Hubungan diplomatik yang kuat akan menjadi kunci untuk membuka peluang bagi bisnis semikonduktor di Vietnam, membantu mereka berpartisipasi secara mendalam dalam rantai pasok semikonduktor regional dan global. (Sumber: iStock) |
Situs berita tersebut mengutip wawancara dengan Menteri Sains dan Teknologi Vietnam, Huynh Thanh Dat, yang menyatakan bahwa program manufaktur cip nasional mencakup pendanaan bagi industri melalui dana sains dan riset gabungan antara negara dan perusahaan swasta seperti FPT. Berbagai perusahaan, mulai dari Nvidia (AS) hingga Samsung (Korea Selatan), tengah berupaya meningkatkan produksi cip di Vietnam.
Vietnam diperkirakan akan menerima jutaan dolar berdasarkan Undang-Undang CHIPS dan Sains AS, dan juga akan menjadi rumah bagi pabrik perakitan dan pengujian global terbesar Intel.
Nikkei Asia juga mengutip Jose Fernandez, Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan Hidup, yang mengatakan bahwa Vietnam telah menarik puluhan perusahaan di sektor semikonduktor dan banyak perusahaan AS lainnya akan berinvestasi di Vietnam jika Vietnam memiliki cukup energi terbarukan untuk memenuhi tujuan hijau mereka.
Vietnam perlu mencapai kesepakatan transfer teknologi dengan negara-negara terdepan di sektor cip. Negara Asia Tenggara ini berencana melonggarkan kebijakan untuk menarik para ahli asing, yang belakangan ini kesulitan mendapatkan izin kerja.
Untuk tujuan tersebut, berbagai universitas meluncurkan kursus pelatihan semikonduktor melalui kemitraan dengan sejumlah perusahaan seperti Samsung.
Vietnam bermaksud melatih 50.000 insinyur untuk industri semikonduktor pada tahun 2030 berdasarkan fondasi pendidikan sains dan teknologi yang kuat.
Dalam sebuah wawancara saat kunjungan baru-baru ini ke Vietnam, Wakil Menteri Luar Negeri AS Fernandez menyampaikan bahwa Vietnam merupakan kandidat utama penerima subsidi berdasarkan Undang-Undang CHIPS Washington. Jumlah pastinya dalam USD akan dihitung berdasarkan laporan penilaian Februari ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)