Lebih tepatnya, dua rumah milik Ketua Hui Ka-yin terletak di The Peak, salah satu kawasan superkaya di Hong Kong. Kedua vila ini saat ini bernilai lebih dari 192 juta dolar AS (sekitar 4.655 miliar VND) dan akan resmi diambil alih oleh para kreditor dalam beberapa hari mendatang.
Tahun lalu, sebuah rumah milik pimpinan Evergrande di samping kedua vila tersebut juga disita oleh China Construction Bank. Aset-aset utama Evergrande di Hong Kong juga disita oleh para kreditor tahun lalu, setelah perusahaan tersebut gagal bayar akibat masalah likuiditas.
Evergrande kini menjadi perusahaan dengan utang terbesar di dunia , dengan total utang lebih dari $300 miliar. Pengembang ini gagal membayar utang luar negerinya pada akhir 2021, menjadi contoh utama krisis di pasar properti Tiongkok.
Dua vila senilai lebih dari 192 juta USD di Hong Kong milik Ketua Evergrande Group Hui Ka-yin telah disita oleh kreditor (Foto: Forbes).
Pada 30 Oktober, Pengadilan Tinggi Hong Kong mengumumkan penundaan sidang Evergrande hingga 4 Desember. Ini akan menjadi batas waktu bagi mereka untuk memutuskan likuidasi aset Evergrande. Perusahaan harus mengajukan proposal restrukturisasi spesifik sebelum tanggal tersebut, atau berisiko dilikuidasi.
Sebelumnya, menurut sumber Bloomberg , Ketua Evergrande, Xu Jiayin, juga diawasi di kediamannya. Langkah otoritas Tiongkok ini menunjukkan bahwa Evergrande mungkin terlibat dalam penyelidikan kriminal.
Selain itu, Hengda Real Estate, anak perusahaan utama Evergrande, juga sedang diselidiki, melumpuhkan kemampuan Evergrande untuk menerbitkan obligasi baru kepada kreditor asing.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)