Pasukan Houthi Yaman telah meyakinkan China dan Rusia bahwa kapal mereka dapat melewati Laut Merah dan Teluk Aden tanpa diserang.
Kantor berita Bloomberg pada 21 Maret mengutip beberapa sumber yang mengatakan bahwa Tiongkok dan Rusia mencapai kesepakatan tersebut dengan pasukan Houthi setelah negosiasi di Oman antara diplomat kedua negara dan Bapak Mohammed Abdel Salam, salah satu tokoh politik terkemuka pasukan Houthi. Sebagai imbalannya, Rusia dan Tiongkok dapat memberikan dukungan politik bagi pasukan ini di badan dan organisasi internasional seperti Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada bulan Januari, Mohammed al-Bukhaiti, seorang pejabat senior Houthi, menegaskan bahwa perairan di sekitar Yaman aman untuk kapal yang tidak terkait dengan negara tertentu, termasuk Israel.
Perjanjian tersebut diumumkan di tengah meningkatnya kerusuhan di Laut Merah karena pasukan Houthi telah berulang kali menyerang kapal-kapal komersial internasional di daerah tersebut sejak pertengahan November tahun lalu, dengan klaim bahwa serangan tersebut merupakan respons terhadap kampanye militer Israel di Gaza.
Serangan-serangan tersebut telah mengganggu pengiriman global, memaksa perusahaan-perusahaan melakukan perjalanan yang lebih jauh dan lebih mahal di sekitar Afrika bagian selatan. AS dan Inggris telah melancarkan serangan balasan terhadap target-target Houthi.
MINH CHAU
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)