Menurut laporan Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, pada tahun 2024, Indonesia akan mengekspor 9,18 juta ton beras, dengan perkiraan omzet sebesar 5,75 miliar dolar AS. Dibandingkan tahun lalu, ekspor beras hanya meningkat 12,9% dalam volume, tetapi nilainya meningkat tajam sebesar 23%.

Industri beras negara kita juga telah mencatat rekor historis, baik dalam hal produksi maupun nilai, sejak tahun 1989 (tahun pertama Vietnam mengekspor beras) hingga saat ini. Khususnya, Vietnam telah menjadi negara pertama di dunia yang memproduksi beras berkualitas tinggi dan rendah emisi dalam skala besar seluas 1 juta hektar.

Pada konferensi dialog Perdana Menteri dengan petani Vietnam tahun 2024, pada pagi hari tanggal 31 Desember, Bapak Le Thanh Long (provinsi An Giang ) menyampaikan isu terkait target pengurangan emisi, pengembangan pasar kredit karbon, Proyek Pembangunan Berkelanjutan seluas 1 juta hektar untuk budidaya padi berkualitas tinggi dan rendah emisi yang dikaitkan dengan pertumbuhan hijau di wilayah Delta Mekong...

Oleh karena itu, Tn. Long bertanya kepada Pemerintah solusi apa yang akan dimilikinya untuk mempromosikan pasar kredit karbon dan melaksanakan proyek beras 1 juta hektar di waktu mendatang.

le minh hoan.jpg
Menteri Le Minh Hoan berbagi kisah tentang kredit karbon dalam proyek 1 juta hektar padi berkualitas tinggi dan pengurangan emisi di Delta Mekong. Foto: VGP

Menanggapi pertanyaan para petani, Menteri Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Le Minh Hoan mengatakan bahwa Provinsi An Giang sangat aktif dalam melaksanakan proyek 1 juta hektar padi berkualitas tinggi. Dalam model percontohan, An Giang melaporkan penurunan biaya produksi sebesar 20-30%. Dari situ, terlihat bahwa pengurangan biaya akan meningkatkan keuntungan petani. Ini merupakan hasil yang sangat baik.

Terkait kisah kredit karbon, Perdana Menteri telah mengarahkan pengembangan mekanisme kebijakan untuk pasar komoditas ini. Namun, Menteri Le Minh Hoan menekankan bahwa pasar kredit karbon masih sangat baru bagi dunia dan Vietnam. Oleh karena itu, berbagai kementerian dan sektor terkait sedang bersatu untuk mengusulkan kepada Pemerintah agar menerbitkannya.

Selain itu, ia juga mencatat, kita tidak berbicara tentang berapa banyak uang yang bisa kita dapatkan dari penjualan kredit ini, tetapi manfaat yang dihasilkan proyek ini sangat besar dan lebih bermanfaat bagi produksi pertanian Vietnam.

"Misalnya, jerami dapat diolah menjadi pelet atau digunakan sebagai produk untuk panen berikutnya. Proyek kredit karbon memiliki tujuan yang lebih luas dan umum, bukan sekadar menjual dengan harga tertentu. Saya sampaikan ini agar para petani dapat memahami tujuan dan makna proyek kredit karbon," ujar Menteri Hoan.

Sebelumnya, Menteri Le Minh Hoan mengakui bahwa proyek 1 juta hektar lahan beras berkualitas tinggi di Delta Mekong telah memberikan hasil yang baik bagi para petani padi. ​​Hal ini dianggap sebagai sebuah revolusi untuk mengembangkan industri beras yang lebih kuat dan lebih luas, sekaligus membangun merek beras Vietnam yang mengurangi emisi sehingga semakin banyak mitra internasional yang mengetahuinya.

Kepala sektor pertanian juga menekankan tujuan restrukturisasi industri beras menuju keberlanjutan, beradaptasi dengan perubahan iklim dan tren konsumsi hijau global.

Ia mengemukakan, pembangunan pertanian berkelanjutan tidak bisa hanya berfokus pada produktivitas dan hasil saja, tetapi juga perlu bertujuan untuk mengurangi biaya produksi, meningkatkan mutu dan nilai beras, serta menjamin lingkungan dan kesehatan petani.

Oleh karena itu, Menteri meminta agar pihak berwenang, pelaku usaha, dan koperasi di semua tingkatan mendampingi petani. Khususnya, pelaku usaha perlu berkomitmen untuk membeli beras dengan harga lebih tinggi dari harga pasar guna mendorong petani bergabung dengan koperasi, menciptakan motivasi untuk bekerja sama, dan meningkatkan keuntungan. Pihak berwenang dan komite partai di semua tingkatan perlu bekerja sama, mendengarkan, dan segera menyelesaikan kesulitan, sehingga tercipta kepercayaan dan keterikatan petani terhadap rantai produksi.

Menanam padi untuk mengurangi emisi: Kredit karbon belum terjual, petani telah menerima imbalan besar Setelah Can Tho, meskipun kredit karbon belum terjual, banyak petani di provinsi Kien Giang telah menerima imbalan besar karena menanam padi untuk mengurangi emisi.