Nicholas A. Basbanes dan Nicholas Gage, yang sebelumnya menulis untuk New York Times, mengatakan bahwa OpenAI dan Microsoft “mengancam keberadaan para penulis karena para tergugat menyalin karya para penggugat untuk membangun pasar periklanan besar-besaran yang kini bernilai miliaran dolar, tanpa izin atau pembayaran mereka.”
Ilustrasi: CMU
Gugatan yang diajukan oleh kedua jurnalis tersebut – yang diperkirakan akan menjadi awal dari kampanye class action – menambahkan bahwa, mengingat investasi yang telah terkumpul dan valuasi perusahaan seperti OpenAI saat ini, adalah “tidak masuk akal” untuk mengatakan bahwa mendapatkan lisensi dari pemegang hak cipta untuk melatih model AI akan “sangat mahal” dan oleh karena itu “menghambat pertumbuhan industri yang baru lahir ini”.
Mereka menambahkan bahwa perusahaan AI bisa saja menandatangani perjanjian lisensi bagi hasil untuk mengurangi biaya awal, "tetapi para terdakwa justru memutuskan untuk mencuri. Mereka tidak berbeda dengan pencuri lainnya."
Industri hak cipta, termasuk industri musik , sastra, dan film, bersikeras bahwa perusahaan AI harus meminta izin dari pemilik hak cipta sebelum menggunakan konten yang ada untuk melatih model AI.
Namun, sebagian besar perusahaan AI berpendapat bahwa penggunaan konten semacam itu "legal" menurut hukum AS, yang berarti izin tidak diperlukan. Saat ini, terdapat banyak gugatan hukum yang sedang diajukan di pengadilan AS untuk menguji argumen tersebut.
Dalam gugatannya terhadap OpenAI, yang diajukan akhir bulan lalu, New York Times menyatakan: "Jurnalisme independen sangat penting bagi demokrasi kita. Sejak berdirinya negara kita, perlindungan hak cipta yang kuat telah memungkinkan mereka yang mencari dan menerbitkan berita untuk mengamankan hasil kerja keras dan investasi mereka... Namun, para tergugat menolak untuk mengakui perlindungan ini."
Dalam sebuah postingan blog baru-baru ini, pengacara kekayaan intelektual terkemuka Kate Downing mengatakan bahwa kasus NYT terhadap OpenAI tampak sangat kuat. "Keluhan tersebut mencakup banyak contoh yang sangat jelas tentang model OpenAI yang mereproduksi konten The Times hampir kata demi kata," ujarnya. "The Times secara meyakinkan berargumen bahwa kontennya sangat berharga untuk pelatihan AI," lanjutnya.
Gugatan NYT juga menggarisbawahi bagaimana "para jurnalis berusaha keras untuk menghasilkan cerita mereka, mengambil risiko fisik yang besar demi nilai jurnalisme berkualitas tinggi... Perjuangan The Times menunjukkan bagaimana jurnalisme secara umum berjuang untuk beradaptasi dengan dunia daring," tambahnya.
Hoang Hai (menurut NYT, CMU)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)