Kembali ke pedesaan untuk menikmati hidangan pedesaan desa nelayan - Ilustrasi: HA THANH
"Kenapa kamu telepon pagi-pagi sekali?" bisik Ayah di telepon, suaranya masih mengantuk setelah semalaman memancing.
"Aku rindu rumah dan ingin sekali makan masakan ayahku." Mendengarku berkata begitu, ayahku terdiam sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak.
Mendengar gelak tawa ayahku, hilanglah segala penatku, beralih ke mode "semangat positif" untuk mengawali hari kerja yang baru.
Setiap kali merasa lelah, aku sering menelepon ke rumah seperti itu. Bukan untuk mengeluh tentang pekerjaan atau kehidupan kota, melainkan hanya untuk mendengar suara orang tuaku, melihat gambaran taman yang familiar, rumah yang familiar, atau panggilan tetangga juga membuatku bahagia.
Menjelang liburan 30 April dan 1 Mei, saya bertanya kepada teman-teman tentang rencana perjalanan mereka untuk menjauh dari debu dan asap kota. Kebanyakan teman saya menjawab, "Saya akan pulang kampung untuk memberi tahu ibu dan ayah saya." Pernyataan yang terkesan bercanda itu merupakan tren yang banyak dipilih anak muda akhir-akhir ini, terutama setelah pandemi COVID-19.
Ada hari-hari "terburu-buru menjalani hidup untuk mencari nafkah, terburu-buru menjalani hidup untuk menemukan peluang" yang membuat anak-anak yang tinggal jauh dari rumah menghadapi kelelahan dan stres.
Pada saat itu, kita mendambakan makanan rumahan dan tidur nyenyak di tempat tidur masa kecil kita yang sudah kita kenal.
Pulang ke rumah untuk bermain permainan masa kecil - Ilustrasi: HA THANH
Apakah penyembuhan membutuhkan banyak uang untuk mendaftar kursus penemuan jati diri, merencanakan perjalanan penyembuhan yang mahal, atau pergi ke suatu tempat yang jauh di mana tidak seorang pun tahu untuk menikmati momen kedamaian?
Untuk sembuh, ada cara sederhana dan murah, yaitu pulang ke rumah.
Pulang ke rumah untuk menyantap hidangan yang dimasak Ibu. Hidangan yang tak perlu penuh daging atau ikan, tapi penuh kehangatan dan kasih sayang.
Pulang ke rumah, tidur di kasur yang sudah dikenalnya tanpa perlu selimut hangat dan kasur empuk untuk tidur nyenyak seperti di kota yang ramai.
Di rumah, saya bisa bebas meminjam pakaian ibu saya untuk dikenakan dengan nyaman tanpa harus membawa koper berat berisi pakaian yang berkibar.
Makanan keluarga selalu hangat - Ilustrasi foto
Bahkan kembali pun berarti berdebat dengan seru. Di saat seperti itu, kita bisa "melepaskan" diri dengan bebas tanpa khawatir ada yang akan mengungkapkan sikap atau "menahan" diri, karena orang tua kita selalu menunjukkan dengan jelas apa yang benar dan salah.
Meninggalkan tekanan dan stres kota, kami mencari saat-saat damai di rumah untuk memulihkan jiwa dan raga.
Entah atap itu hanya sebuah bungalow sederhana atau gedung pencakar langit yang besar, tempat itu menyimpan kenangan masa kecil yang dipenuhi suara dan tawa. Saat itu, semua rasa lelah sirna, dan stres serta tekanan seakan lenyap di balik pintu.
Pernahkah Anda berharap untuk disembuhkan? Apakah menurut Anda ungkapan "ingin disembuhkan" oleh anak muda di media sosial hanya iseng atau mencerminkan keinginan mereka yang sebenarnya? Silakan sampaikan pendapat Anda ke alamat email tto@tuoitre.com.vn. Tuoi Tre Online berterima kasih.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)