Dr. Ngo Tuyet Mai percaya bahwa sekolah seharusnya tidak hanya berfokus pada mata pelajaran yang akan mereka ajarkan hari ini atau konten apa yang akan mereka sampaikan kepada siswa. Siswa perlu dididik "baik hati maupun pikiran".
Dalam Konferensi Internasional tentang Kebahagiaan dalam Pendidikan yang diselenggarakan oleh Institut Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (EDI) pada tanggal 23 November, Dr. Ngo Tuyet Mai, dosen di Universitas Flinders (Australia), mengatakan bahwa sebagai seseorang yang merasakan manfaat dari pendidikan Vietnam, dalam ingatannya, sekolah selalu dikaitkan dengan slogan "Setiap hari di sekolah adalah hari yang bahagia".
Semasa kecilnya, setiap kali pulang sekolah, ayahnya selalu bertanya, "Apa yang menyenangkan hari ini?" "Mungkin ayahku berharap aku menjawab matematika, sastra, atau mata pelajaran lain, tapi aku selalu bilang aku paling bahagia saat istirahat," kenangnya.
Berbekal pengalaman sebagai seorang ibu sekaligus pendidik, ia meyakini agar para guru dan siswa "setiap hari merasakan kebahagiaan di sekolah", penting bagi sekolah untuk melatih siswa, baik kecerdasan intelektual maupun kecerdasan emosional.
“Seperti yang pernah dikatakan oleh filsuf Yunani kuno, Aristoteles, ‘Mendidik pikiran tanpa mendidik hati bukanlah pendidikan sama sekali.’ Jika kita hanya berfokus pada pikiran dan nilai, kita secara tidak sengaja akan menciptakan tekanan bagi siswa, guru, dan semua orang yang terlibat dalam pendidikan,” ujar Ibu Mai.
Untuk melatih hati dan pikiran, menurutnya, guru harus membantu siswa menemukan kualitas diri mereka sendiri, yang darinya mereka dapat memaksimalkan kekuatan mereka. Layaknya siswa yang pandai menari, jika guru mengetahui kekuatan mereka dan menciptakan kondisi bagi mereka untuk mengekspresikannya, mereka akan merasa percaya diri, senang mengejar hasrat mereka, dan bersinar di bidang keahlian mereka.
Selain itu, guru perlu menempatkan diri pada posisi anak-anak, menyelenggarakan kegiatan kelas yang bermakna, belajar sambil bermain, bermain sambil belajar, maka pergi ke sekolah akan benar-benar menjadi hari yang membahagiakan.
Dr. Ngo Tuyet Mai mengatakan bahwa di Australia, sebelum memulai pelajaran, para guru sangat memperhatikan kesehatan mental siswanya. Oleh karena itu, guru sering melakukan kegiatan "pengecekan emosi". Alih-alih langsung membahas pelajaran, guru sering kali memprioritaskan meminta siswa untuk menggambarkan perasaan mereka hari itu.
Ini mungkin tampak sederhana, tetapi sebenarnya menunjukkan betapa pentingnya kesehatan mental dan emosional siswa. Tentu saja, guru juga harus peka, menggunakan hati, mata, dan senyum mereka untuk berkomunikasi dan mengenali apakah siswa benar-benar bahagia atau tidak.
Dr. Mai juga menyebutkan model PERMA untuk membantu sekolah membangun sekolah bahagia, yang mencakup faktor-faktor berikut: Emosi Positif, Keterlibatan, Hubungan, Makna, dan Prestasi.
Khususnya, ketika memasuki kelas, jika guru gembira dan bersemangat, hal itu akan menciptakan energi dan emosi positif bagi peserta didik. Selain itu, pengajaran haruslah menarik. Alih-alih bertanya tentang apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara mengajar, guru harus berfokus pada penciptaan pengalaman belajar. Jika tidak ada keterlibatan dalam proses pembelajaran, guru tidak dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.
Selain itu, koneksi sangatlah penting. Sehebat apa pun seorang guru, jika tidak ada koneksi dengan siswa, pembelajaran tidak akan efektif. "Oleh karena itu, setiap kali saya masuk kelas, saya sering berkata pada diri sendiri, ketika saya datang ke kelas hari ini, apa yang akan saya masukkan ke dalam bank emosi siswa, untuk membantu hubungan saya dengan siswa lebih baik. Selain itu, apa yang diajarkan di sekolah, jika siswa memahami maknanya, juga akan membawa kebahagiaan," ujar Dr. Mai.
Ketika keempat elemen ini terlaksana dengan baik, menurut Dr. Mai, huruf "A", atau "Prestasi", akan muncul. "Dengan memahami model PERMA, sekolah akan menemukan formula kebahagiaan dan memiliki cara untuk mewujudkannya," ujar Ibu Mai.
Konferensi Internasional tentang Kebahagiaan dalam Pendidikan dengan serangkaian 4 sesi, yang diselenggarakan pada tanggal 23 dan 24 November di Sekolah TH, dihadiri oleh para pakar pendidikan dalam dan luar negeri yang membahas dan berbagi cara-cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang bahagia bagi siswa; menekankan pelatihan generasi guru untuk menciptakan pelajaran yang menyenangkan.
Thuy Nga
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/giao-duc-khong-nen-chi-tap-trung-vao-day-cai-gi-2344900.html
Komentar (0)