Pada malam tanggal 3 Juni, Letnan Jenderal To An Xo, juru bicara Kementerian Keamanan Publik, menjawab pertanyaan pada konferensi pers Pemerintah tentang kasus narkoba terkemuka terkini.
Letnan Jenderal To An Xo menegaskan, Kementerian Keamanan Publik senantiasa mengidentifikasi kejahatan narkoba sebagai kejahatan segala jenis, sehingga pengorganisasian pemberantasannya dilakukan dengan sangat keras dan ketat.
"Dalam 6 bulan terakhir, kepolisian telah mendeteksi dan menindak lebih dari 13.000 kasus narkoba dengan lebih dari 20.000 pelaku; menyita 14.225 kg heroin; 4.023 kg narkoba sintetis; 982.039 pil narkoba sintetis; dan 210 kg ganja," ungkap juru bicara Kementerian Keamanan Publik.
Menurut Letnan Jenderal To An Xo, melalui perang melawan peredaran dan pengangkutan narkoba di banyak rute dan area utama, yang terkait erat dengan jenis kejahatan lainnya, telah terungkap bahwa orang asing berkolusi dan berhubungan dengan beberapa warga negara dalam negeri untuk memperdagangkan dan mengangkut narkoba secara ilegal.
Orang asing memanfaatkan rute udara untuk mengangkut narkoba secara ilegal di beberapa bandara di Vietnam; mereka yang masuk atau transit untuk membawa narkoba ke Vietnam untuk dikonsumsi atau ke negara ketiga.
"Contoh kasus pramugari adalah contoh tipikal. Setelah mengungkapnya, Kementerian Keamanan Publik menyelidiki, mengungkap petunjuk, dan menangkap 200 orang terkait. Kasus ini akan terus diselidiki. Saat ini, pengangkutan narkoba melalui udara cukup rumit," ujar Letnan Jenderal To An Xo.
Selain itu, Bapak To An Xo juga memperingatkan bahwa situasi penyalahgunaan narkoba yang terorganisir di gedung dansa, bar, dan gedung-gedung tinggi di beberapa daerah sangatlah rumit. Demi keuntungan, beberapa tempat hiburan dan pemilik beberapa tempat usaha dengan kondisi keamanan dan ketertiban serta layanan yang sensitif telah menutup mata terhadap penyalahgunaan narkoba di tempat usaha yang mereka kelola.
Letnan Jenderal To An Xo mengatakan, pemberantasan narkoba harus menghentikan pasokan, namun yang lebih penting adalah mengurangi permintaan, artinya mengurangi jumlah masyarakat yang menggunakan dan kecanduan narkoba.
Hingga 15 Maret, jumlah total pecandu dan pengguna narkoba mencapai 233.906 orang, di mana lebih dari 184.000 orang di antaranya merupakan pecandu; hampir 50.000 orang menggunakan narkoba secara ilegal.
"Tujuan saat ini adalah mengurangi permintaan, menjadikan wilayah permukiman dan desa bebas narkoba, membantu pecandu narkoba berhenti, dan mendorong masyarakat menjauhi dan menghindari narkoba ketika mereka mendengarnya," tegas juru bicara Kementerian Keamanan Publik.
Bapak To An Xo menyampaikan bahwa Kementerian Keamanan Publik akan terus melaksanakan proyek-proyek khusus guna menangkap dan memblokir sumber pasokan, bahkan menyerang organisasi, jaringan, dan dalangnya, tidak menyerang para pengedarnya secara individual, dan berkoordinasi dengan negara-negara yang berbatasan langsung untuk bersama-sama menanggulangi kejahatan narkoba sejak dini dan dari jauh.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)