Para ilmuwan mengungkap peta otak manusia dewasa yang paling rinci, yang mengungkap susunan dan fungsi 3.300 jenis sel otak.
Sel Purkinje, sel saraf besar di serebelum, terletak di bagian belakang dan bawah otak. Foto: Steve Gschmeissner/Science Photo Library
Studi baru tentang atlas sel otak manusia ini diterbitkan pada 12 Oktober dalam 21 makalah yang diterbitkan dalam tiga jurnal: Science, Science Advances , dan Science Translational Medicine . "Ini bukan sekadar atlas, tetapi benar-benar membuka bidang baru di mana Anda dapat mengamati otak hewan dengan resolusi seluler yang sangat tinggi, yang sebelumnya tidak mungkin," kata Ed Lein, seorang ahli saraf di Allen Institute for Brain Science dan penulis utama lima makalah tersebut.
Penelitian baru ini merupakan bagian dari proyek besar oleh National Institutes of Health (NIH), yang dimulai pada tahun 2017 dan bertujuan untuk membuat katalog sel-sel otak tikus, manusia, dan primata non-manusia.
Sel-sel yang dipetakan mencakup neuron—sel otak yang berkomunikasi melalui pesan elektrik dan kimiawi—dan sel-sel lain dalam jumlah yang kurang lebih sama. Otak manusia dewasa mengandung sekitar 86 miliar neuron, plus minus 8 miliar, dan sekitar 84 miliar sel lainnya.
Tim ini menggunakan teknik yang disebut transkriptomik untuk mengatalogkan semua RNA di setiap sel. RNA adalah molekul genetik yang membawa instruksi untuk memproduksi protein dan melakukan tugas-tugas penting lainnya. Mereka juga menggunakan epigenetika untuk memeriksa sinyal-sinyal kimia yang berada di atas DNA dan mengendalikan bagaimana gen digunakan. Studi-studi individual yang termasuk dalam proyek ini mencakup data dari ratusan ribu hingga jutaan sel otak.
Dengan menggabungkan teknik-teknik ini, tim menciptakan peta sel otak manusia yang sedang berkembang dan dewasa, serta otak beberapa kelompok primata lainnya, seperti marmoset ( Callithrix ) dan kera ( Macaca ). Mereka kemudian dapat membandingkan otak manusia dan primata secara langsung, dan mengungkapkan bahwa banyak jenis sel di otak manusia juga terdapat pada simpanse dan gorila. Namun, terlepas dari jenis sel yang sama, aktivitas gen sel-sel ini sangat berbeda pada manusia dan primata, yang menyebabkan perbedaan dalam cara sel-sel tersebut berkoordinasi.
Meskipun detailnya belum pernah ada sebelumnya, peta otak manusia ini baru merupakan draf pertama tim. Selanjutnya, mereka ingin menguraikan fungsi sel-sel otak yang baru ditemukan, yang sebagian besar terletak jauh di dalam otak, dalam struktur seperti batang otak. Mereka juga ingin memahami bagaimana aktivitas genetik berbagai sel berkontribusi terhadap perkembangan penyakit neurologis.
Thu Thao (Menurut Live Science )
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)