Berdasarkan dokumen yang baru saja ditandatangani, India setuju untuk mengekspor beras putih (non-basmati) ke Nepal sebanyak 95.000 ton, Pantai Gading 142.000 ton, Republik Guinea 142.000 ton, Malaysia 170.000 ton, Filipina 295.000 ton, Kamerun 190.000 ton, dan Republik Seychelles 800 ton. Total beras yang diekspor kali ini mencapai lebih dari 1,034 juta ton.
India mengumumkan akan mengekspor lebih dari 1 juta ton beras ke 7 negara
Ini adalah kedua kalinya India memutuskan untuk mengekspor beras melalui jalur diplomatik sejak larangan ekspor beras putih non-basmati dikeluarkan pada 20 Juli 2023. Pada akhir Agustus 2023, India setuju untuk mengekspor 79.000 ton ke Bhutan, 50.000 ton ke Singapura, dan 14.000 ton ke Mauritius.
Saat ini, ekspor diplomatik India yang mencapai lebih dari 1 juta ton beras merupakan pesan yang jelas bahwa negara tersebut tidak akan melonggarkan kontrol ekspornya. Hal ini akan membuat pasar beras global tetap berada dalam kondisi pasokan rendah dan harga tinggi.
Pembatasan ekspor beras yang diterapkan India adalah: Melarang ekspor beras putih non-basmati; mengenakan pajak ekspor sebesar 20% pada beras parboiled dan menerapkan harga ekspor dasar sebesar $1.200/ton untuk beras basmati, yang akan berakhir pada tanggal 15 Oktober.
Para pedagang memperkirakan bahwa setelah 15 Oktober, India akan melonggarkan pembatasan ekspor beras karena panen terbesar dan hasil produksi yang melimpah tahun ini. Namun, harapan tersebut tampaknya tidak akan terwujud dan India masih ingin mengontrol ketat jumlah beras yang diekspor. Oleh karena itu, di masa mendatang, negara-negara pengimpor beras akan meningkatkan pembelian, sehingga pasar dunia semakin bergairah.
Pada 18 Oktober, informasi terbaru dari Asosiasi Pangan Vietnam (VFA) menyebutkan bahwa harga beras pecah 5% dan 25% dari Vietnam masing-masing naik 10 dolar AS menjadi 633 dan 618 dolar AS/ton. Sementara itu, beras pecah 5% dari Thailand hanya naik 1 dolar AS menjadi 582 dolar AS/ton, sementara beras pecah 25% turun 1 dolar AS menjadi 532 dolar AS/ton.
Dengan demikian, harga beras Vietnam berada pada level tertinggi di dunia, 51 USD/ton lebih tinggi daripada beras Thailand dengan kualitas yang sama.
Dengan kenaikan yang sama sebesar 10 USD seperti di Vietnam, beras pecah 5% Pakistan hanya mencapai 573 USD/ton dan beras pecah 25% mencapai 493 USD/ton.
Sejak awal tahun hingga akhir September, ekspor beras mencapai omzet 3,66 miliar USD, meningkat 40% dibanding periode yang sama tahun lalu dan melampaui omzet ekspor sepanjang tahun 2022 sebesar 3,5 miliar USD.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)