"Mutiara Vietnam" resmi mencetak rekor bersejarah ketika melampaui angka 5 miliar dolar AS. Namun, kekuatan negara kita ini menerima kabar buruk dari pelanggan terbesar kedua dan berisiko kehilangan hampir 700 juta dolar AS tahun depan.
Statistik awal dari Departemen Umum Bea Cukai menunjukkan bahwa hingga 15 November, negara kita telah mengekspor lebih dari 8 juta ton beras, menghasilkan 5,05 miliar USD - rekor tertinggi dalam sejarah.
Harga ekspor beras rata-rata Vietnam dalam 10 bulan terakhir mencapai 626 USD/ton, naik 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pasar ekspor utama untuk produk yang dikenal sebagai "mutiara Vietnam" ini masih Filipina dan Indonesia, masing-masing menyumbang 46% dan 13,5% dari omzet ekspor beras dalam 10 bulan terakhir.
Namun, baru-baru ini, dalam jumpa pers, Bapak Zulkifli Hasan - Menteri Koordinator Bidang Pangan Indonesia - mengatakan bahwa negara ini mungkin tidak akan mengimpor beras pada tahun 2025.
Ini dianggap kabar buruk bagi beras Vietnam. Pasalnya, dalam 2 tahun terakhir, Indonesia telah menghabiskan banyak uang untuk membeli beras Vietnam dan menjadi konsumen terbesar kedua, setelah Filipina.
Hingga akhir Oktober tahun ini, ekspor beras Vietnam ke pasar Indonesia mencapai hampir 1,09 juta ton, menghasilkan lebih dari 655 juta dolar AS. Artinya, jika Indonesia berhenti mengimpor tahun depan, ekspor beras Vietnam bisa kehilangan hampir 700 juta dolar AS dari pasar ini.
Produksi beras Indonesia diperkirakan turun 2,43% tahun ini menjadi 30,34 juta ton, akibat cuaca kering berkepanjangan pada tahun 2023, yang akan menunda penanaman dan panen, menurut badan statistik negara tersebut.
Akibatnya, impor beras Indonesia melonjak dalam dua tahun terakhir, mencapai lebih dari 3 juta ton per tahun. Tahun ini, negara Asia Tenggara tersebut menargetkan impor hingga 3,6 juta ton beras.
Bapak Zulkifli Hasan mengatakan, jika tahun depan harus impor, mungkin hanya sedikit saja tergantung pasokan, dan sebagian jatah impor tahun ini yang tidak bisa terpenuhi akan dialihkan ke tahun depan.
Selain itu, Indonesia juga berencana untuk memperluas lahan padi dari 750.000 menjadi 1 juta hektar pada tahun 2025 untuk mencapai tujuan swasembada pangan yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
[iklan_2]
Sumber: https://vietnamnet.vn/vua-lap-ky-luc-hat-ngoc-viet-lai-nhan-tin-xau-nguy-co-hut-thu-700-trieu-usd-2345426.html
Komentar (0)