Sebagai tradisi, beberapa hari sebelum tanggal 15 bulan 7 lunar, Ibu Hoai di kecamatan Cho Don merendam beras untuk persiapan membuat Peng tai (kue gai atau kue pisang), kue tradisional yang biasanya dibuat pada tanggal 15 bulan 7 lunar.
Pak Nghiên, suaminya, telah menghubungi pihak desa beberapa hari yang lalu untuk memesan sepasang bebek leher hijau untuk dipelihara di sungai. Bebek-bebek tersebut merupakan salah satu barang penting dalam perjalanan ke rumah orang tua istrinya di kelurahan Yen Thinh, sekitar 20 km dari rumah Pak Nghiên.
Menurut konsep masyarakat Tay, setelah menikah, perempuan akan jauh dari orang tua, bekerja keras sepanjang tahun, dan hanya memiliki sedikit waktu untuk mengurus orang tua. Oleh karena itu, tanggal 15 bulan 7 Imlek merupakan kesempatan bagi perempuan untuk pulang ke rumah dan mengurus orang tua. Bagi para suami, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bakti mereka sebagai menantu kepada mertua.
Sebaliknya, "pulang ke rumah orang tua istri" juga dimaksudkan agar menantu laki-laki menunjukkan rasa terima kasihnya atas kelahiran orang tua istrinya, yang telah melahirkan dan membesarkan istrinya hingga dewasa, hingga menjadi istrinya.
Masyarakat Tay di wilayah utara Thai Nguyen khususnya dan masyarakat Tay pada umumnya kerap mengucapkan: "Buon Chieng kin núa cáy, Buon Chat kin núa pet", yang artinya "Pada bulan Januari makan ayam, pada bulan Juli makan bebek".
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya fakta bahwa menantu laki-laki sering kali harus membeli bebek untuk dibawa ke rumah orang tua mereka pada tanggal 15 bulan lunar ke-7. Hal ini juga berkaitan dengan siklus musim di mana bulan lunar ke-7 biasanya merupakan musim hujan, yang cocok untuk beternak bebek di sungai dan anak sungai.
Pak Nghien menyampaikan bahwa, selain kue dan bebek, harus ada arak, sirih, dan dupa yang dinyalakan di altar leluhur untuk mengenang almarhum. Pada hari ini, meskipun anak-cucu tinggal jauh, mereka berusaha untuk berkumpul di rumah. Berkat itu, anak-cucu juga memahami dan menghargai tradisi bangsa mereka.
Menurut tradisi lama, juga karena kehidupan ekonomi yang belum berkembang, ketika "Pay Tai", sang suami akan menganyam keranjang untuk menyimpan kue, anggur, dan sesajen, serta menganyam kandang untuk menampung bebek dan membawa sesajen bersama istri dan anak-anaknya untuk berjalan kaki ke rumah orang tua istrinya. Kini, kehidupan lebih baik, setiap keluarga memiliki sepeda motor, bepergian lebih mudah, tetapi makna dan keindahan tradisional kasih sayang ibu tetap tak berubah.

Setibanya di rumah ibu, semua orang akan menyingsingkan lengan baju dan pergi ke dapur untuk menyiapkan hidangan. Suku Tay di Thai Nguyen utara sering memasak sup bebek dengan ketumbar Vietnam untuk dimakan bersama bihun. Dahulu, bihun dibuat dengan tangan.
Beras direndam dan digiling menjadi tepung. Di atas kompor, sebuah panci besar berisi air mendidih dinyalakan. Penduduk desa menggunakan alat pengepres bihun kayu dengan cetakan kayu berlubang dan alat pengepres. Tepung dimasukkan ke dalam cetakan dan digantung di atas panci berisi air mendidih. Para menantu dan anak-anak menggunakan tenaga untuk menekan alat pengepres ke dalam cetakan. Setiap helai tepung putih jatuh ke dalam panci berisi air mendidih, dan setelah matang, mereka dengan cepat disendok ke dalam keranjang. Dengan demikian, bihun buatan tangan ini pun selesai.
Karena berasnya direndam dan difermentasi secara alami, bihun buatan tangan seringkali berbau agak apek, dan secara bercanda disebut "bihun bau". Namun, hidangan bihun ini disajikan dengan kaldu bebek dan ketumbar Vietnam, dicampur dengan sedikit cuka bawang putih, atau dengan kecap asin dan ubi Cina cincang, yang merupakan hidangan khas. Selain itu, pada bulan purnama ketujuh kalender lunar, orang-orang juga menyajikan hidangan seperti sayuran liar, rebung, bebek panggang, babi panggang, dll.
Hidangan bulan purnama dengan beragam hidangan tradisional yang menarik. Sambil makan, para tetua menceritakan kisah-kisah tentang tradisi keluarga dan kisah para pendahulu mereka kepada anak-anak.
Yang istimewa adalah makna dari adat istiadat yang indah ini masih terus menyebar. Banyak rumah tangga etnis Kinh telah tinggal selama beberapa generasi di utara Thai Nguyen, membentuk keluarga, dan menetap di sini, yang juga disebut "Pay Tai".
Melalui banyak generasi, di tengah hiruk pikuk kehidupan, selama banyak generasi, orang-orang Tay di utara Thai Nguyen khususnya dan kelompok etnis Tay dan Nung di utara pada umumnya telah mempertahankan tradisi "Pay Tai" yang indah ini.
“Pay Tai” adalah sebuah keindahan, sebuah “tali” yang menghubungkan generasi-generasi dalam satu keluarga, yang berkontribusi dalam melestarikan identitas budaya kelompok etnis Tay di daerah pegunungan dan dataran tinggi.
Sumber: https://nhandan.vn/doc-dao-tet-ve-nha-vo-post906182.html
Komentar (0)