Keputusan AS untuk menangguhkan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina telah semakin merugikan pasukan Kyiv di medan perang.
Kesulitan Ukraina semakin sulit
Reuters pada 7 Maret mengutip sumber-sumber terpercaya yang menyatakan bahwa situasi pasukan Ukraina di Provinsi Kursk (Rusia) telah memburuk secara signifikan dalam beberapa hari terakhir, karena tentara Rusia melancarkan serangan balasan dan hampir memutus jalur pasokan ke unit-unit garis depan. Sejak serangan di Kursk yang mengejutkan Rusia pada Agustus 2024, operasi Ukraina di sini secara bertahap berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Kementerian Pertahanan Rusia kemarin mengumumkan bahwa mereka telah merebut kembali kendali atas tiga permukiman di Kursk. Ukraina belum menanggapi perkembangan di wilayah ini.
Bagaimana penghentian bantuan militer AS akan memengaruhi Ukraina?
Situasi di medan perang semakin sulit bagi Kyiv setelah keretakan hubungan dengan AS. Washington minggu ini menangguhkan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina. Selain itu, Washington mengumumkan pada 7 Maret bahwa mereka membatasi akses Ukraina ke citra satelit komersial yang dibeli oleh pemerintah AS, termasuk citra jelas yang memberikan gambaran medan perang. Surat kabar The Guardian mengutip sebuah sumber yang mengatakan bahwa kurangnya informasi telah mengurangi akurasi serangan drone Ukraina sekitar 10-15% dibandingkan sebelumnya.
Petugas pemadam kebakaran Ukraina memadamkan kebakaran di sebuah gedung di provinsi Kharkiv pada 8 Maret.
Sementara itu, majalah Time mengutip para pejabat militer yang mengatakan bahwa ratusan warga Ukraina tewas akibat penghentian pembagian intelijen oleh AS. "Masalah terbesarnya adalah moral," kata seorang pejabat, seraya menambahkan bahwa AS, bukan Rusia, yang mencegah militer Kyiv menggunakan senjata terbaiknya.
Karena kurangnya informasi berharga dari Amerika Serikat, terutama mengenai aktivitas yang terjadi di wilayah Rusia, kemampuan Ukraina untuk mengidentifikasi dan memperingatkan serangan udara berkurang secara signifikan. Kemampuan Ukraina untuk menyerang target di wilayah Rusia juga terbatas. Bukan masalah waktu lagi sebelum Eropa dapat mengisi kekosongan intelijen AS untuk Ukraina, sementara AS juga mencegah mitra Eropa berbagi informasi yang mereka terima dari Washington dengan Ukraina.
Tindakan dari AS
Anggota parlemen Republik di AS pada 7 Maret mendesak Presiden Donald Trump untuk memulihkan bantuan kepada Ukraina. Kelompok anggota parlemen tersebut mengatakan bahwa pimpinan Gedung Putih berhak untuk menghentikan sementara transfer senjata guna menilai situasi, menekan sekutu Barat untuk meningkatkan kontribusi mereka kepada Ukraina, dan menciptakan peluang bagi negosiasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Namun, mereka memperingatkan bahwa penangguhan bantuan yang berkepanjangan dapat memengaruhi kemampuan tempur Ukraina, sehingga mengurangi pengaruh Kyiv dalam bernegosiasi dengan Moskow, menurut The Hill.
Tuan Trump 'percaya' pada Tuan Putin, mengatakan bekerja dengan Rusia lebih mudah daripada Ukraina
Senator Thom Tillis mengatakan Ukraina masih memiliki cukup senjata untuk bertahan, tetapi berharap keputusan penangguhan bantuan tidak akan bertahan lama. Sementara itu, Senator Susan Collins, yang juga ketua Komite Alokasi Senat, menentang penangguhan bantuan militer.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa Rusia telah melancarkan serangan udara besar-besaran di banyak wilayah di Ukraina pada dini hari tanggal 7 Maret, mengerahkan hampir 70 rudal dan 200 UAV. Militer Ukraina kemarin mengumumkan bahwa Rusia telah menyerang kota Dobropillia di provinsi Donetsk, menewaskan sedikitnya 11 orang. Moskow tidak menanggapi informasi ini.
Ketika ditanya dalam konferensi pers di Gedung Putih apakah Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan penangguhan dukungan AS terhadap Ukraina untuk melancarkan serangan yang lebih gencar, Trump berkata: "Saya pikir dia (Putin) melakukan apa yang akan dilakukan orang lain. Dia ingin mengakhiri perang. Saya pikir Ukraina juga menginginkannya, tetapi saya tidak melihatnya." Dalam sebuah unggahan di jejaring sosial Truth Social pada 7 Maret, Trump menulis bahwa ia akan mempertimbangkan untuk mengenakan sanksi dan tarif kepada Rusia hingga Moskow dan Kyiv mencapai kesepakatan damai.
Trump berencana menarik pasukan AS dari Jerman
Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk menarik 35.000 tentara AS dari Jerman dan memindahkan mereka ke Eropa Timur, sebuah langkah yang dapat berdampak serius pada hubungan antara AS dan Eropa. Menurut The Telegraph pada 7 Maret, Trump ingin memindahkan pasukan AS dari Jerman ke Hongaria. Saat ini terdapat sekitar 160.000 perwira militer AS yang beroperasi di luar negeri, sebagian besar ditempatkan di Jerman. Sumber-sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan bahwa presiden AS ingin Eropa memperkuat kemampuan pertahanannya, dan semakin frustrasi dengan benua yang memicu konflik. Hongaria, negara yang memiliki hubungan persahabatan dengan Rusia, pada 6 Maret memveto komitmen Uni Eropa (UE) untuk meningkatkan dukungan bagi Ukraina.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/ukraina-bahwa-khi-bi-my-quay-lung-185250308233050378.htm
Komentar (0)