Menurut Wakil Ketua Komite Sosial Majelis Nasional Dang Thuan Phong, dalam penyesuaian gaji sebelumnya, pensiun telah disesuaikan dan ditingkatkan berkali-kali lipat bagi para pensiunan sesuai ketentuan Undang-Undang Asuransi Sosial saat ini.
Bapak Phong menjelaskan bahwa IHK meningkat berkali-kali lipat seiring dengan kenaikan gaji pensiunan. Jika angka-angka ini dijumlahkan, pensiun hanya akan naik 11,5%, tetapi akan setara dengan kenaikan 30% untuk pejabat, pegawai negeri sipil, dan pegawai negeri sipil. Namun, karena kehidupan pensiunan masih sulit, Komite Pengarah Reformasi Gaji mempertimbangkan untuk menyesuaikan kenaikan dari 11,5% menjadi 15%. Oleh karena itu, jika indeks IHK dijumlahkan, pensiun yang sebenarnya akan naik lebih dari 30%.
Menurut Wakil Ketua Komite Sosial, hal ini menunjukkan sisi kemanusiaan dalam kebijakan, ketika mengutamakan para pensiunan, terutama pensiunan yang hidupnya sulit.
Mengenai penundaan ketiga reformasi gaji komprehensif sesuai Resolusi 27, Bapak Phong mengatakan bahwa Resolusi sidang tersebut dengan jelas menyatakan: "Terapkan reformasi gaji sesuai Resolusi No. 27-NQ/TW di sektor publik sesuai peta jalan, langkah demi langkah, dengan hati-hati, dan tegas, memastikan kelayakan dan berkontribusi pada peningkatan taraf hidup penerima gaji. Implementasi reformasi gaji baru perlu didasarkan pada pembentukan posisi jabatan dan tingkat gaji yang sesuai."
Namun, ini merupakan proses jangka panjang, sementara penentuan posisi jabatan masih belum sinkron dan konsisten antarkementerian, antarcabang, antardaerah bahkan dalam bidang yang sama, atau di angkatan bersenjata, masih banyak masalah yang perlu diidentifikasi secara jelas terkait dengan reformasi gaji...
Oleh karena itu, Komite Pengarah Reformasi Gaji telah sepakat untuk mengajukan rencana "perlambatan" agar Pemerintah memiliki lebih banyak waktu untuk meninjau dan menghitung dengan cermat, berdasarkan formula penentuan posisi pekerjaan berdasarkan perampingan penggajian, yang menjadi dasar perhitungan koefisien gaji, tingkat gaji... secara tepat," ujar Bapak Phong.
Ada juga fluktuasi tertentu dalam gaji militer, dengan tiga skala gaji yang harus ditentukan sedikit demi sedikit.
"Untuk masalah lain, kami juga merasa kesulitan. Karena, saat ini, untuk unit layanan publik, tenaganya sangat besar tetapi total otonominya (baik belanja rutin maupun investasi) sangat rendah. Total otonomi dalam belanja rutin kurang dari 30%, sementara APBN harus menanggung lebih dari 70%. Jika kita tidak bisa menyelesaikan masalah posisi jabatan di unit layanan publik dan mekanisme penyelesaiannya, kita tidak tahu bagaimana menghitung sumber daya untuk mengatasi masalah ini," ujar Bapak Phong.
Wakil Ketua Komite Sosial Majelis Nasional menyarankan agar Pemerintah melakukan tinjauan komprehensif ke depannya untuk mencapai konsensus mengenai pengelolaan upah oleh negara, sehingga dapat menemukan solusi yang lebih efektif. Khususnya, reformasi upah perlu dipertimbangkan secara cermat berdasarkan kondisi sumber daya, terutama untuk periode setelah tahun 2026 karena belum memungkinkan untuk memperkirakan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan reformasi upah pada periode tersebut. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan perhitungan sumber daya dan solusi implementasi yang efektif.
[iklan_2]
Sumber: https://vov.vn/chinh-tri/tang-luong-tu-17-vi-sao-luong-huu-chi-tang-15-post1104628.vov
Komentar (0)