Akibat pengaruh badai No. 4 , kecamatan Mau Duc, distrik Con Cuong mengalami hujan lebat berkepanjangan disertai badai petir yang sangat besar.
Menyadari situasi kritis tersebut, Komite Rakyat Komune Mau Duc menginstruksikan para petani untuk memanen padi dan tanaman pangan guna mengurangi kerusakan. Namun, warga baru memanen sekitar 200 hektar, sementara hampir 130 hektar lahan lainnya belum dipanen dan terendam serta rusak akibat banjir.
Keluarga Ibu Giang sedih menyaksikan padi yang dipanen tidak dapat dirontokkan dan dikeringkan, sehingga benihnya bertunas (Foto: Nguyen Phe).
Khususnya areal padi yang telah dipanen dan diangkut pulang namun karena hujan dan lembab, tidak ada sinar matahari yang dapat mengeringkannya, sehingga padi tersebut berkecambah dan tidak dapat dimanfaatkan.
Ibu Lang Thi Giang, dari klaster produksi Desa Na Duoi, Kecamatan Mau Duc, memiliki 3 sao beras musim panas-gugur, dengan perkiraan hasil panen 3,5 kuintal/sao. Namun, karena hujan deras, keluarga Ibu Giang belum memanen padi karena terendam banjir dan langsung bertunas di ladang.
"Hujan turun selama 10 hari, jadi meskipun padi sudah matang, kami tidak punya waktu untuk memanennya. Saat panen, kami tidak tahu di mana harus menjemurnya. Ketika air surut, kami pergi ke sawah untuk memeriksa dan sebagian besar padi sudah bertunas dan berwarna putih. Kami memanen padi yang sudah bertunas untuk pakan ternak kami. Tahun ini, keluarga saya kehilangan segalanya," ungkap Ibu Giang.
Dalam situasi yang sama, musim ini, keluarga Bapak Quang Van Binh (yang tinggal di Desa Na Duoi, Kecamatan Mau Duc) menanam 3 sao padi. Ketika mendengar bahwa Badai No. 4 akan segera menerjang, keluarganya mengerahkan seluruh tenaga mereka untuk memanen.
Semua padi yang dipanen oleh keluarga Ibu Lo Thi Quy, yang tinggal di desa Na Duoi, kecamatan Mau Duc, rusak (Foto: Nguyen Phe).
"Setelah panen, hujan deras sehingga padi tidak bisa dikeringkan. Oleh karena itu, hanya dalam 3 hari, beras yang disimpan di rumah sudah bertunas putih," ujar Bapak Binh.
Pada tanggal 26 September, berbicara dengan reporter Dan Tri , Tn. Vo Dinh Thanh, Ketua Komite Rakyat Komune Mau Duc, mengatakan bahwa selama badai No. 4 baru-baru ini, komune tersebut terkena dampak serius dan mengalami kerusakan berat.
Secara khusus, areal persawahan musim dingin-semi hampir seluruhnya hilang, hampir 14 hektare produk perairan rusak lebih dari 30%, jalan menuju desa longsor di puluhan tempat dengan panjang berkilo-kilometer, jembatan dan gorong-gorong hanyut dan rusak...
Akibat dampak Badai No. 4, sawah di desa kami yang siap panen hampir rusak total. Kerugian akibat kerusakan padi mencapai hampir 7 miliar VND; kerugian lainnya sekitar 3 miliar VND.
Jembatan longsor (Foto: Dinh Thanh).
Kami berharap para atasan dapat memberikan dukungan dalam penanganan tanah longsor di area sekolah, rumah tangga, serta jalan antardesa dan antarkelurahan. Khususnya, dukungan untuk kerusakan beras dan tanaman pangan agar masyarakat dapat memulihkan kondisi psikologis dan ekonomi pascabanjir, serta dapat melanjutkan produksi," ujar Bapak Thanh.
Komune Mau Duc merupakan daerah yang terletak di sebelah barat Nghe An dengan 85% penduduknya merupakan kelompok etnis Thailand; 10% merupakan Kinh, Hoa dan kelompok etnis lainnya.
Selain pekerjaan utama menanam padi sawah dan jagung dataran tinggi, masyarakat di sini juga memiliki kerajinan tradisional seperti: menenun, membuat anggur beras...
Seluruh komune Mau Duc memiliki 1.481 rumah tangga dengan 6.181 orang, yang mana 273 adalah rumah tangga miskin (mencakup 19,84%), 446 adalah rumah tangga hampir miskin (mencakup 32,41%).
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/an-sinh/130ha-lua-tan-hoang-sau-lu-xa-ngheo-thiet-hai-10-ty-dong-20240926120410468.htm
Komentar (0)