Ukraina mengeksploitasi kerentanan taktis Rusia dengan rudal ATACMS?

Rudal ATACMS menyerang target Rusia di malam hari (Foto: Angkatan Darat Ukraina).

Riley Bailey, seorang analis di organisasi ISW (AS), mengomentari bahwa rudal ATACMS dengan jangkauan serang 165 km yang diberikan Washington kepada Ukraina menyulitkan Rusia, membuat salah satu taktik yang diterapkan Moskow belakangan ini menjadi kurang efektif.

Senjata ini memungkinkan Ukraina menyerang dari jarak jauh, mendekati target bernilai tinggi seperti depot senjata, peralatan, dan amunisi.

Ukraina mengklaim telah menggunakan ATACMS dalam serangan terhadap dua lapangan udara di wilayah yang dikuasai Rusia awal bulan ini, menghancurkan depot amunisi dan helikopter Rusia serta merusak lapangan udara tersebut.

Menurut pakar Bailey, ATACMS memiliki keunggulan penting dibandingkan senjata jarak jauh lain yang dimiliki Ukraina, seperti rudal Storm Shadow milik Inggris dan Prancis, serta roket HIMARS milik AS.

Keunggulan ATACMS adalah terdapat 950 bom curah di dalamnya, yang akan meledak ketika rudal ditembakkan. Versi ATACMS ini mampu menyebabkan kerusakan yang luas.

Fitur ini membantu Ukraina menetralkan taktik Rusia sebelumnya untuk menghadapi serangan jarak jauh Kiev, menurut pakar Bailey.

Menurutnya, sebelum HIMARS muncul Juni lalu, Rusia kerap memusatkan peralatan militer di satu wilayah. Namun, untuk menghadapi HIMARS, Rusia belajar dari pengalamannya dan menyebarkan senjata serta peralatan ke wilayah yang lebih luas guna mengurangi dampak destruktif roket yang diberikan AS kepada Ukraina.

“Pasukan Ukraina berhasil melancarkan serangan HIMARS yang menghancurkan terhadap depot amunisi dan memaksa komando Rusia untuk membubarkan depot amunisi tersebut,” kata Bailey.

Tujuan Rusia adalah untuk mencegah serangan HIMARS Ukraina yang menyebabkan kerusakan terlalu parah jika Moskow gagal mencegat roket tersebut.

Namun, dengan hampir 1.000 amunisi tandan di ATACMS, Ukraina kini dapat menyerang peralatan dan senjata musuh yang terletak berjauhan, dengan jangkauan penghancuran yang jauh lebih luas.

Sebelumnya, dengan HIMARS atau Storm Shadow, Ukraina akan menyerang dengan cara "satu lawan satu", artinya satu rudal akan bertujuan untuk menghancurkan satu target Rusia.

Namun, dengan ATACMS yang membawa amunisi tandan, satu rudal mampu menghancurkan beberapa target berharga. Sebagai contoh, Ukraina pekan lalu mengklaim telah merusak sembilan helikopter militer Rusia dalam sebuah serangan terhadap dua pangkalan militer.

Tn. Bailey mengatakan bahwa komandan Rusia kini menghadapi masalah baru yang harus diadaptasi dan mungkin menganggap ini sebagai tantangan yang lebih besar daripada saat HIMARS muncul.

Ukraina pertama kali mengunggah video penembakan rudal ATACMS, yang menghancurkan 9 helikopter Rusia (Video: Angkatan Darat Ukraina).

Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan ATACMS menandai “babak baru perang ini” dan berarti “tidak ada tempat yang lebih aman bagi pasukan Rusia” di Ukraina.

Salah satu opsi yang bisa dipilih Rusia, ujar Tn. Bailey, adalah terus menyebarkan depot senjata, peralatan, dan amunisi lebih jauh. Hal ini menimbulkan keterbatasan besar, yang menyebabkan beban logistik bagi Moskow.

Keharusan menarik pesawat lebih jauh dari garis depan juga memengaruhi waktu pengerahan pesawat untuk misi tempur.

Meskipun ATACMS efektif, sumber mengatakan AS hanya mengirim 20 ke Ukraina.

Pakar Phillips P. O'Brien dari Universitas St Andrews (Inggris) berkomentar bahwa jumlah ini terlalu kecil, secara tidak langsung memberi Rusia waktu untuk bereaksi dan beradaptasi, serta menemukan cara untuk mencegat ATACMS.

Menurut Tn. O'Brien, Ukraina "seharusnya menerima cukup banyak rudal untuk menghancurkan semua bandara" di wilayah yang dikuasai Moskow.

Sumber: https://dantri.com.vn/the-gioi/ukraine-khai-thac-lo-hong-chien-thuat-cua-nga-bang-ten-lua-atacms-20231028094439814.htm