Pinjam uang untuk berinvestasi dalam pembelian... tanah
Belakangan ini, kehidupan keluarga Bapak Phan Minh Th. di Distrik Dak Mil terguncang. Selama masa krisis tanah, beliau meminjam lebih dari 10 miliar VND dari luar negeri dan bank. Saat ini, pasar properti sedang lesu, dan Bapak Th. belum mampu menjual tanahnya untuk mendapatkan kembali modalnya.
Menurutnya, saat ini, bunga bank, bunga pinjaman luar negeri... membuat keluarganya sengsara. Tak berhenti di situ, dalam waktu dekat, keluarganya akan menghadapi lebih banyak lagi utang bank yang jatuh tempo.
Menurut Bapak Th, pada akhir tahun 2021, keluarganya membeli dan menjual banyak bidang tanah untuk mendapatkan keuntungan, beberapa di antaranya menghasilkan keuntungan 2-3 miliar VND dalam waktu singkat. Setelah itu, keluarganya mengumpulkan modal dari keluarga, kerabat, dan pinjaman bank... untuk membeli lebih banyak bidang tanah.
"Namun, sejak akhir tahun 2022 hingga saat ini, pasar properti stagnan dan tidak likuid. Jika situasi ini terus berlanjut, kehidupan keluarga akan semakin sulit," ungkap Bapak Th.
Demikian pula, Tuan Le Quang T, di kota Gia Nghia, juga menginvestasikan sejumlah besar uang untuk membeli tanah untuk berselancar. Namun, ketika tanahnya sedang gersang, keluarga Tuan T merasa seperti "duduk di atas bara api".
"Selama 5 bulan terakhir, saya belum bisa menjual tanah. Apalagi, jatuh tempo bank sudah dekat," kata Pak T.
Menderita kerugian besar saat menjual tanah
Menurut Komite Rakyat Kota Gia Nghia, pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022, rata-rata, departemen terpadu menangani 100-150 berkas terkait pembelian, penjualan, dan pengalihan real estat setiap hari.
Namun, saat ini, jumlah transaksi jual beli, dan pengalihan properti di kawasan tersebut telah menurun hingga 70%. Selain itu, nilai properti juga menurun rata-rata 30-50%.
Misalnya, dalam kasus Ibu Le Thi H, seorang investor di Thu Dau Mot ( Binh Duong ), ia membeli sebidang tanah seluas 1.000 m2 seharga 1,5 miliar VND di kecamatan Dak Ha, kecamatan Dak Glong; yang mana, 500 m2 terdaftar sebagai tanah perumahan.
Saat membeli, Ibu Huong berencana untuk menyimpannya sebentar lalu menjualnya di pasar untuk mendapatkan keuntungan. Namun, proses investasi properti tidak sesuai harapan, sehingga ia terpaksa menjual lebih awal. Setelah 6 bulan penyesuaian harga, ia akhirnya menerima penurunan harga menjadi 900 juta VND, kerugian 600 juta VND dibandingkan saat ia membelinya.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)