Pada dialog antara pekerja dan Ketua Majelis Nasional, pekerja perempuan, Ibu H'chuyen Nie (Perkebunan Karet Cuor Dang, Perusahaan Saham Gabungan Karet Dak Lak ) mengatakan bahwa pekerja pergi bekerja pertama-tama untuk mendapatkan gaji guna menghidupi diri sendiri dan keluarga, dan kemudian untuk berkontribusi dalam membangun negara.
Masalah gaji menjadi perhatian semua pekerja, terutama mereka yang terlibat langsung dalam produksi.
Pekerja perempuan H'chuyen Nie (Foto: To The).
Pekerja perempuan berkomentar bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Negara telah memperhatikan peningkatan gaji pokok dan upah minimum regional untuk mengurangi kesulitan dan meningkatkan kehidupan pegawai negeri sipil, pegawai negeri sipil, dan pekerja.
Namun, kenyataannya, meskipun upah tidak naik, harga-harga justru naik. Akhir-akhir ini, harga pangan seperti daging babi dan berbagai kebutuhan pokok terus meningkat, sementara upah minimum belum memenuhi standar hidup minimum pekerja. Gaji sebagian besar pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil juga jauh dari memenuhi kebutuhan hidup dasar.
Ditunjuk oleh Ketua Majelis Nasional untuk mengklarifikasi masalah yang diangkat oleh pekerja, Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang dan Urusan Sosial Dao Ngoc Dung menyebutkan masalah reformasi gaji.
Beliau mengatakan bahwa selama 3 tahun pandemi Covid-19, gaji pegawai negeri sipil dan pegawai negeri sipil di sektor publik tidak mengalami kenaikan. Namun, Negara tetap menyesuaikan upah minimum regional yang berlaku bagi pekerja dan subsidi bagi penerima perlindungan sosial serta orang-orang berprestasi.
Mulai 1 Juli 2022, semua subjek di atas akan menerima gaji dan tunjangan baru, 6 bulan lebih awal dari biasanya.
Menteri Dao Ngoc Dung saat berdialog dengan para pekerja (Foto: Pham Thang).
"Mengenai upah minimum regional, pada 8 Agustus, Dewan Pengupahan Nasional akan bertemu untuk mendengarkan pendapat dan usulan dari Konfederasi Buruh Vietnam dan Federasi Perdagangan dan Industri Vietnam guna menilai situasi terkini, mempertimbangkan tingkat produksi dan bisnis, situasi produksi perusahaan, situasi dan pendapatan pekerja, serta tingkat pertumbuhan ekonomi ... Dari sana, Dewan Pengupahan Nasional akan menghitung apakah upah minimum akan disesuaikan pada tahun 2024 atau tidak, dan jika ya, pada tingkat berapa," ujar Menteri Ketenagakerjaan, Penyandang Disabilitas, dan Sosial.
Oleh karena itu, pihak-pihak terkait membahas upah minimum regional. Pendapat yang muncul diperkirakan akan sangat berbeda.
"Dewan Pengupahan Nasional perlu melakukan penilaian yang fundamental dan sistematis sebelum mengajukan usulan kenaikan upah minimum. Prinsipnya adalah melakukan perhitungan yang harmonis untuk menjamin kehidupan pekerja sekaligus menciptakan kondisi bagi usaha untuk pulih dan berkembang," tegas Menteri.
Mengenai masalah ini, Ketua Majelis Nasional Vuong Dinh Hue mengatakan bahwa reformasi gaji di sektor publik dan gaji non-perusahaan akan dilaksanakan sesuai dengan Resolusi 27 Komite Eksekutif Pusat.
Oktober ini, Majelis Nasional akan mempertimbangkan peta jalan reformasi gaji berdasarkan keseimbangan sumber daya.
Bagi sektor usaha, negara tetap melakukan penyesuaian upah minimum regional setiap tahunnya berdasarkan kebutuhan hidup layak, fluktuasi indeks harga konsumen (IHK), serta keharmonisan hubungan antara pekerja dengan dunia usaha, karena gaji yang dibayarkan sangat berkaitan dengan biaya usaha.
"Jika biaya input terlalu tinggi, bisnis tidak dapat bertahan, dan pekerja juga akan kesulitan mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang stabil," jelas Ketua Majelis Nasional. Proses negosiasi perlu dibahas secara cermat dari perspektif tersebut.
Periode kebijakan sosial 10 tahun 2012-2022 akan dirangkum. Komite Sentral akan mengeluarkan resolusi tentang kebijakan sosial untuk periode 2022-2030, dengan visi hingga 2045, dan tujuan yang sangat jelas.
Menurut Menteri Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas dan Sosial Dao Ngoc Dung, di antara tujuannya, Vietnam berupaya menjadi salah satu negara pelopor dalam membangun kebijakan sosial dan ketenagakerjaan yang memuaskan pada tahun 2030.
Terdapat tiga terobosan terkait isu sosial yang akan dipilih untuk diimplementasikan. Ketiganya adalah membangun pasar tenaga kerja yang stabil, dengan fokus pada mata pencaharian yang stabil dan berkelanjutan. Sistem jaminan sosial berfokus pada penyediaan layanan minimum untuk kesehatan dan pendidikan. Selain itu, kebijakan juga akan berfokus pada pengembangan sistem perumahan dengan tujuan menghilangkan 100.000 rumah sementara bagi distrik miskin pada tahun 2025 dan berupaya mendukung pembebasan rumah sementara di daerah pedesaan pada tahun 2030, dengan target membangun 1 juta rumah murah.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)