menghapus jarak yang tak terlihat. Namun, semua upaya sang menantu "sia-sia".
Setelah menikah dengan Tieu Han selama kurang lebih 3 tahun, Khai Binh terkejut mengetahui bahwa istrinya kecanduan judi. Ia sering pergi bersama orang tua angkatnya ke kasino dekat rumah mereka dan pulang larut malam. Khai Binh berkali-kali menasihati istrinya untuk fokus pada bisnis, tetapi Tieu Han tidak mendengarkan dan tetap melanjutkan kebiasaan lamanya.
Suatu ketika, Khai Binh mendengar percakapan antara istrinya dan orang tua angkatnya. Ia terus-menerus menyinggung tabungan ibu kandungnya: "Ibumu punya tabungan, itu akan menjadi milikmu di masa depan. Saat itu tiba, kita bisa membeli mobil, membeli rumah, dan bepergian bersama ." Mendengar kata-kata Tieu Han ini, Khai Binh terkejut sekaligus marah atas sikap istrinya terhadap ibu kandungnya.
Beberapa tahun yang lalu, kesehatan Nyonya Ly sedang menurun. Ia berinisiatif menelepon putri dan suaminya untuk memberi mereka petunjuk jika terjadi keadaan darurat. Setelah menerima kabar dari ibunya, Khai Binh segera mengemasi barang-barangnya dan pulang ke rumah, sementara Tieu Han bersikap acuh tak acuh, mengatakan bahwa kesehatannya sedang buruk dan ia akan kembali berkunjung nanti.
Dalam kesedihannya, Nyonya Li bercerita kepada Kai Ping tentang tabungannya yang berjumlah lebih dari 550.000 NDT (sekitar 2 miliar VND). Ia ingin mewariskan semua uang ini kepada Tieu Han untuk modal usaha. Mendengar keinginan ibu mertuanya, Kai Ping berpikir sejenak, lalu memberi tahu ibunya bahwa Tieu Han tidak mau berbisnis dengan jujur. Ia juga berencana menggunakan tabungan ibunya untuk berbelanja dan bersenang-senang.
Mengetahui niat putrinya, Ibu Li sedih sekaligus kecewa. Akhirnya, ia memutuskan untuk menulis surat wasiat untuk mewariskan rumah yang ia tinggali kepada adik perempuannya yang telah merawatnya selama sakit, dan sisa uang sebesar 550.000 yuan akan dibagi rata di antara delapan saudara kandung dalam keluarga tersebut.
Setelah kejadian itu, Ibu Ly menyadari bahwa putrinya tidak tertarik untuk mendukungnya, bahkan tidak berniat menunjukkan bakti atau rasa terima kasih. Keputusan ini membuatnya sedih sekaligus lega. Ia tidak ingin uang tabungannya dan suaminya dihambur-hamburkan oleh putrinya yang tidak berbakti.
Khue Hien
[iklan_2]
Source: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/cu-ba-tiet-kiem-ca-doi-duoc-2-ty-dong-nghe-loi-con-re-gach-ten-con-gai-khoi-di-chuc-khong-he-nuoi-tiec-ma-con-thay-an-tam-172240915175400535.htm
Komentar (0)